(Sebelum) Malam berdarah

30 4 0
                                    

Yang kubutuhkan sekarang adalah kalung berlian Allysa , dan penjelasan Ryan. Tapi Sebelum aku mendapat kedua hal itu, yang bisa kulakukan sekarang hanyalah menunggu.

    ********

Gagal semuanya gagal......
Arghhhh.....,
Sialan kalung itu aku tak berhasil mendapatkan nya...
Bodoh....., aku memang bodoh.....,

Frustasi..., itulah kata yang tepat untuk menggambarkan keadaanku sekarang, aku menghamburkan semuanya. Bahkan tanpa sadar menghancurkan jam beker kesayanganku, semua usahaku sia sia. Kalung mewah itu ternyata telah disembunyikan oleh Allysa, ia menipuku dengan memberikan kalung biasa dengan bentuk yang hampir serupa.

Apa yang bisa kulakukan sekarang?.
Sialan....., dasar jalang murahan.

Pestanya berjalan lancar namun tidak bagiku, aku terlalu memikirkan kalung itu sampai sampai Allysa merasa curiga. Dan saat makan malam tiba...,

" dedek makanannya kok dimainin kayak anak kecil wae kamu ini."

"Kenapa dek?, mama masak ngak enak ya sayang?."

" Ilaaaa...., kamu kenapa?. diajak ngobrol papa sama mama malah diem. kamu mikirin Ryan?, papa bisa cari guru yang lebih baik dari dia. Dan pastinya tidak akan dengan mudah melepaskan tanggung jawab sebagai guru."

" papa kok ngomong gitu sih..., bete deh. Lagian juga Ryan berhenti itu bukan karna kesalahan dia tapi itu karena aal.."

Allysa mentap dengan sorot mata yang tajam, kalau saja aku seorang anak kecil mungkin akan langsung lari ketakutan.

" karna apa sayang?, mama juga ingin tahu alasannya......, oh ya dedek merajuk karna dedek tidak suka acara tadi siang ya?"

" huh...,ngak kok ma...,  papa dedek ngantuk pa mau tidur."

" habiskan dulu makananya. Inget ya papa tidak suka kalau kamu menjalin hubungan dengan pria seperti Ryan, dia itu tidak punya rasa tanggung jawab sebagai lelaki"

Mengapa tiba tiba papa membenci Ryan, sebenarnya apa alasan kepergian Ryan?. Masalah kemarin kah?, mungkinkah Allysa dalang dari kepergian Ryan?.
Batinku.

Dengan cepat aku menghabiskan makan malam, hampir saja keceplosan. Kenapa aku tak berani bercerita kepada papa, alasanya karna dia belum sepenuhnya percaya padaku. Kami pernah membahas tentang Allysa namun ia tak percaya dan menganggapku hanya membual, itu sebabnya aku tak bercerita apapun padanya kali ini.

Tak sabar rasanya menunggu hari esok dan bertemu Ryan, aku ini kenapa sih kok malah mikirin Ryan?. Harusnya aku siapin rencana buat besok, kenapa malah mikirin dia. Atau aku malah beneran kepincut lagi sama dia....,
Unchhhh....., Ryannnn....,

Pukul 09:00, Pagi.

" wahhhh...., aku kesiangan, kenapa jam bekerku ngak bunyi sih. Sebel deh..., oh iya lupa kan kemarin habis kubanting...., Ryan apa kabar yah, aku kirim e - mail aja ahhh."

'hy Ryan, sudah siap belum nih. Kutunggu jam 9 malam ya.'

' iya ila, jam 9 kutunggu didepan rumahmu.'

Aku mengirim e-mail singkat kepada Ryan, kenapa tidak menelpon atau menggunakan aplikasi pesan. Begini ceritanya, sebelumnya papa mengambil semua barang elektronik milikku mulai dari ponsel, laptop, televisi , radio pokoknya semuanya. Aku tidak tahu pasti alasannya tapi yang jelas dia menyita semua akses  untuk berinteraksi dengan dunia luar, beruntung setelah Ryan mulai menjadi guru ku ia berhasil membujuk papa untuk mengizinkanku memakai laptop meski tak diberi modem dan semua aplikasinya diblokir. Akhirnya aku mencari cara agar bisa mengakses setidaknya e-mail sudah cukup buatku, Untuk modem tentu saja Ryan yang menyiapkannya untukku.

Lakuna " Milana " (Tamat.., Cerita Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang