Tuhan Mencintaimu

10.6K 439 34
                                    

First published on wattpad Sep 20, 2018



ANXIETY

"Love. Obsession. Uncertainty."

***

Secarik kisah dari ribuan eksemplar buku cerita kehidupan.

***

Aku adalah makhluk buas untuk imajinasiku. Aku pemikir brutal yang membabi buta atas keinginan-keinginan tak masuk akal. Menurutmu, apakah takdir yang membuat kita bersama? Menurutku bukan. Tuhan mencintaimu, karena itu sekarang kita berpisah, tapi aku memerangkap diriku sendiri bersamamu, memaksa renggang usia kita seolah bukan masalah, berpaling dari moral sosial, karena aku.. pendosa.

Kau bilang, "langit itu seperti laut!" Aku ingin mempercayai kata-katamu, mempercayai setiap hal yang kau lakukan. Dengan binar yang berkerlap kerlip di matamu, aku ingin menyaksiksan bagaimana langit dan laut yang begitu jauh jaraknya pun bisa bergandengan seperti yang kau sebutkan. Dengan begitu, aku tak perlu takut atas keraguan yang kusimpan dan kupendam diam-diam.

Aku takut...

Kau belum tahu bagaimana terbangun di pagi hari dan isi kepalamu langsung diserang banyak hal. Kau belum tahu bagaimana berhemat dan memenuhi kesenanganmu itu adalah dua hal kontradiksi. kau belum tahu cara bercakapmu memiliki arti. kau belum tahu seberapa rumit suatu hubungan, karena kau belum tahu bagaimana rasanya menjadi orang dewasa.

Tapi itu tidak apa-apa, Eren.. itu bukan masalahmu atau masalahku. Lihatlah sekarang, dimana kita, dengan siapa, mengenakan apa, dan apakah kau tersenyum? Selama kau bisa lihat aku, aku akan membuatmu tersenyum dan begitulah kita melewati hari. Sejauh apapun sesuatu memisahkan kita, akan kuingat... langit pun bisa menyentuh laut di ujung horizontal.

Eren,

"Mister Levi!"

Ya, seperti itu, Eren. Lambaikan tanganmu padaku, sebut namaku dengan nada itu. Melodi yang selalu aku ingin dengar di musim dingin, supaya es mencair. Melodi yang ingin aku simpan di saku, supaya bisa kumainkan dimanapun. Melodi yang selalu ingin aku genggam, karena tiada hari cerah tanpa melodi itu. Melodimu berseru dengan lantang, meyakinkanku, kau menginginkanku sebesar aku menginginkanmu meski hasratmu itu hanya sesaat.

Sesaat sampai kau...

melewati usia remaja.

***

ANXIETY

"Love. Obsession. Uncertainty."

***

Kau bisa tertawa sesukamu, kau bisa menangis ketika kau ingin, kau boleh berteriak dan marah jika kau memang merasakan itu, tapi aku... kedua tanganku, yang kulitnya menebal dan tak lagi berdarah jika cuma duri melukainya atau pisau dapur menggoresnya, bukan hanya rantai yang membelilitnya. Ular-ular melilit dan tertidur di kedua tanganku. Aku bisa menggerakannya, tapi bagaimana jika ular-ular itu terbangun? Tapi jika aku tak bergerak, bagaimana aku bisa mempertahankan hidupku?

Bahkan tangan ini tak mampu meraihmu untuk aku genggam dalam pelukan dan kuberitahu padamu bahwa aku tak ingin melepasmu, aku ingin kita berjabat tangan tanpa mempedulikan apa yang mungkin orang lain pikirkan, tanpa memikirkan apa akibat dari yang kita lakukan terhadap masa depanmu.

ANXIETYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang