KEY

22 4 0
                                    

 
Perlahan milana mulai sadarkan diri, ia sedikit menyipitkan mata lantaran cahaya diruangan tersebut menyilaukan pandangan.

"Cerita yang menarik.., kau menulisnya dengan sangat baik, hanya saja kau melewatkan beberapa bagian didalam cerita ini."

Seorang gadis duduk menghadap jendela sambil mengotak atik sebuah laptop, ia menatap kebingungan kearah gadis itu.

" siapa kau?." ucap milana

" aku gadis itu.., gadis yg kau ceritakan.., aku tak bisa memperkenalkan diriku tapi kau bisa memanggilku KEY."

" key..., apa yg kau inginkan?.., lepaskan aku apa apa an ini, mengapa aku diikat?."

" agar kau tak melarikan diri..., milana mengapa kau melakukannya?.., mengapa kau membunuh semua orang?..., bahkan kau tega menghabisi nyawa ibumu?.."

" keparat...., apa yg kau maksud?..., allysa gadis sialan itu yg membunuh keluargaku bukan aku.., lepaskan aku...., papa..... Papa....., kak melani... Dimana kalian?.., jauhkan aku dari gadis gila ini.."

" melani sudah mati bodoh.., kau hanya sedang beimajinasi..., sadarlah ila..., kau yg gila.., kau pembunuh..., harus kah aku yg menjelaskannya?."

Milana pun terdiam dan termenung, ia berusaha mengingat setiap kejadian yg dia alami.

" sebaiknya kau cerita..., atau aku yg akan bercerita..., ini buku harianmu.., kuharap kau membacanya dgn baik.."

Milana menatap tajam kearah buku harian bersampul hitam dengan gambar kelopak mawar ditengahnya, perlahan namun pasti ia mengingat semuanya.

---------------------------
( diluar rumah sakit)

" apa yang terjadi?" seorang pemuda berperawakan tinggi seperti halnya seorang polisi mendekat ke arah key dengan tatapan menyelidik.

" bukan apa- apa, hanya sekedar jalan - jalan dan memberi sedikit pelajaran kepada orang gila."

" apa kau tak merasa kasihan melihat gadis itu?."

"Dia pembunuh.., dan dia pantas mendapatkan hukuman."

" apa ini soal dia ?."

" ini soal keadilan, sebaiknya kita cepat, karna saya masih banyak urusan."

" baiklah..."

------
  Keesokan paginya saat key hendak mengunjungi rumah sakit tempat milana berada, tiba - tiba saja handphone nya berdering.

Drrttt...drtttt...

" halo..., apa...., milana bunuh diri... Kau bercanda..."

Dengan sigap , key memacu kencang kendaraan nya sambil bergumam dalam hati.
'Dasar sialan....'

Sesampainya di rumah sakit ia berlari menuju kamar tempat milana dirawat.
Key menatap tubuh milana yg bersimbah darah, salah satu pergelangan tangannya tergores dan tangan yg lainnya memegang serpihan kaca.

" sekarang semuanya sudah selesai, aku tak dapat mencari tahu apapun lagi." key menunduk dengan wajah lesu.

" kau detektif yg hebat sobat." salah seorang anggota polisi mencoba menghiburnya. " kau benar akan semua hal, ya mungkin tidak semuanya ." sambungnya

" dia sudah mati, tiga jam yang lalu mengapa?." key menarik nafas panjang seraya berkata. " setidaknya kasusnya selesai bukan, milana sudah mendapatkan balasannya. Ryan pasti sedang tersenyum sekarang, melihat kebodohanku."

" ia akan berterima kasih, percayalah." polisi itu menyerahkan sebuah buku bersampul hitam dengan hiasan kelopak bunga mawar.
" semuanya sudah jelas sekarang, aku sudah membacanya." polisi itu tersenyum menatap key
Dan key pun tersenyum ramah.

'Sekarang semuanya sudah selesai' gumamnya dalam hati.

Keadilan sudah ditegak kan , pembunuh ryan sudah mendapatkan ganjarannya. Apakah semuanya sudah jelas?.
Tentu saja belum, karna seperti hal nya pembunuh lain yang merasa bersalah, sebelum bunuh diri ia menulis bagian lain dibuku hariannya, Kisah yang sebenarnya.

*tbc*


Lakuna " Milana " (Tamat.., Cerita Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang