31/07/18 7:07 pm
ANXIETY
"Love. Obsession. Uncertainty."
.
.
Original characters and story of
Shingeki No Kyojin by
Hajime Isayama
A N X I E T Y (A Fanfiction)
By Kohan44
Bau Perempuan
.
.
Bara di ujung rokok merekah merah dan membakar bako dengan cepat. Eren menyesapnya seperti menyedot susu dalam sedotan. Ketika dia embuskan, batuk menyerang dan paru-parunya kembang-kempis kesakitan.
"Sudahlah," Mikasa merebut batang rokok dari tangan Eren. Mematikan baranya sebelum dia lemparkan ke semberang tempat.
Eren mengeluarkan sebatang lagi dari bungkus di balik saku.
"Kau ini!" Mikasa menyembur.
"Mau kau ambil?" mulut Eren tersungut-sungut menahan batang rokok. Mikasa meliriknya dingin.
"Tidak. Kau tahu apa yang bakal dilakukan seorang lelaki dewasa."
Eren membuang batang rokok yang hendak dibakarnya itu. Lalu menggeram dalam rahang tertutup. Tatapannya tak terlepas dari rokok yang meluncur dari ketinggian apartemen menjulang langit, bagai menonton para gadis yang membuka selangkangan mereka hanya demi bersama Eren. Entah berapa banyak wanita yang telah ditolaknya. Itu bukan karena Eren ingin menolak mereka, tapi Eren tak bisa meladeni mereka ketika tak satu pun dari mereka mampu membangkitkan gairah. Bagi dokter muda yang paling banyak melahirkan prestasi ini, mudah saja menjawab perkara gairahnya itu. Dia hanya perlu pergi ke tempat yang tepat, memilih partner yang mirip dengan dia, dan berimajinasi seperti melakukan seks bersama dia, sekalipun Eren dan dia belum pernah melakukan hal sampai sejauh itu.
"Dia nampak baik-baik saja." Ujar Eren sembari menenggelamkan kepalanya dalam tundukan, seperti menyembunyikan ketakutan yang terus menekan ingin keluar. Eren berusaha tak mempercayai ketakutan ini, dan bersama rasa takut itu dia bergerak untuk bertemu lagi sang cinta pertama. Tapi cinta pertamanya kini telah digerus waktu. Mereka berdua sama-sama bermetamorfosis menjadi pria dengan umur yang cukup, yang mana menjadi alasan bagus untuk mengikat hubungan serius, tapi kenyataan menohok hati Eren. Eren ingat persis hari dimana mereka bertemu kembali. Cara Levi berkata ini pertemuan pertama kami, memberi kesan kuat. Pria tua itu sudah jelas mampu melupakan kekasih kecilnya, yang tak lebih dari sebatas mainan. Mau dipikir berapa kali pun, tidak masuk akal buat pria dewasa mencintai anak SMP secara serius. Eren menyadari itu sejak awal, tapi dia tak bisa berlari dari Levi.
"Dia hidup bahagia," ucap Eren lagi. "Sementara aku menderita berusaha menjadi seorang pria."
Iya. Pria. Jika Eren tak segera menjadi seorang pria, bakal sulit untuk memahami Levi, dan cinta pertamanya itu bisa pergi dengan mudah, seperti kau menangkap kupu-kupu. Jika tak cepat-cepat dimasukkan ke dalam toples, kupu-kupu bisa terbang lagi. Tapi perlu trik khusus untuk memasukkannya ke dalam toples, dan itu menjadi bagian tersulitnya.
"Mungkin ini waktunya kau kembali menjadi lelaki yang lurus." Balas Mikasa.
Eren mendengus mendengar jawaban itu, hampir tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANXIETY
FanfictionMereka adalah guru dan murid sebelum menjadi kekasih. Sekarang mereka bukan siapa-siapa, cuma rekan kerja dan berpura-pura masa lalu tak pernah ada. Tapi Eren, pikiran dan tubuhnya, telah tumbuh dewasa. Bagaimana Levi harus menghadapinya bersama pe...