Chapter 19

99.6K 2.6K 10
                                    

"Mbak sedang apa?" tanya Rumi ketika melihat Lia yang sibuk melihat lihat isi kulkas

"Aku mau masak buat Levin, bentar lagi jam makan siang" ucap Lia sambil mengambil beberapa bahan untuk di masak.

"Duh, sosweat banget sih mbak, saya bantu yah" ucap Rumi sambil mengambil beberapa buah dan sayuran

"Oke, makasi Rumi" ucap Lia

Mereka berdua pun memulai acara masak memasak.

"Mbak sama tuan Levin nikah muda? Gimana rasanya mbak? Pasti asik banget" tanya Rumi

"Kata siapa asik? kita itu di jodohkan Rum, konyol kan?" ucap Lia.

"dijodohkan? Saya kira perjodohan seperti itu sudah tidak ada mbak" ucap Rumi sedikit terkejut

"Bener banget, dikira zaman Siti Nurbaya kan" ucap Lia

"Tapi keliatan nya Mbak sama tuan Levin sosweat banget" ucap Rumi

"Mungkin karena sudah lama yah, udah mulai nyaman dan saling suka juga, awal nya mah saya juga gak suka, ah pokoknya kalau di inget inget, dia itu orang nya nyebelin banget deh" ucap Lia

"ya mungkin emang sudah jodohnya mbak, orang tua kan tau yang terbaik buat anak nya, buktinya sekarang kalian jadi pasangan yang serasi" ucap Rumi

"Iya sih, terus kamu gimana? Punya pacar?" tanya Lia

"Eum awal nya punya, cuman di itu sekingkuh mbak, padahal saya udah percaya banget sama dia" cerita Rumi

"Gitu sih Rum cowo emang gak bisa di percaya, karena itu jangan coba coba naruh kepercayaan lebih ke cowo, biar pas di sakitin nya gak terlalu kecewa" ucap Lia

"Haha iya mbak, tapi tenang sekarang saya udah punya yang baru, dia itu tukang teknisi, nah jadi kalo ada masalah di rumah ini, tinggal panggil pacar, eh calon pacar maksud saya mbak hehe" ucap Rumi

"Hey, jangan terlalu berharap Lebih sama cowo, harus belajar dari pengalaman" ucap Lia

"Tapi Mbak.." ucap Rumi, lalu ia menaruh pisau dan mengacungkan tangan nya.

Lia melihat cincin yang melingkar di jari manis nya.

Lia sedikit terkejut "Kamu udah di lamar?" tanya Lia, Rumi mengangguk

"Hebat banget sih itu cowo, enggak ngajak pacaran, tapi malah langsung ngelamar" ucap Lia

"Semoga aja ya mbak" ucap Rumi sambil memotongan buah apel

Mereka melanjutkan acara masak memasak di iringi dengan obrolan dan canda tawa. Beginilah mereka, baru beberapa jam kenal, tetapi sekarang sudah akrab, bahkan saling curhat. dilain sisi, Lia tidak menganggap Rumi sebagai pembantu, tapi ia menganggap seorang teman.

"Saya pergi dulu ya Rumi" ucap Lia sambil memasuki mobil Sport milik nya.

"Hati hati mbak" ucap Rumi.

Lia memarkirkan mobilnya di basement perusahaan milik Levin. ia membawa dua tote bag berisi bekal itu seraya memasuki lift.

"Hay Salma" sapa Lia

"Eh mbak Lia, gimana kabarnya mbak, kok kesini?" tanya Salma

"Gak boleh emang?" tanya Lia

"Nggak gitu mbak, tadi saya dengar mbak masih istirahat karena belum pulih sepenuhnya" jelas Salma

"Saya udah mendingan kok, ini saya bawa makanan buat Levin" ucap Lia

"Oh gitu"

"Dia ada di dalam?" tanya Lia

Merried with Famous CEO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang