Part 4

15 3 3
                                    

Setiap hati tau siapa yang bisa membuatnya nyaman
***

Kamis pagi.
Dibalik selimut tebal itu sosok tubuh mungil masih nyenyak tertidur.

"Sayang. Kamu belum bangun nak?" Tanya mamanya seraya menggoyangkan tubuh gadis itu

"Masih sakit kakinya mah.." ucapnya malas.

Ya. Memang luka kemarin dia jadikan alasan agar hari ini dia tidak berangkat kesekolah.

"Yaudah kalo gitu. Kamu istiraht dulu aja. Emmh... ini mama udah buatin nasi goreng kesukaan kamu. Mama taro di meja yah. Mama keluar dulu. Ada urusan dibutik"seraya mencium pucuk kepala putrinya. Sebenarnya mamanya tidak tega meninggalkan anaknya seorang diri, tapi hari ini acara dibutik tidak bisa dimulai tanpa kehadirannya.

"Ehmm.. mama hati-hati yah"

Mamanya hanya tersenyum simpul. Dia meninggalkan kamar anaknya dan segera pergi ke butik.

'Hipii.. alhamdulillah punya luka jadi gak usah go to school deh. Makasih luka' sambil menyapukan kedua tangan diwajahnya.

Segera dia beranjak ke kamar mandi. Tak lama dia keluar kamar mandi hanya menggunakan kimono mandi dan handuk kecil dikepalanya. Dibukanya lemari dan di pilihnya baju ala-ala orang sakit. Baju besar selutut bertangan panjang. Ya ini adalah baju karya tangannya sendiri. Meskipun baju ini terlihat besar tapi tetap cantik saat dikenakan oleh nya.

'Aku bisa nonton tv sepuasnya hari ini. Dan bisa terhindar dari juna, nessa ato orang nyebelin lainnya. Yah meskipun cuma satu atau dua hari' pikirnya.

Tiba-tiba bel rumah berbunyi.

"Siapa sih pagi-pagi udah namu aja. Shh.. aduuh mana jalannya susah lagi" cerocosnya sambil menuruni satu persatu anak tangga.

"Iya iya sebentar... gak sabaran amat!"

Kreekk. Dibukanya pintu dan orang yang berdiri disana adalah dokter renaldi.

'Astaga dokter gila yang namu. Sepagi ini?'batinnya

"Eh dokter udah gila apa namu pagi-pagi begini?!... tau jalannya susah. Mau ngapain, ketemu mama gue. Gak ada mama gue lagi dibutik"cerocosnya tajam


Dokter renaldi hanya tersenyum seraya berkata

"Ada tamu bukannya disuruh masuk dulu"

"Yaudah sih. Masuk ya masuk aja. Mau minum apa? Mumpung gue baik"

Baru saja mulut dokter renaldi menganga. Gadis itu langsung ambil bicara

"Teh aja yah. Gak ada minuman dirumah gue" sambil meninggalkan ruang tamu. Membuat dokter renaldi menggeleng dan tersenyum tipis.

Brak!!
"Aaaaaaaa.... tangan gue. Tangan gue. Aduuhh" teriak gadis itu dari dapur. Membuat dokter renaldi lari kesumber suara dengan panik.

Didapur gadis itu masih saja teriak-teriak kepanasan karna tangannya terkena air panas saat dia hendak menuangkannya kedalam gelas.

"Kenapa?"tanya dokter muda itu

"Kenapa.? Gak liat apa tangan gue. Panaas!"

Masih sempet aja ini anak marah-marah. Batin dokter renaldi

Tanda Tanya (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang