bagian 11

4.6K 205 8
                                    

"dih"

"udah deh ya belajarnya,gue males"

"males-males cepetan kerjain!"

"iya galak amat" nyali didi menciut ketika pria didepannya tiba-tiba menggebrak meja diringi dengan tatapan tajam. Sungguh ini bukan sifat didi yang asli,ia tidak pernah setakut ini dengan pria sebelumnya. Tapi entah kenapa ale membuat nyalinya menciut. Didi mulai konsentrasi mengerjakan soal-soal itu,tangan kanannya mengambil bolpoin yang sudah disediakan ale dan mencoret jawaban soal soal didepannya. Senyum ale mengembang,ia kembali mengingat waktu dulu bersama temannya sd. Fikir ale,didi memang benar-benar mirip dengan gadis cilik mungil itu,temannya satu komplek dulu. Cara bicaranya,matanya,dan rambutnya sangat mirip.

"nih udah" ale tersenyum tengil dan mengambil soal yang disodorkan oleh gadis didepannya. Kepalanya ia anggukkan dan tersenyum senang.

"dari 20 soal lo bisa jawab 18 soal,ternyata lo pinter. Tapi ko lo bodoh banget sih" ale menepuk-nepuk tangannya di buku,sedangkan gadis didepannya menghela nafasnya kasar dan menidurkan kepalanya dimeja.

"nih ada soal lagi,kerjain!"

"what!! Ngerjain lagi?"

"iya cepetan udah jam 8 nih" didi mengambil beberap lembar soal yang belum diisi jawaban oleh ale dan segera mengerjakannya kembali dengan lesu. Moodnya tiba-tiba membaik untuk belajar padahal tadi ia benar-benar malas untuk sekedar membuka buku apalagi mengerjakan soal seperti ini. Entahlah hatinya sedikit berdegup kencang ketika pria didepannya itu menatapnya seolah dirinya itu teman lamanya. Kalau bisa diingat didi seperti kenal aleandro tapi tidak mungkin,ale teman satu kompleknya dulu panggilannya saja juga sudah berbeda hanya nama panjangnya saja yang sama.

'nggak mungkin,nggak mungkin' didi menggelengkan kepalanya dan menatap ale yang sibuk mengerjakan soal.

"ehm le" panggilnya.

"ya" ucap ale singkat.

"nggak jadi"

"ye" ale menyentil kepala didi pelan dan tertawa kembali.

"di"

"ya"

"lo cantik" mulut didi sudah menganga 10cm pertanda ia tidak percaya dengan apa yang dikatakan ale baru saja padanya. Ah,masa iya ale beneran suka dengannya batin didi.
         Sedangkan ale sibuk menutupi mulutnya dan memaki dirinya-sendiri. Bagaimana bisa ia mengucapkan yang tak seharusnya diucapkan oleh Dirinya. Ale dan didi sama-sama menatap dengan tatapan canggung,entahlah mereka berdua seperti pasangan yang baru saja jadian.

"di udah jam 8 lebih gue pulang dulu ya" ale segera mengambil bukunya yang telah ia keluarkan dari tas dan segera merapikannya. Pikirannya benar-benar sedang kalut,ia malu. Malu terhadap gadis didepannya,didi pasti juga mengira bahwa dirinya menyukai gadis itu. Didi ikut membantu membereskan buku-buku ale yang masih berserakan dimeja dengan perasaan yang canggung.

"gue pulang duluan! Salam buat tante alena" ketus ale lalu pergi keluar tanpa melihat raut wajah didi saat ini. Didi menelan salivanya kuat-kuat,tatapannya masih tidak percaya dengan kejadian 5 menit yang lalu. Kejadian yang benar-benar ia tak duga,bukannya apa-apa tapi ini sangat aneh bukan.

'apa jangan-jangan ketos songong itu suka sama gue' batinnya. Ah tidak,didi segera bangkit dan mengembalikan gelas serta cemilan yang tadi diberikan oleh Alena. Setelah semua rapi ia bergegas masuk kekamar dengan buku yang ia bawa tadi.
                            -00o00-

"bodoh bodoh banget mulut gue,udah kaya cabe ngomong buset" ale merutuki dirinya sendiri,menyesal apa yang sudah ia katakan tadi dirumah didi. Padahal dia belum sampai rumahnya,masih berada diperkarangan komplek rumah gadis itu. Ale memberhentikan mobilnya tepat dipinggir jalan dan keluar dari mobil. Suasana tampak sepi padahal belum terlalu malam, ale mengambil ponselnya yang bergetar dikantong celananya lalu membuka ponselnya. Satu pesan telah ia terima,ia segera membuka aplikasi pesannya.

Mama : cepetan pulang,ada yang mau mama sama papa bicarain sama kamu.

Ale berdecak malas,dan kembali memasuki mobil hitamnya. Ponselnya ia letakkan dikursi penumpang dan segera melajukan mobilnya kembali kearah komplek rumahnya. Tidak biasanya rumi dan henry mengajaknya berkumpul seperti malam ini. Tumben-tumbenan pasangan dari keluarga hakim itu sudah stay dirumah dan menghubungi anaknya untuk pulang.

     Gadis itu masih tidak percaya dengan ucapan yang ia dengar tadi,ucapan ale terus terngiang difikirannya. Seperti belajar yang selalu menghantui dirinya. 'ah buat apa juga gue mikirin tu bocah' dumelnya. Gadis itu segera mengambil macbooknya yang berada dinakas tidak lupa dengan cemilan yang sudah ia siapkan, rupanya ia akan menonton drakor yang belum sempat ia selesaikan kemarin malam.

'yayang tae gantengnya nambah ih'

'ih ganteng semua'

'kenapa nggak semua personil bts aja sih yang jadi hwarangnya'

'papa jin harusnya ikut dong sama kakak jungkook'

Itulah sekiranya celotehan dari mulut gadis itu yang tak hentinya mengomel,padahal mulutnya sudah dipenuhi dengan snack yang ia makan. Ia rela harus begadang membuat kantung matanya bertambar besar hanya demi menonton idolanya. Hanya demi kim taehyung salah satu personil dari bts membuat gadis itu lupa bahwa besok ia harus sekolah. Toh juga didi nggak memikirkan bahwa dirinya akan sekolah atau tidak.

Hai siapa yang belum tidur nih? Hehe. Jangan lupa vote dam comment ya 😊.

Bad Girl Vs Ketua Osis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang