Extra Part 3

8K 612 52
                                    

(Namakamu) sedang berada disofa karena memang savy sedang dibawa oleh teh ody sedangkan, ken sedang direbutkan oleh dua neneknya.

Iqbaal menghampiri istrinya yang sedang bermain iphone.

"Kamu kenapa?" tanya iqbaal mengahampiri istrinya duduk disampingnya dan mencium keningnya.

Iqbaal membawa kepala (namakamu) kecekungan lehernya. Kedua kaki (namakamu) naik keatas sofa.

"Kamu capek ngurusin ken?" tanya iqbaal

(Namakamu) menggelengkan kepalanya ia masih bermain iphonenya. Dengan posisi masih sama.

"Terus kenapa?"

"Kamu kesel sama aku? Karena aku ga ada waktu ngebantu kamu ngurusin ken sama savy?" lagi-lagi iqbaal bertanya.

Dan lagi-lagi (namakamu) menggelengkan kepalanya. Iqbaal memeluk (namakamu). Dengan cepat tangan kiri (namakamu) memeluk pinggang iqbaal.

"Kamu kenapa ngomong?"

"Lemes" lirihnya

"Kenapa? Kamu lemes mau dipijet? Apa gimana?" tanya iqbaal lagi.

"Ga usah nanti sembuh" jawabnya singkat.

"Kamu kenapa si sayang?" iqbaal mengeratkan pelukanya. (Namakamu) memejamkan kedua matanya.

(Namakamu) memang pucat karena iqbaal tak tau, kenapa istrinya berada disofa panjang putih dikamarnya.

"Kita keluar aja gimana? Beli apapun yang kamu mau" bujuk iqbaal

"Kamu masak apa? Oh ya tumben ken sama nenek-neneknya, savy juga belom keliatan."

"Aku tuh ga kepikiran masak, buat mandi aja susah. Makan apa lagi. Savy tadi demam dan kamu tau ada ken yang ga bisa aku tinggal. Savy yang minta gendong terus, ken emang ga rewel tapi namanya dia masih kecil aku ga tega ninggalin dia. Ini lagi kamu bawel banget baru pulang kaya gini. Aku tuh cape." papar (namakamu).

Iqbaal yang mendengarkan merasa teryuh, pasalnya ia tak tau savy sakit. Ia berada dikantor. Kantor milik ayahnya telah diberikan kepada iqbaal.

Iqbaal merasa bersalah, pasalnya ia meninggalkan savy, ken dan istrinya. Tau-tau dirumah banyak orang.

"Maafin aku sayang, aku gatau" iqbaal mulai merasa frustasi dengan keadaan istrinya sekarang.

(Namakamu) menutup matanya dengan kepala yang terselip dicekungan leher iqbaal.

Iqbaal mendekap istrinya dengan erat. Untung sofa ini berada dikamarnya jika tidak gaswat.

"Iqbaal sayang sama bundanya savy sama ken" ucap iqbaal

"Iya iya"

"Aku heran ken itu anak aku sama kamu, tapi kok jarang sama aku ya, kalo aku gendong, bunda ngomel sama ibu juga." iqbaal berbicara karena faktanya iqbaal bisa melihat ken jika iqbaal menculik ken kekamar dan mengunci kamarnya dengan bantuan (namakamu).

Savy sudah bisa membaca dan menulis, namun iqbaal belum mendaftarkan putrinya kesekolah TK. Karena iqbaal berniat memboyong istri dan kedua anaknya ke Amerika urusan proyek yang memakan waktu berbulan-bulan.

Iqbaal akan susah bolak balik indonesia dan Amerika, ia ingin menetap disana meski keputusanya ditentang banyak keluarga.

Sebenarnya iqbaal bukan memisahkan keluarganya, namun iqbaal sadar kehidupanya saat ini untuk anak dan istrinya.

Ia ingin belajar menjadi ayah terbaik, seperti ayahnya Herry. Iqbaal banyak mengambil pelajaran dari ayahnya.

(Namakamu) tak memprotes keputusan iqbaal. Memang keputusan ini masih belum jelas.

Dia IqbaalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang