1.6K 380 187
                                    

"Hei, Lin!"



Guanlin dan Jihoon yang sedang menikmati gelato berbalik, terdapat Daniel di sana.



"Asik, nih, jajan nggak ajak-ajak," Daniel duduk di sebelah Guanlin, merangkulnya akrab.



"Hari ini biarin Guanlin sama aku, dong, Kak!" Jihoon cemberut, "Kak Daniel ngapain di sini?"



"Nungguin Seongwoo, katanya mau ketemuan dulu sebelum berangkat ke bimbel," Daniel mengecek ponselnya, "oh, iya, kalau kamu berduaan sama Jihoon terus, gimana rencana kemarin?"



"Hah? Rencana apa?" Jihoon yang merasa namanya disebut mendongak, mengalihkan perhatiannya dari gelato, dan bertanya penasaran.



"Itu, si Seonho, yang tadi pulang bareng Hyungseob, kamu lihat nggak?"



"Lihat, Sayang. Terus?"



"Dia mergokin kita ngerokok sepulang basket. Ya udah, kita kerjain aja biar nggak macam-macam," Guanlin menjawab enteng.



"Huh, adik kelas nggak sopan-sopan memang!" Jihoon turut emosi, "kalian mau ngerjain gimana? Kalian bully sama kaya Hyungseob dulu?"



"Nggak, kita main halus dulu sekarang," Daniel menyeringai, "kita buat dia luluh sama Guanlin, abis itu, baru habisin!"



"Kok Guanlin?!"



"Nggak apa-apa, Honey. Cuma sebentar aja kok."



"Kalau dia baper gimana?"



"Goal kita memang buat dia baper, baru kita kerjain."



Jihoon kini hanya fokus pada Guanlin, tatapannya lurus, "Kalau kamu yang baper, aku gimana?"

















-Cigarette-

















Seonho dalam perjalanan pulang setelah mengantar Hyungseob. Hatinya lega dapat menjaga Hyungseob, meski tersisa sakit setelah melihat Guanlin dan Jihoon sebelumnya.



Bruk



"Maaf.. maaf, Kak."



Seonho tersungkur ke tanah setelah tubrukan keras dari seorang lelaki kecil yang kini sedang membungkuk beberapa kali padanya. Ia hanya tersenyum, lututnya nyeri.



"Nggak apa-apa, kok. Lain kali hati-hati ya?" Seonho dengan tenaganya sendiri berdiri, membersihkan celananya yang kotor dan sedikit robek di bagian lutut.



"Kakak luka? Ayo, ikut aku pulang dulu, biar mama kasih obat."



"Nggak usah, gapapa."



"Ayo~" anak itu menyeret Seonho dengan susah payah, hingga akhirnya Seonho menurut.







"Namamu siapa?"



"Woochan! Kakak?"



"Seonho, Yoo Seonho."



"Nah, sampai!" baru saja Seonho menutup mulut, mereka sampai di rumah megah, pagarnya tinggi dan berlantai dua, "ayo, Kak Seonho!"







Cigarette +guanhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang