Part 9

13 2 3
                                    

Holaa.. gue balik lagi mas bro!

Seperti biasa gue update lagi. Because karena kuota gue sekarat :'(  syedih dah.

Nikmatin aja yah. Oke gue chaoo!!

Hari senin adalah hari kutukan untuk Tatu. Karena di hari ini lah Upacara bendera yang mengesalkan. Kenapa? Dia harus menahan panasnya mentari, dan ocehan panjang tak tentu arah dari Amanat Pembina upacara. Belum lagi pelajaran Matematika yang memusingkan dia harus mencari nilai x dan y. Dan pelajaran Sejarah yang membuatnya mengantuk.

"Bu saya ijin ke toilet dulu" ijinnya pada guru yang sedang menerangkan.

Tanpa menunggu aba-aba dia meninggalkan ruang kelas. Dan langkahnya menuju toilet.

Sesaat sebelum memasuki toilet dia melihat kakak kelasnya (Nessa) berjalan sangat terburu-buru.

Tiba-tiba sebuah lampu menyala diotak liciknya. Dia berjalan mengendap-endap dan memastikan kalau tidak ada orang yang melihatnya disana. Kemudian apa yang dia lakukan? O.ow! Dia mengunci pintu toilet itu dari luar.

'Gak ada kali kedua untuk kesempatan' begitulah kicauan bahagia yang keluar dari mulutnya.

Sebelum ada seseorang yang melihatnya dia segera berjalan dengan langkah panjang-panjang menuju taman belakang sekolah.

Dia duduk di kursi taman yang dicat cokelat itu, dan mengeluarkan ponselnya dari saku Seperti biasa dia hanya bermain game.

"Lagi ngapain disini?" Suara seseorang itu mungkin mengagetkan gadis itu hingga lagi-lagi ponselnya terjatuh.

"Bisa gak jangan ngagetin terus?!" Ucapnya seraya memandang sosok anak lelaki yang berdiri di belakangnya.

"Kaget ya? Saya pikir orang seperti kamu tidak bisa kaget" lelaki itu tersenyum. Namun gadis itu tak bisa mengartikannya.

"Mau lo apaan sih, Kak Juna?" Tanyanya penuh penekanan.

"Mana kunci toilet?"

'Kok dia tau itu kunci ada di gue' pikirannya bercampur

"Karena saya liat tadi" katanya.

Kemudian dia mengeluarkan sebuah kunci dari saku rok abu-abunya. "Ini?" Nadanya tampak licik.

"Lo mau gue bukain pintu toilet buat Nessa?" Lagi-lagi dengan nada liciknya.

"Kamu gak boleh berlaku sembarangan!" Juna mendekat dan hampir menggapai kuncinya.

"Gak bisa" gadis ini tampak bermain-main dengan keseriusan.

Gadis itu berlari menghindari kakak kelasnya. Dia berputar di sekitaran kursi taman tak jarang dia mengeluarkan lidah seakan meledek juna. Ini mungkin membuat juna kesal setengah mati. Hingga membuat keduanya tampak seperti film india berlari-larian diantara pohon.

"Gue aus. Kantin dulu ya :-P " dan berlari keluar taman dan memasuki lapangan yang ada di tengah-tengah gedung sekolah. Juna masih mengejarnya dari belakang hingga tepat di tengah lapangan dia bisa menangkap tangan gadis itu dan menariknya hingga dia berada tepat di depan dada bidang milik Juna membuat warga sekolah menatap tak percaya.

"Gue gak mau!" Sadar jadi pusat perhatian gadis itu meninggalkan lapangan dengan berlari ke arah kantin.

Hingga akhirnya Juna mengalah untuk mengejar gadis itu. Dia malah meminta Harys untuk membujuk gadis itu memberikan kuncinya karena tak ada kunci duplikat dan pihak sekolah tak ingin dirugikan dengan mendobrak pintu kamar mandi.

Aduuh ini sekolah macem apa sih gak mau rugi dikit? 

Pasti lo nanya gitu kan?
Karena ini sekolah yang bikin peraturan kan gue.

***

Hay hay hay!

Maaf apdet nya lama yah. Iya padahal kemaren-kemaren udah bikin tinggal publis eh malah ilang. Mau gak mau nulis lagi

Ada yang kangen kah sama gue??

See you next part

Tanda Tanya (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang