4

2.2K 400 11
                                    


-00-

The Last Train

BTS Fanfiction

Characters belongs to God, BTS belongs to Bighit

Minyoon.

-00-

"Chim, Chim, oh Chim, aku menyarankan padamu untuk bolos kelas terakhir dan tidur di perpustakaan. Ini hari kedua aku melihatmu begitu berantakan."

Jimin menekan tombol power ponselnya. Layarnya menyala. Angka 13.42 tertera di sana. Ini tengah hari, dan kelas terakhir akan dimulai jam setengah 3 nanti. Masih cukup lama. Karena itu Taehyung mengajaknya makan siang dahulu di kantin. Tapi, Jimin tak begitu berselera. Entah mengapa. Sejak tadi makanannya hanya dia tusuk-tusuk dengan sumpit. Paling-paling es kopinya yang ia sedot sekali-kali.

"Tae, aku tak tidur tapi aku bahagia."

"Kau seperti berubah menjadi Shrek dan kau bahagia."

"Bukan seperti itu..." Jimin mengelus dahinya sendiri, sambil memasang wajah berseri-seri.Ini jelas mengundang rasa heran dari Taehyung yang melihatnya. Si rambut platina yang kantung matanya semakin tebal itu jadi seperti orang gila, batinnya. "Aku..."

"Kau dapat sesuatu tadi malam?"

"...hehe." cengiran lebar Jimin langsung membuat Taehyung mengerti. Jimin menunjuk dahinya sendiri."Aku dapat kecup. Di sini."

Tehyung hampir tersedak. Ia tak percaya kawannya yang kadang seperti orang bodoh itu bisa mendapat kecupan dalam tempo yang begitu singkat. Dalam tiga kali pertemuan? Wah. Taehyung tak tahu kalau ternyata Jimin punya kebolehan mengambil hati orang dengan cepat.

"Kau sudah tahu di mana dia turun?"

"Stasiun S." jawab Jimin setelah meminum kopinya.

"Tempat kerjanya?"

"Zahl."

"Zahl?" ulang Taehyung bertanya.

"Kau tahu 'kan?"

Taehyung sedikit mengerutkan dahi.

"Aku tahu. Itu kantor konsultan keuangan."

"Wah, sungguh?"

"Dia kerja di sana?"

"Iya, katanya begitu."

"Ooh..." Taehyung mengangguk-angguk. Ia menggigit apelnya. Diam agak lama sambil mengunyah. Jimin di depannya juga terlihat tenggelam dalam lamunan yang indah. "Tapi kusarankan kalian tetap bertemu di stasiun saja seperti biasa."

"Lho? Kenapa? Kemarin kau meyuruhku untuk menjemputnya ke kantor makanya kutanya dia di mana ia bekerja."

Taehyung mengetuk-ngetukkan jari ke meja. Ia gigit apelnya. Tak langsung dikunyah, tapi disimpan dalam rongga pipinya. Seperti hamster.

"Tempatnya agak jauh. Lebih jauh lagi dari rumahku. Jalannya memutar untuk sampai ke sana. Lebih baik bertemu di stasiun saja, Chim."

Jimin nampak agak kecewa. Tapi kemudian ia mengangguk mengerti.

"Nanti aku ikut pulang ke rumahmu lagi, ya?"

"Oh, Chim. Kenapa aku harus selalu menerima tamu sepertimu, 'sih?" sebal Taehyung. Tapi Jimin hanya tertawa.

"Sepulang kuliah akan kubelikan seloyang kue untukmu. Aku baru dapat kiriman uang dari Ibu."

.

Taehyung entah sejak kapan sudah tertidur pulas. Laki-laki pirang itu tidur menelungkup sambil menekuk tangannya, seperti bayi yang meringkuk terbalik. Film yang ditontonnya bersama Jimin bahkan belum habis. Ia meninggalkan Jimin yang menonton sendirian. Hening. Yang menggema di ruang keluarga rumah itu hanya suara televisi. Tambahan bunyi patahan kreker yang dimakan Jimin.

The Last Train [Minyoon ff]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang