여섯

1.4K 348 119
                                    

Ketukan jari Guanlin di kemudi motor tidak berhenti sampai Seonho akhirnya datang. Ia melirik jam tangan, sudah pukul 14.30. Piket selama 30 menit, bagaimana Seonho bisa betah?



"Nunggu lama, ya?" Seonho tersenyum kikuk, "maaf, Kak, tadi Justin minta ngepel sekalian. Mumpung weekend."



"Nggak apa-apa, kok," Guanlin menyerahkan sebuah helm pada Seonho, "nih, dipakai. Langsung berangkat aja, yuk, keburu malam."



Seonho segera memakai helmnya dan tersenyum lebar.  Anehnya, Guanlin merasakan desiran hebat di hatinya.



"Jangan senyum kaya gitu, dong."



Wajah Seonho mendadak datar, "kenapa?"



"Dadaku rasanya jadi sesak, pengen meledak."



Nah kan, belum berangkat saja Seonho sudah merah.



"Iya-iya, aku nggak senyum lagi," Seonho hampir saja naik ke atas motor Guanlin, sebelum sekelebat bayangan Jihoon datang dalam pikirannya, "Kak, apa mending nggak usah jadi pergi aja? Kak Jihoon gimana?"



"Loh, gapapa dong jalan sama kamu. Kamu juga temanku, kok."



"...kamu juga temanku kok."



"...juga temanku, kok."



"...teman..."



"Hehe, iya, Kak."













-Cigarette-













"Sendirian aja, Hoon."



Jihoon menoleh. Ia menghembuskan nafasnya kasar dan baru melanjutkan langkahnya ketika sosok Woojin yang terlihat.



"Kenapa, sih, masih marah?"



Jihoon kembali berhenti, "siapa yang marah?"



"Kamu. Kalau nggak marah kenapa menghindar?"



"Suka-suka aku, dong. Lagian males aja lihat kamu."



"Ada apaan, sih?" Samuel datang bersama Jinyoung. Tas punggung ia sampirkan asal di pundak kanannya.



"Terus aja ribut. Lagian si Jihoon juga, kamu udah sama Guanlin, tapi masih aja kesel sama Woojin dan Hyungseob. Move on, Dude."



"Sok paling bener aja kamu," Jihoon menatap sinis pada Jinyoung, "kalau nggak tahu posisinya diem deh."



"Bodo amat."



"Kok jadi kalian yang ribut?" Woojin menengahi, "ngerokok aja, yuk."



"Cih," decihan terdengar dari belakang, "nggak punya otak."



Hyungseob berlalu begitu saja melewati Jihoon, Woojin, Samuel, dan Jinyoung setelah mengungkapkan perkataan kasar sebelumnya.



"Heh!" Jihoon melempar botol minumnya yang sudah kosong ke arah punggung Hyungseob, "kalau ngomong yang bener, jablay."



Cigarette +guanhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang