BAGIAN 3

6.9K 232 9
                                    

Disini didi menunggu ale yang tak kunjung datang didepan post satpam samping gerbang sekolah,padahal semua kelas 11 dari ruangannya sudah pulang didi pun melihat gea dan juga tara menghampiri dirinya pamitan untuk pulang. Cuaca yang sangat panas membuat didi suntuk harus menunggu ale berlama-lama disini,seharusnya ia sudah berada dikamarnya dengan ponsel ditangannya tapi nyatanya sekarang ia masih berdiri menunggu seseorang yang tak kunjung datang.

"nunggu siapa neng?" pak ali selaku satpam sekolah menghampiri didi yang berdiri dengan membawa jas sekolahnya.

"bukan urusan bapak!" jawab didi dengan bibir yang sudah ia tekuk. Pak ali bergidik takut dan kembali masuk ke post satpam. Jam menunjukkan setengah 12 siang,sudah 30 menit lebih didi menunggu ale. Tidak ada tanda-tanda sedikitpun ale menampakkan batang hidungnya,didi yakin pasti ale kabur dari gerbang belakang sekolah dengan motor maticnya untuk menghindari dirinya.

Ale berjalan keluar kelas dengan jaket yang ia tenteng dan juga tas ransel yang berada dipunggungnya,semua murid sudah pulang dari tadi kecuali ale. Ia berada dikelas mengerjakan,merancang acara yang akan diadakan sekolah setelah uts selesai. Masih ada waktu 30 menit untuk ale beristirahat sebelum ia dan rekan osis yang lain memasuki ruang rapat,acara hari ini untuk ale adalah rapat tentang acara sekolah seminggu yang akan datang sampai nanti jam 3 sore.

3 jam sudah usai semua osis sudah keluar dari ruang rapat,begitupun dengan ale ia segera mengambil motornya diparkiran dan beranjak untuk pulang. Jaket yang semula ia tentengpun akhirnya dipakai,ale segera menaiki motornya dan keluar kearah gerbang. Disana ale melihat masih ada siswi satu duduk didepan post satpam. Tanpa fikir panjang,ale memberhentikan Sepeda motornya dan menghampiri gadis itu. Ale berhenti sejenak,memandangi gadis didepannya. Menurutnya itu tak asing baginya,ale menepuk bahu gadis itu pelan dan melipat kedua tangannya. Gadis itu berdiri dan menoleh ke arah ale,raut mukanya benar-benar seperti orang marah.

"LO GILA APA LO TOLOL SIH LE,GUE NUNGGU 3 JAM SETENGAH NUNGGUIN LO. LO SEENAK JIDATNYA MALAH SENENG-SENENG SAMA TEMEN LO OSIS!!" deru nafas gadis itu tak teratur,terlihat dari kedua matanya emosinya sedang membara.

"di...di lo nungguin gue disini? Gue kira lo udah pulang,gue juga lupa kalau tadi lo ngomong mau nunggu gue" didi? Gadis itu memang didi,dan lihat penampilan didi sekarang rambutnya yang sudah tak karuan,kedua matanya memerah, baju seragamnya kusut sudah seperti orang tak terurus. Ale benar-benar lupa dengan ucapan didi tadi siang,ia hanya memikirkan bagaimana nanti rencana sehabis uts dan anggota osis serta acara untuk minggu depan. Ia juga tidak mengira jika didi menunggunya selama itu,gadis urakan itu memang benar-benar keras kepala. Ale bingung ia jadi merasa bersalah dengan didi.

"sekarang mana hp gue! Gue mau pulang mau tidur le" didi menarik seragam ale kuat-kuat. Merengek kepada ale meminta hpnya agar dikembalikan,ale benar-benar bingung ia harus bagaimana. Jika hp didi ia kembalikan pasti besok didi akan menyontek,tapi disisi lain ale merasa iba terhadap didi sudah menunggunya Selama 3 jam lebih.

"gue ulangin ya miss grace,gue akan ngembaliin nih hp nanti senin minggu depan" ale menimang-nimang ponsel didi tepat didepannya,senyum smirknya lagi-lagi ia keluarkan. Ia harus benar-benar tegas menghadapi murid bandel,urakan sepertu didi ini. Apalagi didi itu murid perempuan yang paling susah diatur,sama bu anna aja ngelawan apa lagi sama ale.

"ayolah le gue janji nggak akan nyontek kalau hp gue lo kembaliin" didi kembali merengek,ia hanya berpura-pura janji kepada ale agar ponselnya kembali ketangannya. Ale tak semudah yang didi fikirkan,hanya dengan rengekan seorang gadis saja ia tidak akan mempan mengembalikan hp itu. Ale berjalan dan membelakangi didi,ia rasa pertemuannya dengan didi tidak sepenting rapat osis tadi. Berhubung juga waktu semakin sore ale sudah males meladeni didi yang terus merengek agar hpnya dikembalikan.

Ia memakai helmnya dan menaiki motor matic kesayangannya,tiba-tiba ale kembali berjalan kebelakang dan menyodorkan helm satunya untuk didi.

"maksud lo?"

"lo pake nih helm gue anter pulang sekarang"

"ogah" tolak didi dengan membuang mukanya kesembarang arah. Ale membuka pengait helmnya dan segera memakaikan helm itu kekepala didi. Didi sontak kaget melihat ale tiba-tiba memasang helm dikepalanya,kedua mata mereka bertemu. Dalam waktu 3 detik mereka masih puas menikmati keadaan itu,serasa dunia sudah milik mereka berdua. Ada yang aneh dengan didi degup jantungnya seketika menjadi lebih cepat beda dengan sebelumnya. Ale melepaskan tangannya dari helm itu dan segera membawa didi naik keatas motornya. Bahkan didi saja masih belum percaya apa yang baru saja si ketos itu lakukan kepadanya,ia benar-benar kaget dibuatnya. Didi menggelengkan kepalanya berkali-kali dan menatap punggung ale.

"pegangan gue mau ngebut"

"ogah banget gue" ucap didi dengan malas. Sudah Jam setengah 4 dan ia juga belum mengerjakan rutinitasnya setiap hari,didi merasa menyesal sudah menunggu ale berlama-lama toh juga hpnya tidak dikembalikan sama si ketos itu. Diperjalanan didi sama sekali tidak mau membuka mulutnya untuk berbicara,ale pun juga begitu ia hanya fokus kejalanan.

30 menit mereka sudah sampai dikomplek perumahan didi,ale memberhentikan didi tepat didepan rumahnya disana sudah ada ibu didi yang menunggu didepan gerbang rumah. Didi meneguk salivanya kuat-kuat habis riwayatnya pasti sehabis ini ia akan diintrogasi habis-habis oleh ibunya. Didi segera turun dari motor ale dan menyalimi tangan ibunya,begitupun dengan ale.

"kemana aja di baru pulang,uts biasanya kan jam 11 udah pulang?" tanya alena selaku ibu didi.

"maaf tante tadi didinya nungguin saya rapat osis dulu" jawab ale,didi hanya bisa melotot terhadap ale ia sama sekali tidak bisa berkutik didepan ibunya.

"kamu siapa?"

"saya aleandro tante panggil aja ale,saya temennya didi" what! Temen. Sejak kapan? Yang ada musuh iya.

"oh temennya didi kok didi nggak pernah cerita ya sama tante,ya udah masuk dulu yuk" ajak alena. Ale hanya tersenyum.

"makasih tante saya diluar aja mau ada yang diomongin sama didi"

"ya udah tante kedalam dulu ya" pamit alena. Lagi lagi ale hanya tersenyum. Setelah dilihat ibu didi sudah memasuki rumah,ale menyeret tangan didi agar lebih menjauh dari gerbang rumahnya.

"apaan sih?" didi melepaskan tangannya kasar dari genggaman ale.

"mana uangnya?" ale menengadahkan tangannya.

"uang apaan?" tanya didi bingung

"uang gue lah,kan lo udah gue anter pulang sekarang bayar 50ribu aja deh"

"what! Lo gila,gue kira ketos kaya lo ikhlas baik sama gue eh ternyata" ale tertawa kencang dihadapan didi,dikibulin aja mau siapa juga yang mau ngaterin gadis urakan sampai rumah dikira pacarnya apa. Didi mengeluarkan dompetnya dan mengambil uang lima puluh ribuan ia kasih kepada ale.

"nah gitu dong,gue pulang dulu bye miss grace" ale melambaikan tangannya seraya naik keatas motor maticnya,didi hanya melihatnya dengan datar dan segera masuk kedalam rumah tidak lupa ia menutup gerbang rumahnya dengan tidak santai. Ale juga segera menyalakan mesin motornya dan pergi dari perkarangan rumah didi.

Bad Girl Vs Ketua Osis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang