bagian 8

4.8K 193 10
                                    

Bel berbunyi sudah dari 30 menit yang lalu,tapi cuaca saat ini sangat tidak mendukung untuk semua orang yang berada disekolah pulang. Langit yang sangat mendung dan juga hujan lebat yang mengguyur kota jakarta dari 1 jam yang lalu. Apalagi disertai dengan petir yang terus menggelegar membuat orang disekitar was-was. Suasana sekolah tampak sepi,hanya ada beberapa murid yang berada di luar untuk sekedar menunggu hujan atau pergi ke kantin untuk mengisi perut kosong,sisanya berada dikelas menunggu hujan reda. Gadis bad itu masih setia tidur ditempat duduknya dengen kepala ditempelkan Dimeja dan hoodie yang sudah ia pakai sedari tadi. Ale? Ia pergi hall untuk rapat Selanjutnya bersama yang lain. Kelas juga tampak sepi semua sibuk dengan ponsel dan juga ada yang mojok bersama pacarnya. Gea dan tara duduk didepan didi membicarakan baju yang akan ia pakai nanti malam. Didi mengucek kedua matanya pelan,melihat luar dari jendela yang masih saja hujan.

"ge,tar lo berdua nggak bawa mobil?" tanya didi. Tara menoleh.

"gue nggak bawa,tadi dijemput samuel"

"kalau lo ge"

"sama gue tadi dianter papih gue" didi menghela nafasnya. Ah sangat tidak bisa mendukung cuaca hari ini,padahal enaknya kalau hujan tidur dibawah selimut stitchnya.

"gue males ke club" ucap didi dengan mata masih mengantuk.

"lo udah janji sama gue mau ke club pokoknya nanti malam gue jemput sama tara" protes gea. Terpaksa didi harus mengiyakan ajakan mereka berdua. Lagian ia juga sudah lama tidak mengunjungi club itu. Hujan sudah sedikit reda,tara dan gea mengajak didi untuk pulang bersama.

"di lo mau pulang bareng gue sama samuel atau bareng gea sama sopirnya" ucap tara.

"bareng gea aja,ya kali gue mau jadi kambing congenya lo sama samuel" tara dan gea tertawa renyah. Makanya di cepetan punya pacar jangan jomblo aja yang lo gedein.

Mereka bertiga berjalan melewati koridor yang sebagian besar sudah basah oleh genangan air hujan,mengetahui ruang uts mereka berada di lantai 2 jadi cukup jauh berjalan untuk sampai digerbang utama. Sesampainya digerbang samuel sudah menunggu tara didalam mobil. Tara berpamitan dengan gea dan juga didi. Setelah tara sudah masuk kedalam mobil,mereka berdua duduk didepan post satpam menunggu sopir gea yang tak kunjung datang.

"sopir lo mana sih ge" ucap didi.

"bentar,gue telfon dulu" balas gea. Belum sempat gea untuk menelfon sopirnya mobil jazz warna kuning itu sudah berhenti tepat didepan gerbang.

"yuk" ajak gea. Mereka berdua memasuki mobil dengan tas berada diatas kepala untuk menutupi badan dari gerimis yang masih turun.

15 menit sudah didi dan gea pulang,tapi juga tak kunjung sampai. Udara yang sangat dingin dan juga perut kosong yang belum terisi makanan membuat mereka lelah berada dimobil. Terjebak macet yang sangat panjang dari mulai ke jalan raya memang benar-benar jenuh apalagi ini membutuhkan waktu yang lama. Sudah biasa juga kan jakarta macet,apalagi ini sudah sore bareng dengan pulangnya orang kantor.

"pak ada apa sih sampe macet kaya gini" tanya gea yang fokus berkutat dengan ponselnya.

"ada pohon tumbang didepan non gea" jelas pak sanu. Gea dan didi menghela nafasnya kasar,ada-ada aja pengahalang untuk pulang. Mau tidak mau mereka berdua harus menahan lelah dan lapar dimobil dengan keadaan macet seperti ini.

Bad Girl Vs Ketua Osis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang