Aku tidak menyangka 'bersama sama' yang dimaksudkan dayeon adalah benar benar 'bersama sama' dengan banyak orang.
Ia datang bersama jungkook, dan beberapa kawan ikut bersama mereka.
"Taehyung ah.. kau sendiri? Apa kau tidak bersama jimin atau sungjae?" Tanya dayeon polosnya.
Tentu tidak. Karena dalam bayanganku hanya akan ada kau dan aku. Tentu saja aku telah menolak ajakan jimin dan sungjae untuk datang bersama.
Aku dengan berat hati menjalankan mobilku mengikuti mereka dari belakang.
Pernikahan Gayoon dan Namjoon diwarnai isak tangis dari kedua orangtua mempelai. Yang kudengar Namjoon sunbae akan membawa Gayoon untuk pergi dan tinggal di Seoul. Yang artinya Gayoon akan semakin sering bertemu dengan dayeon.
Dayeon mendekati Gayoon dan Namjoon yang terlihat ramah menyapa tamu tamu yang datang. Gayoon berseru bahagia dan memeluk dayeon sebelum memberikan pandangan aneh padaku dan jungkook.
Ia membisikkan sesuatu namun dayeon hanya melambaikan tangannya..aku tak menangkap apa yang sedang mereka bicarakan, namun jungkook buru buru melingkarkan lengannya ke pinggang dayeon.
Gayoon memberikan tatapan aneh pada jungkook namun kembali ia hanya tertawa.
tak bisa berbincang lama, namjoon sunbae segera memberikan sinyal untuk segera berlalu dan menyambut tamu yang lain.
"Taehyung ssi, maafkan aku. Aku juga sama seperti dayeon. Aku mengharap kebahagiaan untuknya. aku tidak akan menyampaikan apapun pada dayeon. Jika perasaanmu masih seperti yang dulu, ada baiknya kau ungkapkan saja Langsung kepadanya." bisik gayoon.
Mungkin semua orang yang mengenalnya baik akan berpendapat sama.
Aku adalah faktor terbesar dayeon tersenyum dan menangis.
Namun kembali. Aku bukanlah seorang remaja lagi. Aku telah tumbuh lebih dewasa. Aku tau jika saat aku mengatakannya, aku bisa melukai dayeon yang kini mencoba dengan sekuat tenaga melupakanku.
"Aku masih bersama joohee" ujarku. Kurasa dayeon mendengarnya, karena ia raut wajahnya berubah sedih setelah mendengarnya. Gayoon memberikan tatapan sinis padaku.
"Sudah kubilang aku ingin dayeon bahagia bukan? Aku tak suka caramu. Kim taehyung yang bodoh"
Aku hanya tersenyum mengangguk. Kuharap gayoon tau maksudku. "-Selamat atas pernikahanmu"ujarku. Gayoon menghembuskan napas dan mengangguk.
"Kuharap kau tidak akan kecewa dengan keputusanmu sendiri.. " ujar gayoon.
"-Aku tau apa yang aku lakukan.."
Aku merasakan dayeon menatapku tajam seakan aku berkhianat padanya. Namun jungkook selalu mengalihkan pandangannya dan membuatnya kembali tersenyum.
Pesta berlangsung meriah setelah kedatangan sahabat sahabat namjoon sunbae.
Aku telah melewatkan pesta dengan mengamati dayeon dr jauh. Aku sadar aku telah menjauh. Dan aku sadar aku diam diam tersenyum saat ia menerima lemparan karangan bunga dari gayoon. Kurasa gayoon sengaja melemparkannya pada dayeon.
Namun aksi jungkook yang setelahnya membuat kami semua. Tersentak. Lelaki itu secara terbuka dan dalam keramaian, ia menarik dayeon dan memberikan kecupan lembut dibibir dayeon. Aku hancur.
Semua bersorak.
Dan saat itu jungkook mengeluarkan sebuah cincin dari kantongnya."-Hari ini aku. Jeon jungkook. Berdiri disini untuk melamarmu kim dayeon. Kita telah bertahun tahun bersama. Aku tak ingin melewatkan gadis sepertimu dari hidupku. Disini. Saat ini. Dengan disaksikan sahabat baikmu dan semua tamu. Aku ingin kamu menerimaku sebagai calon suamimu. Lee dayeon.. maukah kau melakukan itu?" Ujar jungkook lantang dan membuat semua orang bersorak untuk menerima lelaki itu.
Aku muak.
Aku berdiri dari bangkuku. Dayeon menatapku seakan ingin meminta tolong padaku."-Tunggu" ujar jungkook lagi merasakan jika dayeon mengkhawatirkanku.
"Disini juga hadir seorang yang amat penting bagi wanita ini. Kim taehyung. Cinta pertama dari wanita ini.." jungkook tiba tiba menyerukan. Membuat dayeon dan aku syok.
"-Hari ini aku ingin meminta izin padamu. Karena sepertinya kau masih berharga bagi wanita ini. Maukah kau melepaskan gadis ini untukku?"
Mungkin jungkook sudah gila. Kini orang orang mulai berbisik satu sama lain. Gayoon bahkan turun dari pelaminan dan menarik jungkook.
"Kau sudah gila?" Tanya gayoon pelan. Jungkook hanya tersenyum.
"Ya. Sepertinya. Kurasa aku akan gila jika tidak melakukannya sekarang. Niatnya aku ingin melamar dayeon setelah pernikahanmu. Tapi kurasa inilah kesempatan terakhir bagiku dan dayeon.."
Jungkook beralih menatapku.
"Kim Taehyung. Maukah kau melepaskannya?" Tanya jungkook.
Aku benci ini.
Aku benci pada diriku yang tak bisa menyangkal.
Aku benci diriku yang mengabaikan ketulusan dan pengharapan dari tatapan dayeon yang tajam.
Aku benci diriku yang sampai saat inipun berkilah bahwa aku tidak harus mencintai dayeon.
Aku benci diriku yang mengatakan.
"-dia tidak pernah jadi milikku. Mengapa kau bertanya seperti itu padaku."
Jungkook tersenyum menang. Jujur aku ingin menghajarnya saat itu. Tapi untuk alasan apa? Apa karena ia telah berusaha dengan mengabaikan harga dirinya untuk bersama dayeon?
Apakah untuk usahanya yang sangat mati matian mengejar gadis yang kini tumbuh menjadi wanita itu.
Atau karena aku telah kalah telak bahkan saat aku belum berani mengambil start.
Aku hanya berbalik saat dayeon menitikkan air mata. Aku berharap dayeon pada detik itu untuk mengejarku keluar. Seperti dayeon yang lama.
"Ya. Aku mau"
Namun aku lupa bahwa kamu telah tumbuh dewasa. Kamu tak lagi seperti dulu. Dan kami.. telah banyak terluka dengan permainan kami sendiri.
Satu yang berpura pura tidak lagi mencintai dan satu yang berpura pura tidak pernah menyadari.
Dengan perkataan dayeon, aku berjalan pergi keluar dari tempat itu. Mengabaikan sorak sorai di tempat itu. Dan sekali lagi mengabaikan air mata wanita itu.
.
.
.
Mungkin ini benar benar sebuah salam perpisahan. My first crush, kim dayeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST LOVE
FanfictionDia pasti akan kembali padaku. Dia pasti akan mengejarku. Dia pasti akan mencintaiku. Aku selalu percaya hal itu takkan berubah. Dan selama itu aku hanya terus percaya tanpa pernah mencoba. Aku selalu menganggap bahwa ia tidak pernah letih dan ak...