Gayoon mengangkat satu alisnya dihadapanku.
"Aku mendengar sesuatu ganji dari perkataanmu barusan" ujar gayoon. Aku melihat dayeon telah masuk kedalam mobil dan menunggu jungkook untuk menyalakan mesin mobilnya. Mereka terlihat berbicara sesuatu yang serius, aku bisa membacanya dari ekspressi wajah dayeon.
Gadis itu bagai buku yang terbuka dihadapanku. Mudah sekali untuk ku baca. Karena ekspresi wajahnya sangat jujur. Meskipun bibirnya kerap berbohong.
"Aku mengatakan yang sejujurnya" jawabku mudah, memberikan teka teki pada gayoon.
"Apa kau menyukainya?" Tanya gayoon spontan.
Aku menerawang ke gadis yang duduk didalam mobil itu. Ia terlihat mengangguk dan kemudian jungkook menyalakan mesin mobil itu.
"Cepat katakanlah! Ia belum pergi. Satu kata darimu maka dunia bisa berubah.." Ujar gayoon seraya mendorongku. Aku hanya tersenyum dan bergeleng.
"- aku sudah terlambat. Tidakkah kau lihat hati gadis itu tak lagi jujur pada dirinya sendiri?" Tanyaku pada gayoon. Gayoon bersih keras menggeleng.
"Tidak, bodoh. Dia mungkin akan memutar balik dunianya jika perlu. Kau cukup katakan yang sejujurnya! belum terlambat kim taehyung." ujar gayoon.
Namun belum sempat aku menjawab, mobil itu telah berlari pergi. Dayeon hanya melihat sekilas dan tersenyum melambaikan tangannya.
Selamat tinggal.
"Kau tolol. Bagi dayeon, tidak pernah ada kata terlambat untukmu, kim taehyung. " ujar gayoon.
"sudah terlalu banyak luka yang kuberikan padanya untuk memulai sebuah awal baru. Aku takut, aku hanya akan mematahkan fantasinya. Karena aku sendiri, tidak seperti yang ia bayangkan.. Akan lebih baik jika ia menyimpannya sebagai kenangan." jelasku. Gayoon tersenyum sinis.
Ia mungkin tidak memahami perkataan dan maksudku. Tidak. Tidak ada yang tau, selama ia tidak merasakan posisi yang sama sepertiku.
Ketika kau mencintai seseorang disaat yang sangat terlambat.
...
Seminggu lagi, aku mempersiapkan kelulusanku dari universitas hanmyung. Seperti yang diharapkan, aku mendapat nominasi pelajar dengan nilai kelulusan terbaik di hanmyung.
Beberapa perusahaan telah memberikan tawarannya padaku. Dan hanya satu perusahaan yang menarik mataku.
"Saya harap anda bersedia bergabung bersama SW group. Kami akan menunggu kabar baik dari anda.." Ujar manajemen perusahaan itu.
SW grup bergerak di bidang entertainment. Mereka mendengar jika aku adalah ulzzang dengan predikat akademik fantastis di daerahku. Mereka menawarkan posisi yang cukup fantastis untuk seorang lulusan muda sepertiku.
Bukan sebagai aktris atau aktor maupun idol, melainkan sebagai dewan direksi dan Human Research Development perusahaan terkenal itu.
Dan diatas segalanya. Seoul. Lokasi perusahaan itu.
Sudah 2 setengah tahun aku tak mendengar kabar dari gadis itu. Dayeon. Jika itu Joohee, dia kini menjadi asisten designer sebuah brand terkenal di dunia. sama sepertiku, joohee punya ambisi yang besar. Ia memilih untuk meninggalkanku lebih lama.
Namun sejujurnya, aku tak lagi merasa berat pada joohee. Jika aku harus memilih antara joohee dan dayeon saat ini juga, aku akan memilih dayeon. perasaan yang lama itu kini terasa amat lekat.
Aku akan terus mencari foto foto dayeon yang lama tiap kali aku merindukannya. Ia memang tumbuh menjadi wanita yang amat cantik dan mempesona. Ditambah lagi sifatnya yang sopan dan manis membuatnya terlihat seperti seoranf pemeran utama di drama romance-tragedy.
Aku memutuskan untuk menerima tawaran SWentertainment. Dan dua hari setelah kelulusan, Gayoon memberikan padaku sebuah informasi yang mengejutkan. Bahwa Jungkook akan melakukan debut di 'calon' agency ku. Apakah ini takdir? Atau sebuah malapetaka?
Karena di hari pertama bekerjaku, aku harus berpapasan dengan jungkook dan timnya.
Ia dengan santai mengajakku berkeliling memperkenalkan bangunan berlantai 12 itu.
"Benar benar sebuah kebetulan yang aneh.." Ujarnya sembari memberikanku kaleng minuman bersoda dingin.
"Bagaimana aku bisa bertemu dengan orang yang benar benar aku benci untuk yang kedua kali?" lanjut jungkook. Aku mengangkat alisku. "- yoongi sunbae juga bekerja di perusahaan ini. Ia bekerja sebagai tim pengacara perusahaan" jelas jungkook.
"Dan sekarang kau bekerja disini? Benar benar dunia yang aneh.." Ujarnya.
Aku hanya tersenyum miris.
"Kuharap aku tidak banyak berurusan denganmu. ah, mungkin kita akan jarang bertemu karena kau tidak bertugas untuk mengatur kami.." Ujarnya. Aku hanya mengangguk.
Selagi masih dalam pembicaraan aku memberanikan diri untuk memulai tema yang sangat riskan untuk kami.
"Bagaimana dengan dayeon?" Tanyaku. Jungkook berhenti meneguk minumannya dan terlihat mematung untuk beberapa detik.
Ia mengehembuskan napas.
"-aku berharap kau tak menyebut nama itu.." Ujarnya. Dari rautnya ia terlihat kesal. Apakah ada sesuatu diantara mereka?
"Apa yang terjadi? Bukankah kalian berkencan?" selidikku lebih dalam. Jungkook memberikan tatapan dingin padaku.
"Kenapa kau bertanya? Apa kau tertarik dengannya?" Ujar jungkook. Aku mengangguk, membuat jungkook semakin jengkel.
"Dayeon pindah dari Seoul.." Ujar jungkook. Aku tersentak. "-kemana?"
Jungkook menghendikkan bahunya.
"Aku tak tau. Dan aku tidak akan memberitaumu meskipun aku tau. asal kau tau, aku terikat kontrak untuk tidak berkencan selama 3tahun debutku. Aku takkan pernah memberitaumu apapun tentang dayeon. Jangan berharap apapun padaku. Karena setelah 3 tahun kontrak berkencanku habis, aku akan menyusulnya.." Ujar jungkook dingin. ia meninggalkanku sendiri.
Kesal. Sakit. Depresi.
Aku tak seharusnya pergi ke Seoul.
![](https://img.wattpad.com/cover/128747371-288-k621665.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST LOVE
FanfictionDia pasti akan kembali padaku. Dia pasti akan mengejarku. Dia pasti akan mencintaiku. Aku selalu percaya hal itu takkan berubah. Dan selama itu aku hanya terus percaya tanpa pernah mencoba. Aku selalu menganggap bahwa ia tidak pernah letih dan ak...