Guru Private

30 6 0
                                    

" nak, apa yang kau lihat?. Seharusnya kau bisa menjaga pandanganmu sayang."

Allysa menatapku dengan perasaan curiga dan kubalas dengan tatapan yang begitu dalam sambil menyelidik, siapa wanita ini sebenarnya?.

*********

Sesuai dengan janji papa bahwa hari ini aku akan mendapat guru private khusus, kami pun berkumpul diruang tamu untuk menyambut guru privat ku ini.
Tok...tok..tok....

" silahkan masuk."

Mama Allysa membuka kan pintu, masuk seorang pemuda dengan postur tubuh yang menawan, alis tebal dan sorot mata yang tajam, bibir merona, hidung sedang, tidak terlalu mancung dan juga tidak pesek serta berkulit kuning langsat. Sangat mempesona, bila kalian mengenal Al ghazali kurasa dia lebih manis dari Al.
Takjub melihat sosok didepanku, apakah karna aku yang belum bertemu siapa pun setelah kejadian itu. Mata ku lekat menatap pemuda tampan yang berada didepanku, apa benar dia guruku?. Aku tidak salah lihat kan?. Pemuda itu duduk disebelah papa tepatnya menghadap ku dan mama, mama menyenggol pinggangku seperti memberi tanda bahwa aku harus berhenti menatap nya.

" nah dek, gimana guru nya?. Dedek suka kan?."

Aku hanya mengangguk kecil.

" perkenalkan nama saya Ryan saputra, anda bisa memanggil saya Ryan."

" Milana, biasa dipanggil Ila."

Pemuda dihadapanku terlihat sedikit kaget begitu aku menyebutkan nama, tiba tiba saja aku melihat sorot matanya menjadi sedikit kaku dan bingung.

" nah ila, Ryan ini pemuda paling cerdas diantara anak anak seusianya. Sejak kecil dia sering mengikuti beragam kompetisi mulai dari matematika, pidato bahasa inggris, lomba cepat tanggap dan lain lain. Dia tidak pernah lepas dari juara loh, dia juga penah ikut OSN mewakili sekolah dan provinsi nya. Selain itu dia juga pintar bermain musik seperti biola, gitar, piano, seruling dan lain lain. jago futsal dan basket, pintar dance dan tak lupa sangat ahli dalam komputer dan aktif berbahasa prancis, inggris, spanyol, korea, jepang dan mandarin. Bagaimana hebat bukan?."

Waw..., gila sudah tampan prestasinya banyak pula. Saluttt.

" keren banget pa."

" Ryan?, kenapa melamun?."

Ryan tersadar dari lamunannya.

" enggak kok tante, cuman kagum melihat permata yang paling berharga."

Aku tersipu malu mendengar pujiannya yang diarah kan nya kepadaku, tapi ada yang salah dengan tatapannya dia menatap seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

" ya sudah, kalian boleh saling mengenal terlebih dahulu. Papa mau mengantar mama belanja keperluan rumah, oh ya satu hal Ryan. Bila permata itu lecet maka kau tahu akibatnya."

Ryan mengangguk setuju.

Setelah papa dan mama pergi suasana menjadi hening, aku tak berani memulai pembicaraan.

" baiklah ila, walau aku adalah guru mu kau tidak perlu memanggilku pak guru. Cukup dengan kakak, kau mengerti?."

" ya aku mengerti, tapi boleh aku bertanya?, umur kakak berapa?."

" umurku tidak jauh darimu, mungkin lebih tua 2 tahun saja."

Ternyata guru privat ku ini masih muda, wah papa hebat memilihkanku guru seperti dia. Sayangnya yang diotak ku bukanlah ingin belajar darinya, tapi bagaimana agar dia jatuh kepelukanku. Maaf apa aku salah?, tentu tidak. Siapa sih yang mampu menolak kharisma Ryan, aku berani taruhan jika kalian diposisiku pasti kalian juga berpikiran yang sama denganku.

" boleh kakak tahu, kenapa adek ngak mau bersekolah lagi?."

Dia bertanya dengan nada yang sangat pelan.

" sebenarnya aku masih mau..."

" sttt, kecilkan suara mu. Kau tahu kalau rumahmu ini banyak terpasang CCTV?."

" apa?, aku bahkan tidak mengetahuinya."

" coba kau lihat dibelakangku, di dekat ruang keluarga. Dan di atas kamar kedua orang tuamu, dihalaman juga terpasang 4 CCTV, Dan setelah itu aku tidak tahu lagi. Kau pemilik rumah bagaimana bisa tidak mengetahuinya?."

" aku tidak terlalu memperhatikan, dan kau orang asing bagaimana bisa tahu?."

" ceritanya panjang tak bisa kujelaskan sekarang."

" kau...."

" hahahahahahahhhaa...."

" kenapa tertawa?."

" hush..., diamlah, aku hanya berkamuflase."

" hahahahaa...."

" kenapa kau ikut tertawa?."

" aku hanya mengikutimu."

Dan akhirnya kami berdua benar benar tertawa sekarang, aku sedikit merasa aneh. Bagaimana bisa ia mengetahui banyak hal tentang rumahku?, bukankah ia baru berkunjung haru ini?. jangan jangan ia mata - mata? Atau yang lebih buruk ia adalah pembunuh bayaran.

" kak apa kau masih bersekolah?."

" ya, saat ini aku masih kelas 3 SMA. Aku sedang menuju ujian akhir, hanya saja aku berasal dari keluarga tidak mampu. Meski aku mendapat beasiswa, tapi aku tetap harus bekerja untuk kehidupan sehari hari. Beruntung papa anda mau menerima ku menjadi guru privat untuk anaknya yang sangat cantik ini."

Dia memuji lagi, kali ini pujiannya benar benar tulus. Dia pun mulai menggunakan nada normal, karna yang kami bicarakan kali ini bukanlah sebuah rahasia. Banyak hal yang kami bicarakan, mulai dari mata pelajaran kesukaan, hobi, pelajaran yang tidak di sukai dan banyak lagi. Hal yang paling menarik adalah saat ia menjelaskan berbagai hal mengenai musik terutama biola, entah kenapa aku sangat ingin memainkannya.

" Ila, sejak pertama bertemu aku memperhatikan mu, Kau mirip seseorang temanku."

" benarkah?, kakak bercanda bukan?."

" tentu saja tidak."
Ryan mulai memelankan suaranya.
" kau sangat mirip dengan temanku Milana..., apa kau mengingatku?."

" aku tak mengenal mu sebelum nya, aku bahkan tak punya teman hingga sekarang, mengenai temanmu mungkin kau salah."

" tidak aku yakin Ila..., kau adalah dia."

Ryan pun duduk disebelah ku dan membisikkan ku sesuatu.

" Milana kau ingat aku, kita pernah bersama sama dengan Micha dan Land. "

Hah....?, Micha dan Land. Ryan mengenal mereka berdua, siapa Ryan?..., atau jangan jangan dia.......?

* to be continue*

* silahkan vote and coment nya ya biar tetep lanjut secara berkala, sorry kalau typo bertebaran.*

Lakuna " Milana " (Tamat.., Cerita Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang