part 10

13 2 0
                                    


"Sialan lo! Kampret emang dasar!" Teriak Nessa saat dia bisa keluar dari toilet.

Tatu yang sedang minum es teh sambil main game dikantin pun menatapnya kaget. Bukan karena kedatangannya tapi karena suaranya Nessa yang super duper cempreng.

"Apaan? Jangan teriak-teriak gue gak budeg" balasnya santai.

Nessa mulai mendekatinya dengan langkah yang siap berperang.
"Maksud lo apaan tadi hah?!!"

"Udah gue bilang jangan teriak gak mau denger. Heran gue, liat noh temen-temen yang lain pada bubarkan" sahut tatu dengan malas

"Bodo amat gue gak peduli! Maksud lo tadi apa ngunci gue di toilet?!" Nadanya masih sama.

"Gue cuma nyari sensasi. Kenapa lo gak suka?"

"Govlok! Jelas gue gak suka. Lo tau disana itu pengap, sempit, bau. Macem-macem lah!... bla bla bla.....

"Udah selesai curhat nya?" Tatu beranjak dari kursi kantin membayar es nya dan pergi.

"Woy! Lo mau kemana?! Urusan kita belom selesai!!" Mungkin itu lah kiss bye termanis yang sering Nessa ucapkan.

----

Pulang sekolah...

"Tu kamu pulang sama siapa?" Tanya Amalia yang berjalan beriringan dengan Tatu

"Sama pak Dokter. Kenapa?" Jawabnya santai.

Amalia hanya mengangguk sekilas.

"Lo pulang sama siapa? Rina kan sakit, motor lo masuk UGD. Mau bareng aja sama gue?" Tanyanya lagi.

"Gak usah. Gue bareng kak Harys kok" jawabnya ragu-ragu.

"Oh. Jadi cita-cita lo tercapai nih?" Pertanyaan macam apa itu? Dia membuat sahabatnya kini kian bersemu merah alias blushing.

"Hayoo.. lagi ngomongin kakak ya?" Tiba-tiba Harys muncul dari belakang.

"Woooh iya dong! Kak kalo lo jadian kasih gue PJ yak." Godanya membuat Harys tak mengerti tapi membuat Amalia memerah lagi.

"Jadian? PJ?..." belum selesai Harys bertanya Tatu langsung memotong karena mobil Dok. Renal telah tampak dan mengklakson lagi.

"Ehh.. kak, Al gue duluan yah?? Noh pangeran udah jemput. Bye bye kalian... Undang gue di hari bahagia kalian yah..." dan sesegera mungkin Tatu berjalan kearah mobil yang sedari tadi menunggu sambil tersenyum-senyum.

"Hallo om dokter" saat memasuki mobil dan memakai sealbelt

"Walaikumsalam" balasnya

"O.ow. gue lupa... Assalamualaikum om dokter" ulangnya

"Lain kali jangan lupa ya" ingat nya.

Gadis disebelahnya hanya mengangguk sambil tertawa kembali.

"Lagi bahagia ya? Ketawa terus?"

"Ah dokter mah KEPO!"

"Emang gak boleh kepo sama calon is......" What calon.... dia bilang.

Membuat gadis itu sontak terkejud dan menatapnya tajam seakan ingin menerkam.

"Maksud lo?!"

"Gak ada" fokusnya tetap pada jalanan.

"Kampret! Ngomong gak?"

"Udah jangan marah gitu dong.. ralat deh yang tadi...." kata-kata dokter tak dilanjutkan karena apa yang dia lihat.

"Hidung kamu berdarah.." dan langsung memberikan sepotong sapu tangan.

"Makasih"

"Jangan banyak pepanasan, istirahat yang cukup, jajanan juga yang sehat..."

"Ah bawel banget udah kayak mama sama papa!"

Hening

"Dok. Jangan bilang mama sama papa yah" pintanya

"Besok ke Rs ya. Mau?"

"Mau ngapain?"

"Surpraise!"

"Ih kesel gue ah!"

-----

Bugh!

Suara tubuh Mungil itu ambruk seketika saat sampai kamarnya. Tubuh itu kini terlihat lemah. Dengan setengah sadar dia bangkit dengan susah payah. Dia coba berdiri sambil meraih apapun yang bisa dia pegang agar tubuhnya tak roboh di lantai. Wajahnya tampak sedikit pucat, saat sampai di ujung kasurnya tangan kanannya meremas setengah kuat ujung seprai dan tangan kirinya memegangi kepalanya.

"Aaah.. Ya Allah.... kepala gue... shhh.. shh. Sakit!" Nadanya kian melemah sebelum matanya terpejam dan kehilangan seluruh kesadarannya.

17.59wib

"Aduh anak gadis tidur di situ.. sayang ini udah mau maghrib nak, bangun ayoo bangun... " itu suara mamanya mencoba membangunkan anak gadisnya.

"Shh... ma... ma.. aku bangun kok, mau mandi ini" jawabnya dengan sedikit menyembunyikan wajahnya.

"Hey.. kamu pucat sekali. Pasti belum makan ya? Makan dulu yuk"

"Iya aku belom makan.. nanti habis mandi, solat aku turun deh ma"

" yaudah mama ke kamar dulu yah"

---
Pikirannya bercampur saat sedang makan malam bersama kedua orang tuanya.

'Kepala gue sakit banget tadi... apa besok gue bisa dateng ke acaranya si Dokter?' Pikir nya.

"Loh kok makanannya cuma diaduk-aduk aja sih nak?. Gak enak?" Tanya mamanya menyadarkannya dari larutan pikirannya.

"Eh, nggak kok mah. Masakan mama selalu enak kok" elaknya. Padahal lidahnya memang sudah tidak merasakan apa-apa lagi saat memasukan sesendok makanannya. Nafsu makannya juga kian menurun sekarang. Kenapa ini?

"Aku udah kenyang mah. Aku ke kamar dulu ya"

***
Wah kira-kira Tatu kenapa ya?

Temukan jawabannya di part selanjutnya.

See you next part beps!

Tanda Tanya (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang