Sang perawat (Part 2)

63 15 4
                                    

Bodohnya aku..., suasana ini....., ya tuhan....,Aku berada dirumah sakit jiwa.

Aku mencari wanita itu lagi. Sialan dia sudah pergi. Jangan jangan dia yang membawaku kesini.
Apa yang direncanakannya?.

********
Hari ini adalah hari ke-16 aku berada disini, huft..!! sepertinya pagi ini aku harus melakukan serangkaian tes lagi.
" selamat pagi nona, apa annda mau sarapan?. Akan kutaruh disini, oh ya. Aku membawa kabar baik untukmu, jika hari ini anda lulus tes maka anda boleh pulang besok."

Aku hanya tersenyum, perawat tersebut menaruh nampan berisi roti gandum dengan olesan selai stawbery, ditemani segelas susu coklat dan beberapa potongan buah segar. Asal kalian tahu saja menu yang dibawakan nya adalah sarapan favorite ku. Aku merasa aneh, biasanya setiap hari yang kumakan hanya bubur gandum hambar dengan segelas air putih tapi kali ini. Berbeda, mengejutkan bukan?.

"Sus, apa anda tidak salah kamar?."

" tentu saja tidak nona, ini menu khusus untukmu."

" um begitukah."

Aku memperhatikan perawat cantik didepanku sepertinya ada yang aneh?, seragam ini pernah kulihat sebelumnya. Terdapat kancing yang berbeda dibagian bajunya. Tapi kali ini tidak seperti perawat biasanya, dia memakai name tag dengan tulisan " Lestari Indah ". Apa - apaan ini?.

" maaf apa aku pernah melihat anda sebelumnya?."

" kurasa nona salah orang, saya baru magang disini hari ini."

" tidak - tidak, kemarin aku bertemu seorang perawat sepertimu dia memakai seragam persis sama ,itu....kancing itu berwarna kuning berbeda dengan yang lain."
Ujarku sambil menunjuk kearah kancing bajunya.

" oh ini..., um..,maaf kan saya nona kemarin lusa saya menaruhnya dilaundry kacingnya hilang, karna tersangkut, dan pihak laundry mengantinya dengan kancing warna kuning ini. saya rasa hanya saya yang punya seragam dengan kancing berbeda seperti ini."

" oh tidak kemarin aku......,"

Aku merasa gugup, aku takut bila aku berdebat soal seragamnya. Sekarang aku sedang berada dirumah sakit jiwa, mungkin saja ia menganggapku berhalusinasi atau semacamnya jadi kuputuskan untuk diam.

" ya nona ada apa?."

" tidak aku hanya ingin bertanya, apa anda punya id card?. "

" oh itu..., kurasa hilang. Saya biasa menaruhnya disaku kalau kalau nanti dibutuhkan, tapi kemarin saat laundry saya lupa mengambilnya. Dan pihak laundry juga bilang bahwa tidak ditemukan apa - apa disaku saya, mungkin terjatuh. Sekali lagi saya mohon Maaf."

" tidak apa - apa. Maaf sus kalau aku boleh nanya, nama suster lestari indah ya? dan kemarin- kemarin suster magang dimana?."

"Ya, Nama saya lestari indah biasa dipanggil Lesti dan kemarin saya magang di......"

" suster..., sekarang giliran pasien kamar 207 yang melakukan check up."

" baiklah sebentar... Mari nona saya antar.."

Belum sempat perawat tersebut menjawab. Aku sudah dipanggil, Perawat tersebut menemaniku menuju ruangan tempat biasa aku melakukan serangkaian tes. Kupandangi berulang kali perawat tersebut, memang berbeda dengan Lesti yang kemarin aku temui. Tidak ada bekas luka maupun lebam, hanya kulit putih nan mulus yang kulihat.

" silahkan masuk."

Aku pun masuk kedalam.

" hay Ila, bagaimana keadaanmu?. Nampaknya anda kelihatan baik, apa anda sudah berkenalan dengan perawat baru kami?. Cantik bukan?."

Entahlah, apa ini perasaanku saja atau memang hari ini semuanya kelihatan aneh. Mulai dari perawat dengan seragam dan nama yang sama namun berbeda wajah. Sikap baik dan ramah dari dokter yang biasanya hanya tersenyum padaku. Apa- apaan ini dimejanya tertera nama Drs. Rizwan kamil Sp.KJ . oh jadi ini nama dokter yang selama ini menanganiku.

" ya sepertinya begitu dok."

"Seharusnya ayah anda berada disini, dan memang harusnya dia menemani anda mendengar kan hasil terapi dan tes yang anda jalani selama ini."

" maaf dok, saya terlambat."

Sesosok pria bertubuh kekar mendobrak pintu secara tiba - tiba membuat seisi ruangan menjadi syok. Pria tersebut tidak lain adalah papa ku.

" syukurlah anda tepat waktu, kemarin sudah kujelaskan pada anda semuanya. Sekarang giliran putri anda yang mendengarkannya."

Papa langsung menyambar kursi yang berada disebelahku, dia tersenyum manis kepadaku. Sorot matanya menunjukan kerinduan dan kepuasan secara bersamaan.

" Ila, anda tahu semua terapi yang kami berikan semuanya berhasil, ini dibuktikan dengan hasil tes yang semakin membaik. Ini hasilnya, mulai dari hari pertama hingga hari terakhir. Benar - benar perkembangan yang mengejutkan, saya mengundang ayah anda untuk sama sama menyaksikan hasil nya. Kemari nak.., akan ku putarkan sebuah rekaman video dan kita lihat hasilnya."

Dokter menekan tombol play dan memutar video nya, aku memperhatikannya dengan seksama. Video biasa yang menampilkan kehidupan ditengah perkotaan, dengan suara beragam kendaraan, kebakaran, teriakan, raungan dan tangisan. Tidak ada yang berarti dalam video ini. Mengapa video ini diputar untukku?

" anda lihat sendiri, trauma nya benar - benar hilang. Dokter terima kasih banyak telah menyembuhkan satu - satunya Putri ku sekali lagi terima kasih."

" senang sekali bisa membantu anda."

Papaku sangat senang ia memeluk dan mencium keningku berulang kali, setelah itu dia kembali menyalami Dokter Rizwan dan kembali berdialog dengannya. Semuanya terlihat senang, hanya aku yang saat itu dilanda kebingungan. Lesti mendekatiku dan menyalamiku tentu bukanlah lesti yang kemarin.

Aku merasa penasaran, mengapa aku tidak tahu kalau aku sedang diberikan terapi. Jadi selama ini..., semua tes....., kesakitan...., kesendirian...., itu bagian dari terapi ku juga?.
Aku memandangi berkas yang ada dihadapanku, aku semakin penasaran dengan isinya. Perlahan aku membuka dan membaca nya. Astaga ini....,
Hasil laporan menunjukan perkembanganku dari hari kehari dimulai dihari dimana aku sadar. Data ditulis sudah 40 kali aku mengikuti tes. Tertulis tanggal dimulai dari 11 September sedangkan sekarang sudah 12 November..., itu artinya sudah dua bulan lamanya aku terperangkap disini.
Jadi yang benar adalah 40 kali bukanlah 15 kali. Ya tuhan...., apa yang selama ini terjadi padaku?..., permainan apa ini?. Apakah ini sebuah permainan?.
Michaaaaa..., kau dimana?. I need you.

*to be continue*

Dear Micha

Aku sudah menerbitkan cerita yang ke-3 dari "Lakuna" mengapa kau tak muncul juga?. Apa ceritaku ini tak menarik hatimu?. Atau belum muncul di beranda depan akun sosmed mu?.
Kau tahu aku tak bisa melanjutkan " Cinta Kok Lupa?". Karna terlalu sibuk mencarimu. Dan mencari orang orang yang mau membaca kisahku ini. Agar dapat muncul diberanda depanmu.
Kumohon hubungi aku.

Your best friend
"Milana"

*please vote dan coment nya ya*
* dalam cerita ini mulai terlihat hal hal ganjil*

Lakuna " Milana " (Tamat.., Cerita Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang