Bismillah🙏
Happy Reading guys!
Inget, jangan di skip bacanya hehe😉***
Ara sudah berada diatas kasur empuknya. Kini ia masih setia membuka matanya, membayangkan Bimo yang memperlakukan Ara manis sekali.
Sebelum mengatarkan Ara pulang, Bimo mengajak Ara untuk makan nasi goreng di pinggir jalan, karena Bimo sangat lapar hingga cacing-cacing diperutnya berteriak minta makan. Mungkin terdengar sampai ke telinga Ara. Ara yang mengingat itu hanya terkekeh sambil geleng-geleng kepala.
Bahkan Bimo mengatakan jika selama ini salah menilai Ara, Bimo selama ini menganggap Ara itu cewek yang nyebelin, galak, sadis dan cerewet ternyata semua pikiran itu salah! Bimo menyadari jika Ara itu anak yang humble, baik, ramah, sopan, lucu dan nyambung pastinya. Ara yang mendengarkan itu semua hanya bisa senyum-senyum tai ayam.
Begitupun dengan Ara yang salah menilai Bimo selama ini, Bimo ternyata supersweet. Omaygat!Tidak hentinya Ara memikirkan Bimo tiba-tiba terlintas wajah Mila yang ada di pikirannya. Ara pun seketika langsung memejamkan matanya dan berhenti untuk memikirkan Bimo.
Ara harus sadar jika Bimo itu milik Mila, milik sahabatnya. Ara tak kuasa menahan debaran yang ada di dadanya itu, terasa sakit, Ara takut memiliki perasaan yang berbeda terhadap Bimo, Ara harus menghilangkan rasa ini, Ara tidak mau menyakiti sahabatnya itu.
Terkadang lebih baik memendam perasaan sendiri dari pada mengutarakan perasaan yang mungkin tak terbalaskan. Ya itu sangat menyakitkan.
"Anggap Bimo teman biasa, anggap Bimo pacar Mila" itu yang terus diucapkan Ara berkali-kali.
***
Bimo Atmajaya : Sayang, km udh tidur?
Mila membaca pesan dari Bimo dan langsung memasukkan handphonenya kembali kedalam tas. Ia tidak ingin membalas pesan dari Bimo, toh dengan cara ini Bimo beranggapan Mila sudah tidur.
Saat ini sudah jam 11 malam tetapi Mila masih di luar bersama seorang pria yang tentu saja bukan Bimo.
Dia adalah Juna, teman semasa kecil Mila dulu. Ntah ada angin apa tiba-tiba Mila jalan dengan Juna. Ara dan Bimo pun tidak mengetahuinya. Mungkin Mila diam-diam akan bermain api dengan Bimo.
Jika dilihat kedekatan mereka berdua, orang akan beranggapan bahwa mereka adalah sepasang kekasih.
Merasa handphonenya berbunyi Mila pun langsung menekan tombol hijau dan menjawab "Halo iya kenapa ra?"
Ara yang diseberang sana pun menyaut "Lo dimana jam segini belum pulang?"
"Gw lagi makan diluar tadi abis nonton"
"Sama sapa? Bimo?"
"Bukan, sama temen gw Ra"
"Temen? Sapa? Bimo tau?"
"Udah ah Ra, LO BANYAK NANYA!! BYE!!!"
Mendengarkan Ara yang bertanya tiada hentinya itu membuat Mila semakin jengah. Dengan lantangnya ia menjawab pertanyaan sahabatnya itu tanpa menyadari bahwa Mila sudah membentak Ara dan pasti membuat Ara sakit hati.Tetapi Mila tidak memikirkannya sampai sejauh itu, dia hanya cuek bebek dan melanjutkan acara makannya dengan teman kecilnya itu, Juna.
***
Disisi lain Ara sangat kaget mendengar jawaban Mila tadi, tidak pernah sekalipun Mila bersikap seperti ini padanya. Mengapa Mila seperti ini?
Ara hanya tidak menyangka jika pertanyaannya itu membuat sahabatnya kesal. Ara sangat menyesal menanyakan hal itu, jika tau akan seperti ini ia tidak menelpon Mila tadi.
"Lo kenapa mil, kenapa lo bentak gw kayak tadi..."Lirih Ara, bahkan air matanya membasahi pipi tanpa disadari Ara.
"Gw kan cuma nanya lo sama sapa, gw kawatir lo kenapa-kenapa diluar sana mil, ini udah malem" Ara hanya ngomong sendiri tanpa ada orang yang mendengarkannya.
Saat ini pikiran Ara tertuju pada Bimo, jika Mila tidak bersama Bimo lantas dia bersama siapa saat ini. Bimo sedari tadi dengannya di acara reuni.
Setelah mengantarkan Ara kembali ke kost, Bimo bilang langsung pulang kerumahnya. Dia tidak mampir kemana-mana dulu.
Apakah Bimo mengetahui jika Mila keluar bersama laki-laki lain? Pertanyaan itu yang ada dibenak Ara.
Ara pun tidak bisa membayangkan bagaimana jika Bimo tau.
***
Di atas kasurnya, Bimo terus membolak-balik kan tubuhnya ke kanan dan ke kiri. Ia masih memikirkan Mila, kenapa pacarnya itu susah sekali untuk di hubungi.
Bimo sudah coba telpon tetapi tidak aktif, chat berkali-kali di line hasilnya nihil tidak ada balasan sama sekali.
"Apa Mila sudah tidur, masa jam segini Mila sudah tidur kan bukan Mila banget" Pikir Bimo.
"Kenapa tadi gw gak minta id line Ara sih ahhh"Ucap Bimo sambil menarik ujung rambutnya kesal.
Bimo ingin sekali menghubungi Ara dan menanyakan apakah Mila sudah tidur atau dimana dia sekarang kenapa tidak bisa dihubungi! Tapi apalah daya Bimo yang tidak punya contact Ara, bagaimana dia bisa menghubunginya. Dasar Bimo
Bimo berusaha untuk berpikir positif. Berpikir jika Mila sudah tidur di kamar kostnya. Berpikir bahwa Mila baik-baik saja.
Setelah lelah memikirkan kekasih hatinya itu. Bimo tak kuasa menahan rasa kantuk yang menyelimutinya, sedari tadi ia menguap dan tak lama ia tertidur dengan pulas.
***
Pagi ini Ara bangun saat sinar fajar belum menampakkan cahaya kemilaunya di bumi ini. Ara menunaikan ibadah sholat subuh diakhiri dengan membaca kitab suci Alquran.
Setelah siap dengan kemeja, jeans dan sneakersnya, tak lupa ia membawa tas selempang dengan logo Marc Jacob di depannya itu.
Ara memasuki mobil dan saat Ara akan melajukan mobilnya, Ara melihat Mila turun dari mobil hitam dengan senyum merekah.
Ara yang melihat itu sontak kaget dan dengan spontan Ara menundukkan kepalanya agar tidak terlihat Mila dari luar.
Ara melihat laki-laki yang mengantarkan Mila dengan samar-samar, yang jelas itu bukan Bimo. Siapa dia?
Mila melambaikan tangannya bersamaan dengan perginya mobil hitam itu. Terlihat Mila tidak hentinya memberikan senyuman untuk kepergian mobil hitam itu.
Ara melihat Mila mulai masuk kedalam kamar kostnya. "Alhamdulillah, dia gak liat gw" ucap Ara menghembuskan napasnya lega.
Ara mulai menginjak pedal gas mobilnya dan siap menuju kampus tercintanya. Karena sebentar lagi jam 8, itu artinya Ara harus cepat sampai ke kampus untuk mengikuti mata kuliah hari ini.
.....TBC.....
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Yang Berbeda
Teen FictionKisah tentang Ara yang suatu ketika bertemu dengan Bimo, dipertemuan lain seolah takdir mempertemukan mereka dengan keadaan yang berbeda dimana Bimo merupakan pacar sahabat Ara yaitu Mila. Seiring berjalannya waktu rasa itu tumbuh dengan sendirinya...