(Tehyung POV)
Hari- H yang telah dinantikan tiba. Berita telah tersebar ke seluruh penjuru dunia. Dan undangan di tanganku telah ku genggam rapat. Suasana masih sepi, pengurus pernikahan masih berlari kesana kemari. Calon pengantin masih berada di ruang terpisah.
"Maaf. Apakah anda tamu?" Tanya seorang pengurus.
Tamu?
Apakah aku datang sebagai tamu? Ataukah aku sebuah bom yang siap meledak?
"Maaf, tamu diperbolehkan masuk 2 jam lagi.." Lanjutnya.
Aku mengulurkan undanganku.
"Bisakah kau sampaikan pada mempelai wanita, jika Kim Taehyung ingin berbicara sebentar, berdua, dengannya?"
Pertanyaanku terdengar mencurigakan, namun hanya ini yang mampu aku lakukan untuk yang terakhir kali. Pengurus itu pergi dan lima menit kemudian ia datang.
"Silahkan, saya akan menunjukkan arahnya.."
Dayeon menyetujuinya. Bahkan sampai akhir, ia begitu besar mengambik risiko hidupnya.
Pengurus itu berhenti dan menunjuk ke sebuah ruangan disudut."Nona dayeon menunggu anda . ." ujarnya. Kurasa itu adalah isyarat agar aku berjalan dan masuk sendiri.
Kuberanikan diri membuka pintu kayu berwarna putih itu, perlahan, siluet gadis bergaun putih tampak perlahan lahan.
Bak malaikat. Dayeon berdiri dengan kerudung kasa menutupi wajahnya. Namun aku masih bisa melihat betapa cantik wajahnya. Seandainya aku yang menikahinya.
Seandainya saja."Kau datang?" tanyanya. Aku mengangguk dan tersenyum.
"Kau amat sangat cantik" pujiku. Ia menggigit bibir bawahnya dan tersipu malu.
"Apa yang ingin kau bicarakan tae?" Tanyanya.
Ada sedikit jeda diantara kami. diam dan gelisah. Namun apa yang harusnya dilakukan, harus dilakukan. Demi diriku, demi Dayeon yang kucinta.
"dayeon ah.." Ujarku, gadis itu terlihat tegang. "-aku..."
"Kim Taehyung" Ujarnya tiba tiba. ia seakan menebak nebak apa yang akan kukatakan. Aku hanya tersenyum.
"aku bukan datang untuk mengucapkan selamat dan pergi jauh. " ujarku, gadis itu seperti buku yang terbuka, mudah sekali di baca.
"Lalu? Untuk apa kau datang kemari ?" Ujarnya bingung.
Aku mendekat, semakin dekat semakin hatiku tak kuasa. Semakin aku mati rasa. Semakin menjadi akhir dunia.
Hingga tanganku meraih kerudung yang menutupinya. perlahan lahan. Pengantinku. Wanitaku.
Ia tersipu malu melihat jarak kami yang terlalu dekat. Untuk yang pertama kalinya."Aku mencintaimu.." Ujarku pelan. Ia menatapku gamang. Seakan dunia hancur didepan matanya.
"Aku mencintamu sejak dulu dayeon.." Ujarku. Dayeon mengambil langkah mundur. Menghindar? Tidak.. Ia terlalu terkejut hingga air mata tiba tiba jatuh.
"Aku menyukaimu sejak kau mendekatiku. Sejak kau diam diam melihatku. Sejak kau selalu cemburu tiap kali nama Joohe disebut."
ia menatapku seakan aku berbicara bahasa asing yang tak ia mengerti."Tae.."
"Yang tidak kau tau, aku menatapmu kembali ketika kau telah berpaling, aku selalu berkata dan bersikap dingin karena aku tak tau harus bersikap seperti apa, dan aku juga diam diam melihatmu saat kau tak melihatku.. sungguh.."
Aku meraih tangannya dan tersenyum pedih.
![](https://img.wattpad.com/cover/128747371-288-k621665.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST LOVE
FanfictionDia pasti akan kembali padaku. Dia pasti akan mengejarku. Dia pasti akan mencintaiku. Aku selalu percaya hal itu takkan berubah. Dan selama itu aku hanya terus percaya tanpa pernah mencoba. Aku selalu menganggap bahwa ia tidak pernah letih dan ak...