Tewasnya Mama (Flashback)

52 8 22
                                    

Kakak aku akan membebaskan kakak, Tenang saja percayalah padaku kak.

       *********

Waktu menunjukan pukul 06:00 WIB, aku bersiap dan segera mengenakan seragam putih abu abu milikku. Sekarang memang aku sudah remaja bukan lagi anak smp ingusan, sekarang aku sudah kelas satu semester dua di salah satu SMA swasta. Hari ini adalah hari senin jadi aku bersiap dengan seragam lengkap.

" topi, dan dasi sudah waktunya berangkat sekarang."

Aku pun turun menuju ruang makan untuk sarapan pagi.

" bi jun..., selamat pagi... Wah roti panggang dan selai stawbery.. Yummyy..."

" silahkan dimakan dek."

" emhh iya bi..., ngomong ngomong papa mana?."

" sudah pergi dek.., katanya sih ada kerjaan."

" kerjaan apa ketemuan sama wanita sialan itu." kataku sambil mengigit makanan kesukaanku

" dek ngak baik.., jangan suka mengumpat."

" iya bi jun maaf, oh ya bibi sudah berapa lama disini?. "

" entahlah dek, Dua tahun mungkin memangnya kenapa?."

" ngak bosen bi..., boleh tanya ngak papa suka bawa nenek sihir itu kerumah ngak sih."

Bi jun hanya diam sambil menyiapkan sarapan untuk mama tanpa menjawab pertanyaan dari ku.

" biar Ila aja deh bi yang nganter."

" eh dedek..."

Aku membawa nampan berisi sarapan untuk mama, aku rasa ini bukan lah makanan, sangat tidak layak, seperti muntahan kucing. Tak tega rasanya melihat mama setiap hari memakannya.

" mama...., pagi ini dedek bawa sarapan buat mama..., dedek suapin ya..., aaaaa...., gimana ma enak kan."

Tanpa sadar pipi ku mulai basah karna tetesan air mataku, bayangkan bila kalian melihat kondisi mama kesayanganmu terbaring lemas dengan kulit pucat, dan tubuh yang semakin kurus hingga menyisakan kulit dan tulang. Aku tak kuasa menahan air mataku setiap kali melihat kondisi mama, sangat memprihatinkan. Ditambah lagi papaku dengan beraninya membawa wanita selingkuhan nya untuk menemuiku dan menjelaskan bahwa itu adalah calon mama baruku. Tidak, jangankan aku, kalian pun pasti tidak tahan menghadapi kenyataan pahit ini. Kalau saja aku tak bersumpah untuk merawat mama ku hingga sembuh, aku pasti sudah lama bunuh diri.

" mama...., kenapa mama menangis?...., ngak dedek ngak nangis mama......, dedek bukannya sedih tapi dedek bahagia karna tuhan masih membiarkan mama hidup nemenin dedek..., dedek yakin kok ma, mama bakalan sembuh lihat.., mama sudah mulai gemuk sekarang."

Mama ku hanya diam, yah penyakit itu benar benar membuatnya menderita. Mama tak bisa bergerak dan berbicara, jangankan kedua hal itu untuk tersenyum pun sangatlah susah.

" dedek, mama mu butuh istirahat. Dan sekarang lebih baik dedek sekolah yang rajin biar bisa jadi dokter dan nyembuhin penyakit mama. Dedek jangan risau bibi akan disini jagain mama, bibi janji tidak akan meninggalkan kalian berdua."

Aku tersenyum melihat bi jun, meskin ia baru dua tahun bekerja disini. Tapi kesetiaannya patut diacungi jempol, ia bersedia merawat dan menjaga mama seperti anaknya sendiri. Aku pun memutuskan untuk pergi kesekolah.

Pukul 7.00

Kuharap aku belum terlambat. Aku menjalani aktivitas ku disekolah seperti biasa, bersenda gurau bersama teman temanku. Seolah tak pernah terjadi apa apa, semua menyukaiku karna aku orangnya sangat humoris. Aku selalu punya jurus ampuh untuk menghilangkan kesedihan orang lain, tapi disisi lain aku tak punya jurus untuk menghilangkan kesedihanku. Bagiku kebahagiaan mereka adalah kebahagiaanku juga, tak pernah ada yang tahu masalah pribadiku. Yang mereka tahu adalah aku Milana si gadis centil, ceria dan humoris.

Pukul 14 :30

Yess, sebentar lagi jam pelajaran usai. Aku khawatir sekaligus merindukan mama, entah mengapa sejak tadi perasaanku tidak karuan. Entah, Hal buruk apa yang akan terjadi?

Tetttt....tettt.....

" yey pulang"
Semua siswa dan siswi berteriak riang begitu mendengar bel tanda pulang.

" baiklah anak anak, jangan ada yang pulang dulu. Karna kelas kalian nilai matematika dan kimia anjlok semua, maka semua guru sepakat untuk mengadakan kelas tambahan."

" yah...."

" kok gitu sih bu...."

" ngak jadi pulang.. "
" huhuhu..., ngak asyik padahal sudah ada janji nih bu.."

   Terdengar berbagai umpatan dan kekecewaan para siswa termasuk aku.

" jangan ada yang membangkang semua nya cepat keluarkan buku catatan matematika kalian."

Semua siswa pun terdiam dan menuruti kata kata bu hamidah, karna dia salah satu guru kiler disekolah.

     *****

"Sialan sudah hampir magrib, mana pak amin yah tumben ngak jemput."

Aku pulang kerumah dengan berlari, sebenarnya jarak dari rumah kesekolah cukup jauh berkisar lima kilometer. Aku bisa saja menelpon pak amin, naik bus atau memesan ojek langganan ku hanya saja batre hp ku habis dan uang ku juga sudah habis, lengkap sudah penderitaan ku. Alhasil aku berjalan kaki menuju rumah.

" hosh....hosh....hosh...., hampir sampai."

Begitu sampai dirumah aku melihat pintu pagar terbuka tanpa adanya satpam berdiri disana.

" aneh, ah pasti pak udin lagi beli ketoprak atau bakso nih. Kebiasaan banget sih ngak ngunci pager."

Aku melihat mobil milik papaku terparkir didepan rumah,
Jarang sekali ia pulang lebih cepat dari biasanya. Tanpa menaruh curiga aku langsung membuka pintu dan masuk kedalam, alangkah terkejutnya aku melihat papa tengah bermesraan dengan wanita selingkuhannya, mereka berpelukan dan berciuman. Sungguh pemandangan yang sangat menjijikkan buatku.

" papa....., beraninya kau membawa gadis jalang itu kerumah, ingat pa. Mama masih hidup dia belum mati, mengapa papa melakukan hal tidak bermoral ini!!!."

Tiba tiba aku mendengarkan suara batuk dan cangkir pecah dari kamar mama, karna panik aku tidak menghiraukan papa lagi dan hanya fokus pada satu orang yaitu mama. Darah segar mengalir dari hidung dan mulut mama, dengan cepat aku mengendongnya dan membawanya kedalam mobil.

Ditengah perjalanan....,

" sial, bensinnya habis."

Aku segera keluar dan mencari penjual bensin eceran terdekat. Begitu aku kembali mobilku telah hangus terbakar, semua orang berusaha memadamkannya tapi sia sia. Akhirnya semuanya menyingkir dan.
Bommmm......,

" mama........."
Berusaha menyelamatkan tentu saja percuma.
Aku menjerit sekuat tenaga, sambil memandangi mobil yang telah hangus terbakar. Aku melihat bayangan seorang wanita dari kejauhan Tersenyum licik melihat kearahku.
Wanita itu...., sialan.....

*to be continue*

*jangan lupa vote and coment nya yah bisar bisa tambah nyesss*

Lakuna " Milana " (Tamat.., Cerita Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang