Chapter 2 - Arbimo

355 33 16
                                    


Arbimo Atmajaya, biasa dipanggil bimo.

Baru saja masuk kedalam kelas dengan wajah ditekuk dan kusut seperti baju baru diangkat dari jemuran.“eh itu bimo, ngape lu? muka dah kaya benang aja, kusut!” ucap Rama saat melihat bimo masuk ke dalam kelas.

“Tau deh kesel aja gw hari ini, tadi gw ditabrak cewe waktu bawa buku-buku yang disuruh Pak Burhan, bukunya jatuh dan cewek itu maen kabur aja” ucap Bimo sambil mengambil iphone yang ada di saku celananya.

Seketika moodnya berubah menjadi baik setelah menerima pesan line dari kekasihnya yang baru saja jadian 2 hari yang lalu.

Milla Santika : Sayang, ntr malem jadikan? awas km klo telat jemput aku!

Arbimo Atmajaya : Iya sayang pasti dong, jam 7 aku jemput km

Milla Santika : Oke sayang.

“Elaahhhh lu ngapain senyum sendiri mandangin hp aja, tadi marah-marah sekarang tawa-tawa, labil lo!” ucap Ciko saat melihat bimo senyum-senyum menjijikan.

“Engga, ini ntar malem gw mau ngedate sama cewe gw” sahut bimo sambil memasukkan iphone di saku celananya kembali.

“Kapan lu jadian coba, dah mau ngedate aja”. “iya nih sama sapa lu pacaran?” tanya Rama dan Ciko bergantian.

Bimo yang senyum-senyum aja mendengar sahabatnya itu menyaut “Ini 2 hari yang lalu gw jadian sama Mila, gw tembak dia kemaren setelah pulang  nonton bareng”.

“APAAA MILAA???” sahur Rama dan Ciko berbarengan.

Mila merupakan teman satu angkatan di jurusan yang sama dengan Bimo dan kawan-kawannya, meskipun beda kelas tapi Rama dan Ciko mengenal mila seperti apa, ya ga kenal-kenal banget sih emang.

Bimo merupakan mahasiswa Kedokteran Universitas Indonesia, sama dengan Ara dia juga memasuki semester 5 ditahun ini.

Bimo tinggal di Jakarta dengan kedua orang tuanya, dia anak tunggal dari Atmajaya Prasetyo dan Arica Sarah. Ayah bimo adalah seorang dokter profesional yang sukses dan Ibunya seorang designer.

Bisa dibilang bimo anak orang kaya dan bimo memiliki keluarga yang harmonis, hangat dan perhatian kepadanya. Bimo ganteng, ganteng banget malah, tubuhnya tinggi dan atletis.

Kuliah di Kedokteran bukan paksaan dari ayahnya melainkan dari diri sendiri ingin menjadi dokter ingin menjadi penerus ayahnya dan ingin menolong dan menyembuhkan orang sakit tentunya.

Bimo bersahabat memang dengan Rama dan Ciko, bertemu saat menjalani ospek fakultas membuat mereka semakin dekat sampai sekarang. Mereka satu kelas dan itu yang membuat persahabatan mereka sampai sekarang tidak terpisahkan.

Mila cewek yang baru jadian dengan bimo 2 hari yang lalu terus menjadi bahan perbincangan antara Rama dan Ciko.

Mereka terus bertanya-tanya kepada Bimo bagaimana bisa jadian dengan Mila, ya mereka tau sendiri lah Mila itu tipe cewe menye-menye, manja, fashionable, sok hits eh emang hits sih dikelasnya dan bukan tipe bimo tentunya.

“Bim, kok lo bisa jadian sama mila sih”

“Emang lo kenal deket sejak kapan”

“Dia kan bukan tipe lo banget”

“Iyaa cewe suka cari perhatian gtu ke cowo-cowo kelasnya”

Bimo yang gerah mendengar pertanyaan-pertanyaan dari Rama dan Ciko menjawab “Kemaren satu bulan yang lalu lah gw praktek bareng sama dia nah dari situ gw udah mulai suka, anaknya enak, asik dan nyambung aja gitu sama gw, trus pas gw tembak dua hari yang lalu dia mau nerima gw ya alhasil jadian dah kita” Bimo menceritakan kisah cinta yang singkat itu dengan antusias.

Rama dan Ciko hanya melongo mendengar pernyataan Bimo itu, mereka heran sejak kapan Bimo menyukai cewek yang tipenya seperti Mila itu, mereka takut Bimo memiliki kelainan saat ini.

Rama dan Ciko bergindik ngeri melihat Bimo sangat antusias menceritakan Mila, bagaimana mereka bertemu, jalan dan jadian secepat kilat.

“Klo itu emang keputusan lo dari hati yaudah, semoga Mila yang terbaik buat lo” sahut Ciko.

“Dan lo gak menyesal dengan keputusan lo saat ini” timpal Rama.

“Udah kalian gak usah kawatir, gw lebih tau mila kaya gimana, kalian tenang aja” Ucap Bimo seraya menepuk-nepuk kedua pundak sahabatnya itu.

Perkuliahan yang sudah usai ini sangat melelahkan bagi Bimo, Rama dan Ciko, jelas saja melelah kan mereka 5 jam berada dikelas mendengarkan ceramah dosen yang tiada hentinya.

Mereka bertiga berjalan keluar kelas menuju parkiran. “sob, gw duluan yaa mau balik, mau siap-siap ntar malem mau ngedate sama Mila” ucap bimo seraya membuka pintu mobil.

“Lah gaikut nongkrong bareng lu?” sahut rama. “iya dah yang punya pacar baru mah beda”timpal ciko.

“Bukan gitu, gw udah janji sama Mila gaenak kalo telat kan, yaudah duluan ram cik”jawab Bimo.

Rama dan Ciko sedikit kesal dengan Bimo pasalnya baru pacaran sehari aja Bimo sudah tidak mau lagi nongkrong dengan mereka, dulu setiap pulang ngampus Bimo masih menyempatkan diri untuk ngopi di cafe dengan teman-temannya.

Namun sekarang sudah berbeda pikir mereka.

***
Tbc

***Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rasa Yang BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang