Chapter 17

103K 2.8K 18
                                    

Sudah seminggu Levin tidak ada kabar sama sekali, bahkan Lia tidak makan nasi selama itu, hanya minum, minum dan minum. Di kantor pun ia tidak dapat informasi tentang Levin, untung saja Karin sudah mulai bekerja. Jadi ia tidak terlalu kesepian, Lia pun agak sedikit lega setelah Karin memberitahu nya bahwa Levin sangat sibuk karena ada masalah di perusahaan di New york.

Lia menelpon Mama nya, namun lagi lagi oprator yang menjawab nya. Lia memutuskan untuk menelpon Mama Riana.

"Hallo"

"Hallo sayang"

"Mama lagi sibuk gak?"

"Enggak sayang, kenapa?"

"Mama Levin hilang"

"APA? Hilang gimana maksudnya?"

"Dia ke New York seminggu yang lalu, tapi dia gak ada kabar sama sekali, ponsel pribadinya ketinggalan, sampai sekarang dia belum ngehubungi aku"

"Sayang, kamu jangan khawatir dulu, Mama yakin dia baik baik aja, mungkin dia sangat sibuk di New york, oh iya, Mama denger perusahaan nya di New Yor sedang ada masalah, dan sepengalaman Mama, waktu perusahaan Papa ada masalah juga, dia sangat sibuk, bahkan gak sempet buat makan, jadi wajar aja, kamu tenang dulu, nanti mama cari tau"

"Iya ma, aku tunggu kabar nya"

"jangan terlalu khawatir, Levin akan baik baik saja, tidak akan terjadi apa apa"

"iya ma"

"Yaudah sayang, Mama ada kerjaan lagi nih, Mama tutup dulu ya sayang, nanti kalau ada waktu Mama telepon lagi"

"Iya Ma, makasi ya"

Tutt tutt

Panggilan terputus

"Bener kata Mama, Levin pasti sangat sibuk sekarang, jadi tidak sempet beri kabar" ucap Lia meyakinkan diri

***

Pagi ini Lia masih setia berbaring di ranjang king size nya, badan nya terasa lemas, tubuhnya terasa memanas, sepertinya ia demam. Bahkan membuka matapun terasa berat.

Uhuk uhuk

Lia terbatuk batuk, saat ini tenggorokan nya terasa kering, ia memaksakan untuk bangun meskipun kepalanya sudah terasa pusing.
Dengan kaki yang di seret, Lia berjalan menuju dapur dengan pelan sambil memegang tembok atau apapun untuk dijadikan pegangan, matanya sudah kabur akibat pusing.

Lia menuangkan air kedalam gelas, dan meminumnya, kepalanya terasa berputar dan badan nya sangat lemas.

Lia membalikan badan nya, ia terkejut, di sana ada Levin dengan senyuman yang mengembang. Lia mengerjapkan matanya mencoba melihat apa benar yang di hadapan nya adalah Levin, atau hanya bayangan.

Levin berjalan menghampiri Lia "Lia maafkan aku.."

Lia menepis tangan Levin yang tadinya akan memeluk dirinya, ia merasa senang akhir nya Levin pulang, tapi disisi lain ia juga merasa marah. Lia beranjak untuk pergi dengan mengacuhkan suaminya ini.

"Sayang, aku tau kamu pasti marah, tapi.."

BRUKK

"LIA"

Merried with Famous CEO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang