The World from Dayeon's Eyes Part II

86 12 0
                                    

Hari berhari berganti. Berita besar pernikahanku dan jungkook tersebar luas. Semakin banyak fans jungkook yang antusias dan sebaliknya semakin banyak pula yang mengutukku karena telah mengambil 'oppa' dari mereka.

Namun di luar konteks itu Kami memutuskan pernikahan kami berjalan sederhana dan ceria. Sebab itu kami hanya mengundang seorang wartawan dari agency yang merupakan sahabat dekat kami untuk meliput jalannya acara.

Gaun telah kami pilih dari desainer yang biasa menangani konsep mv Dan comeback jungkook. tempat hanya disebuah Wedding Hall sesuai permintaanku. Dan undangan hanya dari keluarga, beberapa artis akrab jungkook dan sahabat sahabat kami. Serta rekan kerja kami.

Hanya cincin yang sampai saat ini belum kami pilih.

Ada sedikit penolakan dari hatiku saat jungkook mengajakku memilih cincin. Aku selalu menghindar dengan alasan tak cocok tiap kali jungkook mengajakku mencarinya.

Sejujurnya, aku masih ingin taehyung yang menyematkan cincin di jemariku. Bukan lelaki lain.

Namun jungkook berusaha keras mendobrak pintu hatiku. Aku sangat menghargai hal itu. Ia berhasil membuatku mencintainya. 40% untuk jungkook. 60% untuk taehyung.

Hari semakin berganti, jungkooklah yang telah melakukan segala persiapannya. Ia tak ingin membuatku lelah. Meskipun ia sendiri punya jadwal yang jauh lebih sibuk daripadaku.

Ia membuatku semakin jatuh cinta saat kami memilih gaun.

Saat itu, pagi, jungkook berada di Taiwan untuk konsernya. Setelah menerima panggilan dari desainer Untuk melakukan fitting baju, lelaki itu rela terbang seusai konser hanya untuk melihatku keluar dari ruang ganti. Ia ingin menjadi orang pertama dan satu satunya yang bisa melihatku mengenakan gaun pengantin.

Lelaki yang cukup bodoh,

karenaku, ia harus mengorbankan waktu istirahatnya, ia bahkan rela kembali terbang ke Hongkong setelahnya. Betapa bodohnya laki laki itu.

Namun itulah jungkook. Ia selalu memastikan aku merasakan perhatian dan cinta yang besar darinya.

Ia tidak ingin aku melupakannya sedikitpun. Itulah mengapa di cela cela konserpun ia tak lupa mengirimkanku foto foto meskipun ia harus menghadapi kemarahan managernya.

Itulah jungkook. Ia yang rela terbang dengan pesawat darurat saat mendengarku jatuh sakit karena kelelahan. Ia adalah lelaki yang rela membayar pinalti karena lari dari kontrak demi melihatku yang terbaring lemah di rumah sakit.

Lelaki itu menangis, memohon maaf kepada kedua orang tuaku karena tak bisa menjagaku, hal ini membuat orangtuaku semakin menyayangi jungkook.

Ia bukan orang yang tidak profesional. Tidak. Ia sangat profesional. Ia tetap tampil meskipun kakinya cedera. Ia tetap memberikan yang terbaik meskipun kondisinya tak memungkinkan.

Hanya saja, lelaki itu bisa sedikit gila jika 'aku' adalah kasusnya.

Jungkook menghubungiku, ia berkata telah tiba di seoul dan akan menjemputku di apartemen 'kami' nantinya.

Nantinya? Ya, jungkook menghadiahkanku sebuah apartemen mewah untuk kami tinggali nantinya. Ia bersikeras untuk menyuruhku tinggal lebih awal karena ia ingin aku mengatur tempat tinggal kami sesuai keinginanku.

Kembali ke topik pembicaraan, jungkook menghubungiku setengah jam yang lalu dan ini pertama kalinya ia membuatku menunggu. Biasanya ia akan menungguku make up sembari menggerutu untuk tidak mengenakan make up terlalu tebal.

Ia tidak ingin lelaki lain melihatku?! Cukup overprotective namun wanita mana yang tidak suka jika lelaki mereka seperti itu.

Oleh karena itu aku bertanya tanya. Mungkin ia terjebak macet mendadak. Mungkin. Namun tak lama, kudengar kode password apartemen berbunyi dan pintu terbuka. Jungkook dengan masker hitam, jaket hitam dan topi hitam, bak seorang penjahat berdiri di ambang pintu.

FIRST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang