Sang Perawat (Part 1)

72 16 7
                                    

" yah kamu benar menyenangkan sekali, akhirnya aku bisa berada disini."

Apa?, aku terkejut mendengar jawaban repleks dari sang perawat. Bahkan ia pun merasakan hal yang sama denganku tidak mungkin?.

***********

Kami pun duduk disebuah kursi dibawah pohon rindang, aku menanyakan banyak hal padanya tapi dia hanya diam saja. Aku kesal melihatnya, entah mengapa secara tidak sengaja mataku menangkap bekas lebam di tangan nya. Entah karna menyadari tatapanku yang terus mengarah pada tangannya dia menjadi cemas dan cepat cepat menutupi nya. Tanpa sengaja dia menjatuhkan id card miliknya disana tertulis nama " Lestari Indah".

" nama yang sangat indah, mengapa kau menyembunyikan nya?"

Perawat tersebut langsung terlihat cemas.

" kumohon rahasiakan ini dari orang lain......, bodohnya aku melakukan hal seceroboh ini."

" tenanglah jangan cemas, aku pun terkadang juga ceroboh kok." aku mencoba membuat nya tenang, Namun ia tetap terlihat gugup dan panik.

" apakah aku bisa percaya padamu?"

" tentu saja dengan syarat kau harus menjadi temanku."

" teman..... ummmm....,Baiklah."

Awalnya ia ragu namun perlahan kami bisa menjadi teman akrab, kurasa dia adalah teman yang baik, mengingatkanku pada seseorang " Micha''. Ya tuhan...., dimana micha berada sekarang aku merindukan temanku itu.

" Les...,eh maksudku sus..,kamu sepertinya baru ya disini?"

" ya begitulah..., jangan kaku begitu kita kan sekarang berteman kulihat umurmu sepertinya hanya berbeda tipis denganku.., kau boleh memanggilku Lestari.., indah.., atau apapun yang kau suka. Tapi hanya disaat kita berdua saja ok."

" kalau begitu aku memanggilmu cicak aja ya.., biar bisa nempel didinding hahahha."

Lesti tertawa lepas mendengar guyonan ku, asal kalian tahu saja sudah menjadi keahlianku untuk membuat orang sekitar merasa aman dan nyaman.

" aku memang baru disini.., sebenarnya sih aku magang disini. Kau tahu kupikir aku bakal masuk rumah sakit ternama seperti RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Tapi aku malah magang disini, Sungguh mengecewakan."

" begitu yah , berarti rumah sakit ini biasa saja donk tidak semewah rumah sakit lain."

" menurutku tidak juga kok, hanya saja aku merasa tidak nyaman disini. Coba Kau lihat ini." sembari menunjukan lebam yang sebelumnya dia sembunyikan.

" wah kelihatannya parah. Kenapa bisa begitu?"

" umm.., begini waktu pertama kali magang aku mendapat kesempatan untuk memeriksa seorang pasien yang baru siuman setelah koma selama beberapa hari. Awalnya dia biasa saja namun begitu tanpa sengaja aku menggeser meja hingga terdengar suara decitan dia langsung meronta dan mengamuk. Dia memukul lenganku hingga lebam, melempar semua benda disekelilingnya."

" wah sepertinya dia habis melewati hari hari yang berat yah."

" ya begitulah.."

Sepertinya rencana ku berhasil, perlahan aku mencoba mengorek informasi darinya. Mengapa?. Agar aku tahu, sekarang aku sedang berada dimana.

" maaf les.., kenapa kalian enggan menyebutkan nama kalian kepadaku?.., aku heran, aku diperiksa oleh seorang dokter tanpa memakai tag nama dan tak pernah menyebutkan nama. "

" begitu kah? Mungkin dia teburu buru......, mungkin kau bisa memberitahuku ciri - ciri nya dan akan kuberitahu namanya. "

" dokter tersebut tinggi, berkulit sawo matang, hidung mancung, tatapannya tajam, bibirnya merah dengan senyum merona. Umurnya mungkin baru sekitar 35 lebih."

" sebentar aku mencoba mengingatnya.......,"

Tiba tiba seseorang memanggilku.

" Ila., sudah hampir malam kenapa anda masih disini?."

" nah ini dia orangnya."

Spontan aku menunjuk kearah dokter yang sedang kami bicarakan. Lesti menoleh, alangkah terkejutnya dia. Wajahnya yang semula ceria menjadi mematung tak berdaya.

" mengapa kalian masih berada disini?......, suster bukankah sudah kuberitahu waktu berjalan jalannya hanya satu jam. Dan sekarang sudah lewat satu jam."

Lesti hanya terdiam, aku merasa sangat bersalah. Apa yang akan terjadi?.
Suasana hening mengelilingi kami, dari kejauhan aku melihat sesosok wanita tengah memperhatikanku. Wanita yang tak asing bagiku. Sialan..., wanita itu dia .., sedang apa disini?
Dia menatapku dan aku berbalik menatapnya. Dia adalah wanita jalang yang sangat aku benci, wanita perusak keluargaku. Dia adalah wanita selingkuhan papa ku. Dia tersenyum sinis kontras sekali bila mengingat ia adalah wanita murahan.

" mengapa hanya diam?."

Sang dokter mulai marah sambil membentak Lesti. Aku mencoba menjelaskannya tapi pikiranku seolah kacau melihat sosok yang menatapku. Apa yang diinginkannya kali ini?. Aku tak mendengar percakapan antara dokter dan lesti, karna aku terlalu fokus pada wanita jalang yang menatapku. Aku menoleh kearah lesti, matanya memerah. Astaga apa dia menangis?. Aku kembali mentap wanita didepan, dia tersenyum licik.

" suster.., mohon maaf sebaiknya anda mencari tempat magang yang lain.., aku akan merekomendasikan nya untukmu.., agar kamu mendapat tempat lain."

" apa...?"

Aku kaget mendengarnya. Lesti mencoba untuk menjelaskan,
Belum sempat lesti berbicara tiba - tiba saja ada seorang pasien yang meronta lari kesana sini. Diiringi teriakan dari beberapa pasien, keadaannya cukup kacau saat itu. Ada yang tertawa sendiri, menangis seolah depresi.
Tapi, Tunggu dulu mengapa aku tak menyadarinya sejak tadi..., sebelumnya aku terlalu fokus mengobrol dengan lesti tanpa memperhatikan sekeliling. Bodohnya aku..., suasana ini....., ya tuhan....,Aku berada dirumah sakit jiwa.

Aku mencari wanita itu lagi. Sialan dia sudah pergi. Jangan jangan dia yang membawaku kesini.
Apa yang direncanakannya?.

* to be continue*

Kuharap kalian membacanya karna dengan begitu sama saja kalian mendengar curahan hatiku.
Micha dimana kau?
Kuharap setelah kau membaca ini kau mau menghubungiku. Kumohon hubungi aku, nomorku masih yang lama. Dan mengapa nomormu tidak aktif?. Micha aku membutuhkanmu saat ini. Kumohon kembali lah micha.
Ttd : Milana

*vote and coment please. Thanks for readers*

Lakuna " Milana " (Tamat.., Cerita Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang