9

1.8K 370 12
                                    


-00-

The Last Train

BTS Fanfiction

Characters belongs to God, BTS belongs to Bighit

Minyoon.

-00-

"Dia memegang tanganku."

Jungkook menatap dengan matanya yang besar. Bergantian memandang wajah Taehyung dan tangannya yang disodorkan. Laki-laki itu membuka telapak tangannya untuk menunjukkan bahwa kemarin, bagian itu benar-benar disentuh Yoongi.

"...sungguh?"

"Ya." senyumnya getir.

Kemudian terdengar suara langkah dari arah dapur. Jimin kembali dengan membawa sapu dan kantung plastik. Balutan kain bal pada kakinya telah berganti dengan kain kasa, walau dipasangkannya sembarang.

"Aku mau membersihkannya. Kalian bisa menjauh dulu, 'kan? Tae kenapa kau tidak tidur saja lagi? Dan Jungkook, susu yang kubuatkan belum kau minum sama sekali?" ucap Jimin panjang lebar. Laki-laki itu lantas berjongkok dan memungut pecahan kaca dengan tangannya. Yang besar-besar ia masukkan ke kantung plastik untuk dibuang, sementara pecahan kecil yang remuk akan ia sapu nantinya.

Jungkook ikut berjongkok dan hendak memungut pecahan kaca itu, tapi dicegah Jimin.

"Jangan. Tidak boleh, nanti tanganmu tergores kaca." larangnya dengan nada dikte. Anak itu memeluk lutut setelahnya. Hanya memandangi Jimin dengan pipi menggembung sebal.

"Jim." panggil Taehyung.

"Apa?"

"Kau belum menjawab pertanyaanku. Kemana kau beberapa hari ini? Menghilang begitu saja, tanpa kabar. Kau tidak mengatakan apa-apa padaku." Jimin tak mengacuhkannya. Taehyung berang. "Jim! Jawab aku! Mengapa sejak kau bertemu hantu itu kau jadi seperti ini, hah?! Jawab Jim!"

"KAU TIDAK LIHAT AKU SEDANG APA?!"

Bentakan keras itu membuat Taehyung terdiam. Begitu pun Jungkook. Jimin tak pernah berteriak marah seperti itu sebelumnya. Laki-laki itu jelas bukan tipikal pemarah yang akan terpancing emosinya hanya karena ditanya. Tapi, nyatanya Taehyung memang tak mengerti mengapa sikap Jimin mendadak berubah drastis.

"Maaf... maafkan aku." lirih Jimin. Wajahnya kaku. Ia juga hanya membelai rambut Jungkook sekilas sebelum melanjutkan kegiatannya memungut serpihan kaca di lantai. Entah permintaan maaf itu ia tujukan pada siapa. Mungkin Jungkook, atau Taehyung sendiri. Mungkin juga keduanya.

"Jim, kita perlu bicara." Taehyung naik ke kamarnya.

.

Ia berbaring gelisah di ranjangnya. Tenggelam dalam banyak hal. Lamunannya bukan berarti kosong, tapi penuh dengan segala macam pertanyaan, pernyataan, kemungkinan, dugaan, dan simpulan dalam otaknya. Ia memandang langit malam dari jendela yang tak tertutup tirai. Sekali-kali anjing menggonggong.

Pintu kamarnya berderit terbuka, Jimin masuk dengan membawa nampan; semangkuk bubur dan segelas air. Laki-laki itu masih berjalan dengan sedikit kesusahan akibat luka di kakinya.

"Jim, ada yang perlu kukatakan padamu."

"Makan dulu baru bicara."

"TIDAK." penolakan tegas itu terucap dari mulut Taehyung saat Jimin hendak menyodorkan bubur itu padanya. Tangannya tertahan di udara. Jimin mendengus, kemudian menuruti keinginan Taehyung dan menaruh mangkuk itu kembali di atas nampan.

The Last Train [Minyoon ff]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang