Levin mengusap rambut istrinya yang sudah terlelap di kursi samping, sudah hampir pukul 1 pagi mereka baru pulang dari acara pernikahan Karin.
Levin menggendong tubuh Lia memasuki rumah, di baringkan nya tubuh istrinya di atas ranjang, melepas high heels dari kaki Lia, ia berpikir sejenak, apa wanita tidak pegel memakai sepatu yang tinggi begini?
Levin tidak berani mmembangunkan istrinya itu, ia berpikir.. Tidak mungkin Lia tidur dengan memakai dress nya ini. Levin menimbang nimbang, apa tidak apa apa kalau dirinya mengganti pakaian Lia."Aku gak akan macem macem" ucap nya, lalu mengangkat badan Lia dengan hati hati untuk melepaskan resleting yang ada di punggung Lia, Levin membuang mukanya, ia melepaskan dress Lia tanpa melihat, meskipun sudah sah, tetap saja ia tidak berani tanpa seizin Lia.
Setelah berhasil melepaskan dress nya, Levin beranjak menggantung dress nya dan mengambil piyama tidur milik Lia.
Masih dengan membuang mukanya, Levin dengan susah payah memakaikan piyamanya ke tubuh Lia, butuh waktu 10 menit untuk memakaikan nya.Levin bernafas lega saat dirinya berhasil memasangkan piyama itu, Ia melonggarkan dasinya, lalu membuka jas dan kemeja putihnya menampilkan beberapa otot perut di sana. Tubuhnya terasa kepanas sekarang, ia beranjak menuju kamar mandi dan berendam air dingin.
Setelah selesai mandi, Levin keluar dari kamar mandi sambil menggosok rambutnya dengan handuk, ia mengernyit tidak menemukan Lia di tempat nya.
Ia mencari ke segala penjuru kamar, tetapi tidak ada, ia melangkah ke luar tapi tidak ada juga, ia beranjak menuju ruang utama dan belum menemukan Lia, langkahnya melambat seketika melihat istrinya itu sedang berkutat di dapur.
"Kyaaaa" Lia menjerit sesaat ada seseorang yang memeluk tubuhnya. Sontak Levin memegang kedua telinga nya.
"Levin, kamu apa apaan sih, ngagetin aja tau gak" ujar Lia cemberut
"Kamu sedang apa malem malem begini?" tanya Levin.
"Sedang masak" ucap Lia sambil kembali fokus ke teplon.
"Malem malem begini?" tanya Levin
Lia berbalik kembali menghadap Levin, ia menyentuh perut Levin dengan telunjuknya.
"di mobil aku beberapa kali ngedenger suara kriyukan disana, kamu pasti laper" ucap Lia, setelah itu ia berbalik lagi menghadap teplon.
"Kamu ini, kalau aku lapar aku bakal masak sendiri, kamu jangan terlalu maksain" ucap Levin sambil memeluk tubuh Lia
"Gak papa, dari pada kamu kelaparan" ucap Lia
"Hm, makasi banyak" ucap Levin sambil menghirup aroma leher Lia yang sudah membuatnya kecanduan itu
"jangan ganggu aku Levin, kamu duduk aja sana, tunggu sampai selesai" ucap Lia
"gak mau" ucap Levin seraya mencium pipi Lia
"Dari pada ganggu aku mending kamu pergi tungguin aja aku masak sana, nanti gak selesai selesai" tegur Lia
"Ck iya iya" ucap Levin, kemudian ia pergi menuju meja makan sambil cemberut
Setelah menemani Levin makan, mereka sedang menatap cermin didalam westaple, mereka berdua sedang menyikat gigi, setelah itu Lia mencuci mukanya.
Tapi tunggu..
Lia mematikan keran dan berpikir sejenak, ia menatap badan nya di cermin dan beralih menatap baju nya.
"loh? Kapan aku ganti baju?" tanya Lia membuat Levin salah tingkah, Levin menggaruk kepalanya, bingung bagaimana menjelaskan nya.
Lia menatap Levin yang sudah terlihat gusar itu.
"LEVIN, JANGAN BILANG.."
"aku gak liat apa apa sumpah" ucap Levin "aku pikir kamu gak bakal enak kalau tidur pakai dress tadi, jadi aku menggantinya, tapi aku gak liat kok, sambil buang muka, beneran, gak bohong" ucap Levin panik
KAMU SEDANG MEMBACA
Merried with Famous CEO
DiversosSEDANG DI REVISI, ADA BEBERAPA YANG DI UBAH, TAPI JALAN CERITA NYA MASIH SAMA, MASIH BANYAK TYPO DIMANA MANA, JADI READERS HARAO DI MAKLUMI !! dijodohkan? apa yang kamu rasakan jika di jodohkan? apalagi sama orang yang enggak di kenal dan jelas eng...