ANXIETY
"Love. Obsession. Uncertainty."
.
.
Original characters and story of
Shingeki No Kyojin by
Hajime Isayama
A N X I E T Y (A Fanfiction)
By Kohan44
.
.
Pertama kali aku mulai menyesap rokok, saat itu aku masih di SMA. Ketika itu, aku masih belum sadar apa manfaat bersekolah. Biasanya aku bolos beberapa jam pelajaran hanya untuk duduk-duduk santai sambil mengisap batang rokok.
Terkadang Erwin datang menyapa, "Siapa yang memberimu rokok?"
Kalau dipikir-pikir, aku mengenal rokok sejak sejauh kenangan masa kecil yang bisa kuingat. Ibuku merokok, Paman merokok, dan siapa orang-orang yang ku kenal di masa lalu tak merokok?
Ibu memberikan mangkuk nasi padaku dan dia sendiri memilih membakar tembakau ketimbang mengisi perutnya dengan nasi. Jika kuingat-ingat, Paman Kelly pun memiliki kebiasaan serupa. Aku jarang melihat Paman menghadap mangkuk nasi. Bau bir bercampur asap rokok adalah bau khasnya. Aku rasa, rokok sudah seperti makanan pokok. Bukankah tidak salah jika kemudian aku pun menjadi seorang perokok?
Erwin mencabut batang rokok di bibirku yang kemudian dia main-mainkan, berputar seperti stik drum.
"Bagaimana rasanya?" tanyanya serius.
"Kenapa tak kau coba?"
Erwin mengernyit. Aku tahu dia bukan tipe orang yang bisa melanggar aturan begitu saja. Terlebih lagi, kami masih di sekolah dan guru-guru bisa mencium bau rokok dari tangan dan kemeja kami dengan mudah. Belum lagi jika sudah sampai rumah, orangtua Erwin akan tahu kami merokok sedetik setelah kami berbicara kepada mereka. Nafas perokok sangat khas.
"Bagaimana kau melakukannya?"
Ku ambil batang rokok itu lalu memperlihatkannya cara merokok. Aku pun, pada waktu itu, tak tahu cara merokok yang benar seperti apa, itu rokok pertamaku. Tapi aku sering memperhatikan Ibu menyangga keningnya dan dua jari di tangan lain mengapit rokok, dua jari itu dia tempelkan di bibir lalu dia sesap dalam-dalam sampai bara terbakar. Berbedan dengan Paman Kelly. Dia menyesap rokok dengan lima jari hampir menutupi wajahnya. Aku tidak bisa menunjukan gaya Ibu merokok kepada Erwin, jadi aku meminjam gaya Paman.
Asap menyembur keluar dari mulut dan hidungku. Erwin berdecak kagum, dan sejujurnya diriku sendiri kaget aku bisa melakukan hal semacam itu.
"Bagaimana rasanya?" katanya mengulangi.
Aku diam tak tahu harus berkata apa. Tak ada yang benar-benar kurasakan. Maksudku...
"Sulit dijelaskan." Jawabku dengan tenang, berpura-pura aku sudah terbiasa melakukan hal itu. Aku sendiri sedang berpikir sambil menatap lekat-lekat batang rokok di tangan. Apa yang kurasakan? Pada detik itu, tanpa aku sadari, Erwin mengambil kesempatan melahapku bulat-bulat. Sangat cepat.
"Hmm, jadi begitu ya rasanya?"
Dia berdecak menjilat saliva di sekeliling mulutnya dan bibirku.
.
ANXIETY
"Love. Obsession. Uncertainty."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANXIETY
FanficMereka adalah guru dan murid sebelum menjadi kekasih. Sekarang mereka bukan siapa-siapa, cuma rekan kerja dan berpura-pura masa lalu tak pernah ada. Tapi Eren, pikiran dan tubuhnya, telah tumbuh dewasa. Bagaimana Levi harus menghadapinya bersama pe...