일곱

1.5K 367 166
                                    

HYUNBIN KWON

Sudah pergi?

15.47

Beres.

15.50



Guanlin memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku setelah membalas pesan dari Hyunbin. Pandangannya kini beralih pada Seonho di depannya yang sedang asyik makan permen kapas.



"Ho."



"Iya, Kak?"




"Makannya jangan belepotan," Guanlin mengusap ujung bibir Seonho, membersihkan sisa permen di sana, "seperti anak kecil."




Seonho rasanya ingin menenggelamkan diri ke samudra. Hiperbola memang, tapi coba bayangkan jika tangan lembut Guanlin itu menyentuh wajahmu. Ah..



"Terima kasih, Kak!"


"Habis ini mau kemana lagi?" Guanlin melirik jam tangannya, "masih betah makan aja?"



"Kak Guanlin mau apa? Dari tadi ngikut Seonho terus.." Seonho cemberut.



"Asal kamu seneng, aku seneng juga kok."



Ih, Guanlin...



"Nggak tahu, ah. Kak Guanlin banyak gombal!"


"Ututu, ngambek?" Guanlin mencubit gemas pipi Seonho, "habiskan dulu, gih."



Seonho memakan permennya kembali, "ah, iya, Kak Guanlin sudah kebiasaan merokok, ya?"



"Hm?" Guanlin kaget. Sepertinya hari ini ia belum merokok, apa nafasnya bau rokok?



"Tante bilang dia sedih, kakak berubah."


"Mama?"



"Iya," Seonho merendahkan nada bicaranya, "kalau tubuh kakak nggak kuat, jangan dilanjutkan.."


Guanlin diam. Ia mengingat beberapa waktu lalu batuknya tidak kunjung berhenti.


"...aku mau kakak sehat, kami semua mau kakak sehat."














-Cigarette-














Hyungseob menangis. Hatinya terluka, harga dirinya terinjak-injak. Ciuman pertamanya direnggut bahkan oleh lelaki yang kini ia benci.


"Sialan.." Hyungseob masih terisak, "Park Woojin sialan!"


"Halo," sebuah sapu tangan disodorkan padanya, "mungkin kakak butuh."



Hyungseob memandang lelaki yang kini duduk di sebelahnya, nampak tidak asing.

Cigarette +guanhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang