ANXIETY
"Love. Obsession. Uncertainty."
.
Ada tempat yang sering kukunjungi, ada makanan yang sering aku beli, ada kebiasaan yang berusaha tak aku lupakan, sekalipun aku tahu semua itu harus kuhentikan; mengunjungi tempat-tempat yang terus berubah dengan orang-orang yang datang-pergi silih berganti; membeli makanan yang membuatku bosan dan muak memakannya, dan aku membelinya berharap seseorang melihatku sedang menggenggam makanan itu lalu berkata, "ah, aku juga suka rasa itu. Apa aku boleh mencobanya?" dan aku mengenakan jam di lengan kanan, supaya seseorang berkata, "sebaiknya kau memakainya di sebelah kiri, Mr Levi, supaya kau bisa makan dengan tangan kanan."; berharap aku menemukan sesuatu yang kucari dari masa lalu, meskipun di dunia tak ada hal yang tetap sama.
Aku berdiri di deretan rak komik, membolak-balik halaman yang tak membuatku tertarik. Aku hanya melihat-lihat gambar sambil menunggu. Mungkin seseorang akan melihatku dan berkata, "oh, aku juga baca komik itu! Kau menyukainya? Aku sangat menyukainya! Aku penggemar berat pengarang komik itu!"
Ketika aku melewati taman, berjalan di trotoar ramai, atau menunggu kedatangan kereta, terkadang aku melihatmu di antara orang-orang yang berdiri menunggu, atau mereka yang duduk di kursi taman, atau yang resah menanti lampu penyeberang berubah warna, atau yang berdiri gusar di stasiun sambil sesekali mengecek jam tangan. Warna rambutmu, gaya rambutmu, bentuk wajahmu, aku kira mereka adalah kau. Tapi setelah aku mengerjap, aku mengira-ngira mengapa orang yang sangat jauh berbeda darimu itu bisa nampak seperti dirimu. Bukankah kau hanya anak laki-laki, sedangkan mereka pria dewasa?
"Bodoh,"
Dan pria tua ini selalu menjadi bodoh kapanpun dia memikirkanmu, Eren. Sekalipun aku menghapus fotomu, menghapus hubungan akun sosial kita, tapi itu tidak menghapus ingatanku.
.
ANXIETY
"I'm always searching for your figure everywhere,
although I know you won't be there."
.
Hal yang kusukai soal bangun pagi adalah aku punya banyak waktu untuk membersihkan diri. Tapi pagi ini, aku menonton jari jemariku yang lengket dilumuri cairan putih kental. Aku tidak pernah melakukan ini sendirian sebelumnya, dan aku tak tahu bagaimana aku bisa merasa jijik dengan apa yang kubuat sendiri, tapi sulit bagiku menahannya. Semua ini gara-gara...
"Roti sobek? Fuck."
Hal yang pertama kulakukan setiba di sekolah adalah mencari Hange Zoe, si biang pembuat onar. Aku tak tahu apa urusan dia sampai mencari Eren dan mengatakan hal bodoh soal roti.
"Dimana kau menemukan Eren?"
Hange menyeringai, terkekeh. "Ya, Tuhan.. Levi.. apa penismu menderita hanya gara-gara mendengar aku bertemu dengan Eren?"
Aku bahkan tak yakin makhluk ini berjenis kelamin perempuan ketika semua yang dikatakannya adalah hal-hal kotor. Tanganku semakin keras mencengkram kerah Hange.
"Katakan!"
"Tunggu, jangan bilang kau... tak tahu dimana Eren?"
Kubuang cengkramanku sampai punggung Hange menabrak dinding, kemudian mendesis meninggalkannya menuju kelas.
Sudah lama sejak terakhir kali aku aktif di sosial media. Sekarang di ponsel pintarku hanya terdapat segelintir aplikasi mengobrol yang memungkinkanku menghubungi dan dihubungi rekan kerja dan keluarga Smith saja. Akun yang lain telah dimusnahkan oleh keinginan yang berubah menjadi ego demi melupakan Eren Jaeger. Sekarang, setelah pikiranku jernih, dipikir-pikir lagi buat apa aku bersi keras menanyai Hange soal Eren? Lagipula penisku tidak separah yang Hange bilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANXIETY
FanfictionMereka adalah guru dan murid sebelum menjadi kekasih. Sekarang mereka bukan siapa-siapa, cuma rekan kerja dan berpura-pura masa lalu tak pernah ada. Tapi Eren, pikiran dan tubuhnya, telah tumbuh dewasa. Bagaimana Levi harus menghadapinya bersama pe...