Terbongkar

5.1K 550 22
                                    

Sudah dua minggu iqbaal berpura-pura sakit. Bastian dan Aldi selalu menemaninya, namun mereka selalu mengeluh atas tingkah iqbaal.

(Namakamu) juga selalu berkunjung meski hanya menanyakan kabar iqbaal kepada bastian atau aldi.

Iqbaal menatap bastian yang asik bermain iphone begitu juga aldi ia menonton televisi untuk menghilangkan bosan.

"Bas" panggil iqbaal

"Paan?"

"(Namakamu) kapan kesini? Kata lo kesini gue mau siap-siap tidur." kata iqbaal membuat bastian menghela nafasnya kasar.

"Gue rasa lo udah kehilangan akal waras lo." ucap bastian dengan kesal

"Kenapa?"

"Lo ngebohongin (namakamu) baal. (Namakamu) juga punya waktu istirahat. bahkan waktu sama temen dia, semua sirna karna kelakuan lo." papar bastian

"Gue kaya gini karna gue sayang dia!!" ucap iqbaal tegas

"Cara sayang lo konyol" celetuk bastian

"Karna lo ga pernah ngerasaain apa yang gue rasain!!"

"Dan gue bersukur. Gue ga ngerasain dan gue masih ngehargai perasaan cewe ga kaya lo!" tunjuk bastian dengan telunjuknya.

"GA USAH NUNJUK GUE!" teriak iqbaal

Aldi menghela nafasnya kasar. Ia beranjak dari duduknya, ia mendekati iqbaal.

"Secepatnya lo harus sadar. Jangan nyita waktu (namakamu) dengan perbuatan lo yang ga ada faedahnya." ucap Aldi menepuk pundak iqbaal

"Dengerin aldi ngomong" kata bastian

"Sutt diem. Ini rumah sakit bukan tongkrongan."

"Bahkan iqbaal nganggep ini tongkrongan barunya" celetuk bastian

"Diam bas"

"Jangan gitu ald. Jangan manjain dia, dia udah gede. Biarin dia selesain masalah lo secara bener. Jangan dengan cara murahan lo pura-pura sakit." terang bastian

"Gue bakal-"

Brakkk!!!

"Jadi selama dua minggu lebih kamu bohongin aku? Jadi aku nunggu bahkan tayangin kabar orang sehat? Salah apa aku sama kamu?" (namakamu) tak meledak-ledak, ia berucap dengan santai tetapi menohok bagi iqbaal

"Aku bis-"

"Gada yang bisa kamu jelasin. Ini udah cukup. Cukup menyita waktu, menyita kesenangan aku. Aku cape baal"

Iqbaal beranjak dari ranjang menghampiri (namakamu). Ia lantas menggenggam pangkal lengan (Namakamu).

"Lepasin baal" ucap (namakamu) Santai namun menohok

"Engga (namakamu)" iqbaal menggelengkan kepalanya.

"Baal"

"(Namakamu)"

"Baal jauhin aku. Kita bisa jalani ini masing-masing. aku sama kehidupan baru aku dan kamu juga." papar (namakamu) membuat iqbaal hampir meneteskan air matanya.

"Aku bahagia sama kamu" ucap iqbaal

"Tapi aku ga bahagia sama kamu"

"Apa karena kamu marah sama aku?"

"Hmm. Aku ga marah sama kamu, cuma aku kecewa atas apa yang kamu lakuin.

"Aku bisa je-"

(Namakamu) menggelengkan kepalanya. Membuat iqbaal bungkam.

Dia IqbaalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang