1

5.7K 564 16
                                    


-00-

The Last Train

BTS Fanfiction

Characters belongs to God, BTS belongs to Bighit

Minyoon. Misteri!

-00-

Andai saja ia dibangunkan oleh Taehyung lebih awal, ia mungkin tidak perlu pulang selarut ini. Jimin terus melirik jam tangan analognya sekali-kali, sambil menggumamkan sumpah serapah pada kawannya itu. Jika sampai di stasiun keretanya sudah lewat, matilah Kim Taehyung esok hari, umpat Jimin dalam hati.Sebetulnya Taehyung tak sepenuhnya salah, Jimin pun juga salah karena malah tidur setelah mengerjakan tugas kelompoknya. Oh, dan lagi, lelaki yang acuh tak acuh pada segalanya seperti Taehyung mana tahu kalau kereta menuju rumah Jimin hanya ada sampai jam 11 malam?

Jimin mempercepat langkahnya. Meski jarak rumah Taehyung sampai stasiun terbilang cukup dekat, hanya saja jika dikejar waktu rasanya tak sampai-sampai juga Jimin ke tempat itu. Ia berjalan kaki tergesa, mungkin lebih cepat dari atlit jalan cepat yang ikut lomba. Mengabaikan udara malam yang semakin dingin, dan suasana yang semakin sepi, Jimin terus berjalan.

Keluar dari daerah perumahan, sampailah ia pada blok pertokoan dan itu tandanya sedikit lagi ia sampai di stasiun. Lagi ia melirik jam tangannya. Hampir jam 11. Lima belas menit lagi. Gawat. Ia harus secepatnya tiba di stasiun.

Ketika melihat stasiun yang sudah semakin dekat, Jimin sedikit berlari. Rambutnya yang dicat platina tersibak menentang angin. Ia sampai di gerbang stasiun dengan napasnya yang terengah. Melelahkan sekali harus berjalan cepat untuk mengejar waktu. Ia segera menempelkan kartu e-ticket-nya pada scanner, kemudian melewati portal besi yang otomatis akan kembali menutup. Stasiun kala itu sudah sangat sepi. Hanya ada segelintir orang yang menunggu keretanya tiba. Daerah tempat tinggal Taehyung cukup kecil dan stasiunnya pun sama kecilnya. Hanya stasiun untuk transit. Lagipula keadaan daerahnya yang tak seramai tengah kota membuat stasiun ini hanya padat di jam-jam kerja.

Ini mungkin terakhir kali Jimin melirik jam tangannya. Pukul 22.55. Satu kereta yang stand by di peron 2 meyakinkan Jimin bahwa itulah kereta menuju rumahnya. Melihat layar petunjuk pulalah yang membuat Jimin bernapas lega karena ia tak ketinggalan kereta. Lima menit lagi kereta itu akan berangkat. Jimin cepat-cepat masuk.

Ia duduk dengan menghempaskan diri pada jok hijau kereta yang ia naiki. Dibuanglah napasnya panjang tanda ia lelah. AC dalam gerbong berhembus dingin, sedikit banyak menghilangkan rasa panasnya akibat berjalan cepat.Iamenyandarkan kepala pada kaca jendela kereta. Tangan kanannya ia gunakan untuk menyisir rambutnya ke belakang, sembari memejamkan mata dan mengambil napas banyak-banyak untuk dihembuskannya panjang kemudian. Mungkin ia memang boleh mengutuk Taehyung, tapi ia juga harus bersyukur karena masih mendapat kereta terakhirnya.

Jimin mengeluarkan ponselnya dari saku celana. Ketika tombol powernya ia tekan, ponsel itu sama sekali tak menyala. Oh, mungkin baterainya habis. Setelah mendecak satu kali, ia masukkan lagi ponsel dengan chasing hitam yang sudah tergores-gores itu ke dalam saku celananya. Ia lalu menyandarkan kepalanya lagi ke jendela, melirik ke kanannya. Sepi. Gerbong sebelah tak terlihat karena kaca di pintu pernghubungnya hitam dan gelap. Melirik ke kiri, Jimin mendapati seseorang tengah duduk jauh di pojok sana, dekat dengan pintu penghubung dengan gerbong lainnya.

Ia memandang orang itu dalam diamnya. Menelisik tanpa sadar. Memerhatikan laki-laki itu dari ujung kaki hingga ujung rambut.Sepatunya pantofel hitam. Celananya senada. Ia hanya mengenakan kemeja putih polos tanpa jaket, mantel atau apapun yang melindunginya dari udara dingin malam. Rambutnya hitam legam, nampak berkilau tersorot lampu gerbong yang wattnya besar. Kemudian wajahnya, dari sudut pandang Jimin, hanya terlhat pipi putih yang gembil. Jaraknya dan laki-laki itu cukup jauh hingga Jimin tak bisa melihat dengan jelas. Ia rabun. Butuh alat bantu untuk melihat objek dari kejauhan.

The Last Train [Minyoon ff]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang