Kalung Berlian

36 4 1
                                    

Akankah kehidupanku mulai menemukan titik terang sekarang?. Sepertinya belum, mungkin dokter itu benar.
Satu kata yang selalu terngiang ditelingaku
" Selesaikan apa yang sudah kau mulai."

     **********
Semuanya berjalan dengan baik, aku , papa dan Allysa menjadi lebih dekat satu sama lain.
  Sepertinya aku mulai terbiasa menjalani kehidupan sebagai Milana yang baru, dengan mama sekaligus teman baru. Setiap hari saat aku bangun mama Allysa selalu menyiapkan sarapan dan air hangat untukku mandi dikala hujan, menu kesukaanku selalu divariasikan olehnya sehingga rasanya lebih enak, tak lupa susu coklat sebagai pelengkap. Kami melakukan semua hal bersama, mulai dari membereskan rumah, memasak bahkan berkebun. Kurasa dokter Rizwan benar, aku harus bisa menerima Allysa sebagai mama ku. Karna dia selalu ada untukku, tidak ada kerja dan dinas keluar kota, yang pasti aku tak pernah kesepian sekarang.

" papa....," aku memeluknya seperti hal nya anak sekolah dasar. " papa cepat sekali pulangnya, dedek seneng... Oh ya, dedek dan mama Allysa sudah nyiapin makan malam yang enak buat papa."

" benarkah sayang?, wah anak papa hebat."

Papa segera menganti pakaian dan menuju ruang makan, papa makan dengan sangat lahap dan berkali kali memuji masakan kami.

" anak papa jago masak, enak sekali... "

" mama Allysa juga hebat pa, dia yang ngajarin dedek masak."

" benarkah, papa senang melihat kalian terlihat kompak seperti ini. Rasanya papa iri pada kalian."

Aku tersenyum sambil bangkit dan memeluk mama Allysa yang sedang membersihkan meja makan sebagai tanda kekompakan kami.
Cup...,
Aku mencium pipinya.

" ya iya dong, kita kan ibu dan anak iya kan Ila. "

Aku tersenyum menanggapi perkataan dari mama Allysa.

" kalau begitu papa mau kasih kabar bahagia buat dedek, besok dedek sudah bisa belajar lagi....., tapi bukan disekolah melainkan dirumah, papa sudah menemukan guru privat yang sangat bagus buatmu. Dan juga dia sangat tampan, pasti ila suka."

" tapi masih ganteng papa ku lah."

Hari - hari yang sangat membahagiakan bukan?,  aku merasa senang akhirnya aku bisa mendapatkan teman selain Allysa dan papa. Senang rasanya, semoga gurunya masih muda.

                 *********
" Ila...., ila....,"

Di malam hari saat aku sedang tertidur, Seseorang memanggilku berulang kali dari jendela kamar. aku sedikit merinding, Karna suaranya makin lama makin keras.

" Ila..., kumohon buka jendelamu..., ini aku melani kakakmu..."

Apa? , kak melani

Segera kubuka jendela dan membiarkan ia masuk, kali ini penampilannya lain wajahnya sedikit lebam seperti habis kena pukulan.

" kakak kenapa?, siapa yang melakukan ini?."

" dasar penghianat, kamu pikir kakak tidak tahu apa yang terjadi heh..., kau lupa siapa pembunuh mama?, apa kau tak ingat semuanya?. Apa dia memberi mu obat hingga seperti ini?."

" apa maksud kakak?, dedek ngak ngerti?, mama tewas karna kecelakaan kak bukan dibunuh."

" bodohhh..., kau ditipu. Apa kau lupa?, wanita yang tersenyum saat kebakaran mobil?."

Ingatan tentang tragedi mengenaskan itu kembali mengisi ruang otak ku.

" arggghhhh... Baiklah dedek nyerah, iya dedek masih ingat kak. Tapi dedek ingin menjalani hidup dengan damai kak."

" tapi mama tidak damai disana, kau harus tau itu.."

Deg...,
Tidak aku harus bisa mengendalikan semuanya, tidak ada apa apa Ila tenang saja.

" dek jangan diam, kau mau tahu siapa yang memukul kakak?. Haruskah kuberitahu?."

" tidak, tidak perlu kak. Dedek tahu, pelakunya a..."

Tokk..,tok...,tok...,

" Ila, boleh mama masuk."

" itu suara Allysa, sebaiknya kakak pergi."

Allysa membuka pintu dan langsung masuk kekamar ku, aku menoleh kearah jendela.
Huh, jadi kakak sudah pergi, Cepat sekali.

" Ila kenapa jendelanya terbuka, nanti banyak nyamuk loh."

" emmm, begini ila tadi kepanasan."

Allysa tersenyum tipis seperti memikirkan sesuatu, Apa jangan jangan dia tahu?.

" ya sudah , kebawah yuk. Mama mau mengajak kamu pergi kepesta nemenin mama, dek ila mau kan ikut mama?. Mama juga punya sesuatu untukmu."

" umm..., iya ma."

Kami menuruni tangga bersama menuju kamar mama Allysa, ditengah perjalanan ia mengatakan sesuatu yang membuatku sedikit ragu.

"Dedek bilang dikamar panas ya?, kenapa tidak AC nya saja yang dinaikin?, mengapa harus membuka jendela?."

Deg .....,
Kaget, apa dia tahu sesuatu?, mustahil.

Kamar Allysa adalah kamar bekas papa dan almarhum mama, terakhir aku masuk nuansanya masih hijau tosca. Sekarang berubah menjadi merah terang, susunanya pun telah diubah tidak ada lagi foto mama disini.

" pakai ini..."

Allysa memberikan gaun berwarna merah dengan sedikit perpaduan hitam, hampir mirup dengan gaun yang sedang dikenakannya.

" sangat cantik, sekarang duduklah."

Aku mengikuti setiap intruksi yang ia berikan, aku pun dudum di meja rias miliknya. Dia mendandaniku dengan sangat baik, mulai dari riasan wajah, hingga gaya rambut sangat baik.

" mama jago sekali make up nya?."

" mama dulu ikut pelatihan khusus loh. Oh ya dek sudah pernah lihat berlian asli belum?."

Allysa kebelakang hendak mengambil sesuatu, aku sedikit cemas mungkin dia sedang menyiapkan obat bius lagi untuk ku.

" belum ma."

Allysa memakaikan sebuah kalung yang sangat indah, berwarna warni dengan potongan yang sempurna serta cukup berat bila dipakai.

" ini adalah berlian asli milik ibuku, dedek boleh memakainya malam ini agar lebih menawan."

Jujur saja, aku sangat mengagumi kalung itu. Begitu indah dan berkilau, bentuknya pun sangat elegan menjuntai kebawah memberi kesan anggun yang sangat kuat. Saat Allysa meninggalkanku yang tak henti hentinya memandangi cermin, tanpa sadar mataku tertuju pasa kotak perhiasan dan secarik kertas disana yang tertulis
  Margareta
   untuk anak semata wayang ku
Cyndra Margareta.

Siapa Cyndra margareta?.
Jangan jangan ia mencuri kalung ini dari se seorang?, atau mungkin ia menikah dengan pria dari pemilik kalung ini yang istrinya juga telah meninggal?.

" nak, apa yang kau lihat?. Seharusnya kau bisa menjaga pandanganmu sayang."

Allysa menatapku dengan perasaan curiga dan kubalas dengan tatapan yang begitu dalam sambil menyelidik, siapa wanita ini sebenarnya?.

* to be continue*

Apa aku melupakanmu Micha?
Tentu saja belum, ayolah Micha berhenti bersembunyi.
Kembali dan jadilah temanku, apa kau tidak khawatit kepadaku?
Ini adalah capter 9 semoga kau mau membacanya.
*Milana*

* jangan lupa vote dan comentnya ya biar bisa lanjut berkala*

Lakuna " Milana " (Tamat.., Cerita Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang