24/11/18 02:43 am
ANXIETY
"Love. Obsession. Uncertainty."
.
.
Original characters and story of
Shingeki No Kyojin by
Hajime Isayama
A N X I E T Y (A Fanfiction)
By Kohan44
.
.
Hujan hari itu deras sekali. Payung tidak akan melindungi apapun. Angin angan menghancurkannya. Jadi aku berlari tanpa berusaha berlindung. Sekujur tubuhku basah kuyup ketika aku tiba di depan apartemennya yang gelap kehilangan aliran listrik.
"Apa?" tanyanya ogah-ogahan dan tak berbasi-basi mempersilakanku masuk.
"Kamu masih punya senapan kan?"
Mikasa menonton raut mukaku nampak tengah membaca sesuatu.
"Kapanpun kamu merasa ingin, jangan ragu-ragu." Tambahku.
Mikasa menutup pintunya dengan suara bantingan yang keras dan bertambah keras dalam gema di tengah gedung tanpa listrik. Tak lama, pintunya berderit terbuka.
Petir menyambar dan dalam waktu sekilat aku melihat matanya mengintip dari cela. Mata hitam khas keturunan Ackerman.
"Anjing." Cercanya, dan aku mengiyakan dalam hati. Tadi sore Erwin mungkin menyelamatkanku dari Eren, tapi dia hanya memasukkanku ke liang kubur lain. Cara mati seperti itu tidak bisa aku lalui.
Air hujan menetes dari rambutku. Tubuhku gemetar ketika angin di luar menembus ventilasi dan menyusup di serat basah pakaianku. Ditambah aku belum makan siang, berlari amat jauh, aku benar-benar kehilangan banyak tenaga.
Mikasa menarik kerah bajuku, membantingku masuk ke ruangannya, dan begitu pintu ditutup, aku langsung dihajarnya. Habis-habisan. Membabi buta. Dengan kepalan tangan atau tendangan. Tiap pukulannya terdengar seperti cacian "Bangsat!" atau "gara-gara lo homo! Babi!" dan "Mati lo, Anjing!" yang berulang-ulang.
Tubuhku yang kedinginan diterjang hujan, perlahan-lahan hangat dan berubah panas ketika darah menetes dari hidung. Terasa seperti disengat. Air mataku sampai menitik. Aku seharusnya mengucapkan selamat kepada Mikasa karena dia lulus dari Akademi Kepolisian, memberinya rangkaian bunga dan pelukan. Tidak diragukan lagi, Mikasa pantas lulus dan mendapat pujian dengan seluruh kemampuannya, terutama dalam hal teknik menghajar penjahat.
Eren, aku mengenal Mikasa lebih dulu daripada aku mengenalmu atau kau mengenal Mikasa. Sederhananya kukatakan padamu, Mikasa adalah gadis yang baik. Jika saja aku menyukai perempuan, aku pasti memilih Mikasa. Dia mungkin tidak banyak bicara dan terkesan pemalu, tapi dia tak akan segan memperlihatkan rasa pedulinya jika dia menyayangimu. Begitulah Mikasa padaku dulu, ketika dia masih kanak-kanak.
Waktu itu, biasanya Mikasa berkunjung ke apartemen Paman Kelly untuk mengantar makanan yang dimasak ibunya atau sekedar menghangatkan makanan sisa kemarin. Sejak pertemuan pertama kami, mendadak ada saja alasan Mikasa berkunjung ke apartemen Paman Kelly. Terkadang, dia akan menghabiskan banyak waktu di apartemen Paman Kelly hanya tiduran saja atau menyediakan camilan untukku kemudian menontonku membaca buku. Ketika jam pulang Paman Kelly tiba, Mikasa akan berkemas, siap-siap pergi. Mikasa tahu, paman kami tidak aman untuknya. Lihat, Mikasa berhati baik dan sudah pintar sejak kecil. Tak heran jika kamu mengaguminya dan terus-menerus bercerita tentangnya saat SMP dulu, Eren.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANXIETY
FanfictionMereka adalah guru dan murid sebelum menjadi kekasih. Sekarang mereka bukan siapa-siapa, cuma rekan kerja dan berpura-pura masa lalu tak pernah ada. Tapi Eren, pikiran dan tubuhnya, telah tumbuh dewasa. Bagaimana Levi harus menghadapinya bersama pe...