Love at First Sight[2]

41 5 0
                                        

"Cinta ini. Kadang-kadang tak ada logika. Jatuh cinta nggak tau namanya. Bahkan juga tak kenal orangnya. Cinta ini sunggulah gila! Aseek!"

"Diem lagi Dion!"

"Ya Tuhan, untung anak orang!"

"Woy ada yang bawa headset nggak!?"

"Cempreng woy, cempreng!"

Dion turun dari atas meja. Melihat orang-orang yang mengelu-elukan namanya.

"Makasih semuanya. Doain gue berhasil nembak cewek itu. Namanya Nara Kanaera, adek kelas kita, my sweet."

Hening.

"BWAHAHAHAHA!!" kompak yang lain tergelak.

"Kenapa kalian ketawa? Gue serius, mau nembak dia!" tegas Dion.

"Iya, Yon. Silahkan. Asalkan lo jangan kaget aja sama jawabannya." sahut Amar.

"Ha? Memang kenapa?"

Amar kembali terkekeh-kekeh, "Lo coba sendiri aja deh. Sukma aja nyerah, apalagi elo."

"Sukma most wanted anak paskibra itu!?"

"Hooh."

Dion tertawa terbahak, "Pantes, waktu itu lemes. Ngakak, ditolak."

"Eit, lo coba dulu. Dan liat reaksi Kanaera, mantep."

Karena makin penasaran. Dion memajukan jadwal nembaknya, menjadi pulang sekolah.

Dia menunggu di gerbang sekolah, sampai akhirnya melihat Nara yang baru saja keluar kelas. "Gue udah siapin pistol. Sip, harus kena tembakannya!"

"Itu orang ngapain sih bawa pistol mainan?"

"Masa Kecil Kurang Bermain kayaknya."

"KEDENGERAN WOY!" teriak Dion melempar peluru mainan ke arah kedua cewek yang membicarakannya.

Dan goal. Tepat sasaran.

"...Penghalang." gumam pelan seorang gadis yang baru saja lewat.

"Na-Nara Kanaera!"

"...?"

"Gue–"

––––––––––––––––––––––––––––––

End di part ketiga.

A/N

:V kita lihat apa jawaban Nara di chapter selanjutnya.

Hohoho.

Vote and coment!

School Life!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang