Bagian 20

3.2K 153 9
                                    

Suara dentingan sendok dan garpu mengisi ruangan yang mereka berempat duduki itu, tidak ada yang berbicara kecuali meminta tambah lauk dan nasi. Ale yang semula malu-malu akhirnya mau makan malam bersama keluarga ladiva.

"uhuk uhuk"

"pelan-pelan dong di" alena angkat bicara bersamaan dengan gelengan kepala. Ale tersenyum lalu mengambilkan segelas air putih untuk didi yang masih mengatur nafasnya.

"makan bareng gue sekali aja langsung grogi, biasa aja kali" senyum licik ale keluarkan kearah didi.

"AW!!" teriak ale yang sudah tidak tahan dengan rasa sakit dikakinya.

"rasain lo kutil badak" didi tertawa dan kembali menghabiskan makan malamnya yang masih tersisa sementara alena dan zura yang kaget dengan teriakan itu langsung mengehentikan aktivitas masing-masing.

"kenapa ale?" tanya alena. Ale hanya meringis dan menjawab

"gapapa tante, tadi ada nyamuk gigit kaki hehe"

15menit yang cukup mengesankan bagi ale, keluarga kecil yang menurutnya begitu hangat. Selalu makan bersama dimeja makan dikelilingi dengan lauk pauk ditambah lagi dengan ocehan kakak beradik yang membuat telinganya sedikit panas. Jika dibandingkan dengan dirumahnya, ini sangat begitu jauh. Heh sudahlah jangan membahas keluarga ale yang notabene kedua orangtuanya selalu sibuk bekerja.

Kembali kesuasana meja makan yang sudah bersih tidak ada makanan yang tercecer sedikit pun. Mereka sudah selesai makan malam, didi dan ale juga sudah pindah ke ruang tamu kembali mengerjakan hukuman yang belum selesai didi kerjakan.

"nih gue ada soal matematika buat lo" ale menyodorkan beberapa lembar kertas kearah wajah didi.

"ini gue yang ngerjain? Kenapa harus matematik si, kenapa ga yang lain aja?"

"jangan banyak bacot, udah kerjain aja"

Didi mengambil kertas itu dan segera mengerjakan. Tunggu, mengerjakan? Bahkan ia saja tidak tau rumus apa saja yang harus digunakan untuk menyelesaikan soal ini. Masuk jam matematika saja tidak pernah, ia selalu membolos dengan kedua temannya itu. Dan pasti kalian sudah tau lah apa yang didi lakukan sekarang. Hanya membolak-balikan kertas sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ale sedikit melirik kertas yang ia berikan tadi, masih kosong. rupanya gadis disebelahnya itu tidak bisa menyelesaikan soal yang sama sekali buatnya mudah.

"kenapa belum lo kerjain, bingung lo ga bisa?"

Didi tersenyum lebar lalu menganggukkan kepalanya, membuat ale semakin gemas.

"kaya gini lo belum bisa di? Ini paling mudah, lo belum bisa?"

"belum, ajarin dong kenapa lo malah ngetawain gue si"

"oke kita mulai dari soal yang pertama, yang ini lo kaliin dulu sama yang ini kalau udah ketemu lo tambah sama hasil perkalian yang kedua..."

Didi menatap pria didepannya, ia begitu sabar mengajarkan didi saat cewek itu tidak mengerti juga apa yang sudah diucapkan pria yang sedang duduk tegap itu

"anjayy..."

Penjelasan ale terhenti ketika mendengar pekikan pelan dari didi. Cowok bermata coklat pekat itu menatap kearah gadis itu dengan tatapan sedikit tajam, ternyata didi sedari tadi tidak mendengarkan apa yang sudah ia ajarkan ia malah sibuk dengan ponsel dikedua tangannya. Pantas saja ia hanya menganggukkan kepalanya tanpa berkomentar sedikit pun. Ale kira didi sudah paham,  ternyata gadis itu sama sekali tidak memperhatikannya.

Tanpa perlu melihat isi ponselnya pun, ale sudah tahu jika didi sedang berchat ria bersama temannya di grup whatsapp. Aleandro mengambil cemilan dari toples yang berada didepannya kemudia melemparkan kearah kepala didi

"apaan si lempar-lempar makanan kaya gini"
Didi mendongak menatap ale kesal karena sudah mengganggunya menggosip digrup bersama gea dan tara.

Lah kenapa jadi didi yang kesel?

"gue serius-serius ajarin lo, eh lo malah enak-enakan main hp. Sini hp lo, gue udah ngomong panjang kali lebar tapi lo nya malah fokus ke hp"
Ale mengulurkan tangan kanannya sambil menggerakan jari-jarinya bermaksud meminta didi agar menyerahkan ponsel itu kepadanya.

"nggak mau biar gua aja yang pegang, lagian gue kan ga minta lo buat kesini malam ini" didi memasukkan ponselnya kesaku celananya.

"siniin"

"nggak akan gue kasih!"

"siniin nggak!"

"nggak mau ale, biar gua aja yang pegang!"

"satu.."

"dih apaan lo pake itung-itung segala"

"dua.."

"kok lo maksa si"

"tiga.. Lo ga kasih juga, oke gue telfon bu ana sekarang dan bilang belajar lo sama gue ditambah 2 bulan lagi"

"iya iya" didi menyerahkan ponselnya kepada ale sambil mendumel tidak jelas "apa si mainnya ngancem, ga jadi suka sama orang kaya dia deh"

Sepelan apa pun dumelan didi tetap saja terdengar jelas ditelinga aleandro. Membuat cowok itu menatap didi dengan ekspresi bisa dikatakan sangat menggoda.

"suka ya bilang aja si ga usah main dumel-dumel kaya gitu"

"Kedengeran juga rupanya, padahal volume suara gue udah gue kecilin sekecil mungkin" balas didi malas.

"lo kira gue tuli"

"udah deh lo ajarin gue lagi aja, kali ini gue dengerin, perhatiin beneran"

Untuk kedua kalinya ale menjelaskan lebih detail lagi kepada didi, ya walaupun ini cukup menguras kesabarannya tapi menurutnya ia lebih senang berbagi ilmu kepada seseorang. Apalagi didi #eh.

2jam telah mereka lalui untuk belajar, 2 lembar soal sudah didi kerjakan dengan lancar ya walaupun ada sedikit kesulitan yang menurut didi belum mengerti. Tapi berkat kesabaran ale yang tak hentinya mendengarkan ocehan didi, keluhan didi, bahkan beberapa kali ia menjelaskan rumus matematika akhirnya sedikit-sedikit membuahkan hasil.

"hoammmm" didi menepuk nepuk bibirnya yang menguap.

"e buset" ucap ale sedikit terkejut.

Jam dinding menunjukkan pukul 10 malam, pantas saja didi sudah mengantuk. Ale membereskan bukunya dan memasukkan kedalam tas. Setelah semua rapi, ia memandangi gadis didepannya dengan senyum tipis yang tergambar disudut bibirnya.

"gue pulang dulu ya di, oh ya besok berangkat bareng gue ya. Ga boleh nolak! Dan sekalian omongin ke nyokap lo kalau gue pamitan pulang, kayanya udah tidur sama zura"

"iya" jawab didi dengan nada sedikit malas. Entah ia menjawab asal ucapan ale baru saja, capek dan ingin tidur keatas itulah pemikirannya saat ini.

"ya udah gue pulang dulu, bye" ale bergegas berdiri tidak lupa mengacak-acak rambut didi dan berjalan kearah pintu depan.

Huaaaaa gaes udah berapa lama ga gue next ni cerita 😿
Btw selamat membaca para readers, have fun dengan didi dan ale. Jangan lupa votenya, vote lebih dari 100 bakalan gue next cepet 😘
Bye, see u di chapter berikutnya.

Sisil 💚

Bad Girl Vs Ketua Osis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang