Bagian 25

439 28 18
                                    

Suasana rumah ale masih berantakan, mama nya masih menangis di dapur ditemani oleh ale dan mbok sri. Mbok sri melihat majikannya dengan khawatir, khawatir jika terjadi apa-apa kedepannya. Dia juga mengkhawatirkan perasaan ale, bagaimana kalau sekolah nya terganggu dengan masalah besar ini? Ah entahlah.

"nyah, nyonyah mandi dulu saja. Simbok sudah rebus air anget buat mandi nyonyah dan den andro" pelan-pelan mbok sri menangkan marisa yang masih terisak. Ale mengangguk dan menjawab.

"mama mandi ya, abis itu makan bareng ale sama simbok. Mama jangan mikirin si dharma bangsat itu" Marisa mengangguk menuruti perintah mbok sri dan ale. Dia berjalan keatas ditemani oleh ale kedalam kamar. Walaupun ale tak sedekat dengan papa dan mama nya dengan masalah seperti ini ia malah bisa komunikasi lebih dengan mamanya.

"mama mandi dulu ya,andro juga mau ke kamar mandi dulu" ale keluar dari kamar mamanya dan menuju kamar nya.

Kamar yang bernuansa coklat dan selalu rapi, rumah pertama ternyaman bagi ale. Ale merebahkan tubuhnya yang lelah ke kasur, menatap langit-langit kasur dengan kedua manik matanya. Bunyi hp membuyarkan suasana hening didalam kamar.

Ladiva❤, 3 pesan dari didi. Nama kontak nya sudah dirubah oleh ale, ya jelas saja dia dan didi kan sudah berpacaran. Perlu ditekankan berpacaran hihi.

ladiva❤
Ale, km udh sampe rumah belum?
Dih ga jawab?
Jangan buat khawatir aku sama ibu. Ibu dari tadi nanyain km terus.

Ale tersenyum dan segera membalas pesan dari didi

Ngomong aja km yang khawatir sama aku haha.
Aku udah sampe rumah by, ini baru mau mandi.

Ale kembali menutup ponsel nya dan segera ke mengambil handuk untuk mandi. Tidak lama hanya kurang lebih 20 menit dia sudah kelar dan kembali turun ke bawah. Barang yang sudah berserakan sudah dirapikan oleh mbok sri, bahkan meja makan pun sudah ada beberapa menu makanan yang siap untuk disantap malam ini. Di ruang makan sudah ada mbok sri dan mama nya marisa. Keduanya menyambut ale dengan senyum manis.

"ale sini duduk" marissa menepuk bangku disampingnya memberi kode ke ale untun duduk disampingnya. Ale mengangguk dan segera menghampirinya.

"simbok ke belakang dulu ya nyah, den"

"loh mbok sri mau kemana, kan kita mau makan bareng?" tanya ale heran.

"simbok ga enak den, masa iya pembantu makan bareng sama majikan"

"simbok jangan ngomong gitu, simbok kan juga sering nemenin andro makan tiap hari disini".

Marissa tersenyum kecut, waktu yang membuat dia begitu sibuk ternyata meninggalkan banyak momen bersama anak tunggalnya ale. Dia memang bukan ibu rumah tangga yang harus stand by di rumah menyambut anak dan suaminya pulang, memasak untuk makan malam atau pun menyiapkan sarapan di pagi hari. Itu lah marissa dia wanita sibuk dengan  jadwal meeting setiap harinya.

"mbok duduk aja disini gapapa, itung-itung nemenin saya sama andro mbok"

Mbok sri tersenyum lalu mengambilkan 3 piring untuk dirinya,marissa dan ale.
Suara dentingan piring dan sendok lah yang terdengar saat ini diruangan makan. Memang masih canggung, tidak seperti ibu dan anak pada umumnya. Ale yang fokus dengan makannya, dan marissa yang masih memikirkan nasib keluarganya.

"Ma" panggil ale. Marissa hanya mengaduk makannya sedari tadi tanpa selera untuk memakannya.

"Ma" panggilnya untuk kedua kalinya.

"eh.. Iya ada apa le?"

"mama makan dulu ma, kalau mama ga makan nanti sakit. Abis kita makan kita bicarain masalah tadi ya ma"

"mama ga selera makan le"

"apa perlu ale suapin mama?"

"ga usah le, mama bisa sendiri. Mama kan punya 2 tangan. Kaya anak kecil aja mama disuapin" marissa terkekeh kecil dan menyantap makanannya.
Nyaman, rasanya ale ingin setiap hari seperti ini makan malam dengan keluarganya, lebih baik lagi kalau ada papa nya yang mendampingi mama nya. Tapi itu hanya khayalan saja, dharma sudah pindah ke hati wanita lain.

Skip

"ngomong-ngomong kamu udah punya pacar le?"

Ale menaikkan satu alis nya.

"kok ga jawab mama le?"

"udah ma, kenapa? Mama mau ale kenalin sama cewek ale?"

"ye jelas mama mau lah le. Siapa namanya? Satu sekolah sama kamu juga?"

"mama keppo banget sih, besok deh ale kenalin sama mama.yang penting mama pulang. Kalau ga pulang ya ga bakal ketemu sama dia"

"hem iya iya le mama tau ga pernah pulang ke rumah. Oke sebagai ganti nya mama besok ambil cuti deh, sekalian aja mama masak buat kalian berdua gimana?"

Ale memberhentikan makannya dan menatap marissa tak percaya.

"mama beneran mau cuti? Tumben banget biasanya ga pernah cuti ma" marissa mengelus kepala ale pelan. Dan mendekati ale membisikkan

"sekali-sekali nyenengin anak ganteng mama"

Ale tersenyum lebar, dan memeluk marissa tiba-tiba membuat wanita peruh baya itu sedikit terkejut.

Jangan lupa comment dan vote ya, makasih ❤
Salam sisil ❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad Girl Vs Ketua Osis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang