Chapter 6 - Penakut

207 17 5
                                    

Happy Reading!

***

Author POV

“Aku ke toilet bentar ya”

“Mau ditemenin gak yang”

“Gak usah aku bisa sendiri kok”

Mila pun melangkahkan kaki nya menuju toilet. Saat ini mereka sudah selesai makan di sebuah restaoran dan 15 menit lagi pintu theater telah dibuka karena film yang mereka ingin tonton akan dimulai.

“Lebay banget lo, cuma ketoilet bentar juga, pake acara nemenin segala”

“Gak bakal ilang gak!”

Bimo hanya terkekeh mendengar ucapan kedua temannya itu.

Ara hanya diam sesekali ikut tertawa mendengar ucapan Bimo dan kedua temannya. Terlintas dipikiran Ara pertanyaan yang waktu itu belum sempat ia tanyakan. Dan Ara ingin tanyakan saat ini juga, dari pada nanti-nanti keburu lupa.

“Ehmm, oiya bim kayaknya gw pernah ketemu lo deh sebelumnya? Tapi dimana ya” ucap Ara spontan, lantas membuat ketiga orang dihadapannya menoleh dan mendengarkan ucapan Ara tadi.

“Maksud lo kita pernah ketemu sebelumnya? gtu?” Balas bimo nyengir jail.

“Iya sebelum gw ketemu lo malem hari pas lo anter Mila ke kost itu” sahut Ara mengerutkan dahi.

“Lo lupa? Lo gak mau minta maaf ke gw?” ucap Bimo seraya menggelengkan kepala.

Ara semakin mengerutkan dahi dan memikirkan ucapan Bimo tadi, tidak lama ia ingat kejadian dimana ia telat masuk kuliah karena sempat menabrak seorang cowo yang membawa banyak buku ditangannya.

“Jadi itu elo!” Ucap Ara setelah mengingat kejadian beberapa hari yang lalu.

“Iya itu gw, lo main kabur aja waktu itu, bukannya tolongin gw dlu!” 

“Ya sorry waktu itu gw udah telat masuk kuliah, gw buru-buru banget, lagian gw gak ada niatan buat kabur juga. Sorry deh” Ara menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Bimo hanya menganggukkan kepala. “It's okay, gapapa gw udah maafin lo”

Menyimak percakapan antara Bimo dan Ara, Rama dan Chiko saling memandang lalu tersenyum jail.

“Jadi cewe yang bikin lo kesel pagi-pagi itu sih Ara ini bim” Ucap Chiko terkekeh.

“Awas lho awalnya kesel, lama-lama saling suka” Sahut Rama dan langsung di hadiahi tatapan tajam dari Bimo dan Ara.

“Seru amat sih ngobrolnya ngomongin apa nih, kok gw denger saling suka tadi, sapa yang saling suka” Ucap Mila tiba-tiba mengagetkan mereka berempat.

Baru saja Mila kembali dari toilet dan tidak sengaja Mila mendengar kata saling suka dari mulut Rama.

Sontak pertanyaan Mila membuaat mereka berempat bungkam dan menciptakan suasana yang awkward sesaat.

“Yaudah yuk, kita udah telat 5 menit nih filmnya udah mulai pasti” Ucap Ara memecah keheningan diantara mereka dan langsung berdiri melangkahkan kakinya menuju bioskop.

Chiko membuntuti Ara dari belakang lalu menyamakan langkah kakinya dengan langkah kaki Ara. “Udah ra gausah dipikirin omongan Rama tadi, dia emang kek gitu anaknya suka ceplas ceplos kalo ngomong, dia gak ada maksud apa-apa kok” Ucap Chiko sambil merengkuh bahu Ara.

Ara yang mendapatkan perlakuan itu sontak membuatnya kaget dan hanya tersenyum canggung kearah Chiko.

Rama, Bimo dan Mila menyusul Ara dan Chiko yang sudah jauh melangkah di depan sana.

Tidak lama, mereka masuk kedalam bioskop lalu duduk dengan posisinya masing-masing dan siap menonton film yang Bimo takutkan yaitu Pengabdi Setan.

-------------------------------

Ara keluar bioskop dengan malas dan kesal. Bahkan Ara tak henti memutar bola matanya jengah melihat tingkah Bimo.

Sepanjang film diputar Bimo hanya berteriak, histeris sendiri, dan tiada hentinya merengek kepada Mila dan berkata “Yang aku takut” hal itu membuat Ara terganggu dan tidak nyaman saat di dalam bioskop.

Sungguh penakut sekali pacar Mila ini, tidak seperti kedua temannya yang dengan santai dan berani menatap layar lebar tersebut pikir Ara.

“Cemen banget sih lo jadi cowo!” Ucap Ara sambil memutarkan kedua bola matanya.

“Bukan cemen, gw cuma kaget aja ngeliat ibu tadi, ini film horor terserem yang gw tonton” Sahut Bimo mencari-cari alasan.

“Bilang aja lo takut!” Balas Ara ketus.

Melihat Ara dan Bimo seperti Tom and Jerry membuat Mila, Chiko dan Rama tertawa sambil menggelengkan kepalanya.

Tidak lama Chiko dan Rama pun pamit pulang duluan setelah mendapat telpon dari seseorang, mereka bilang ada urusan.

Ara yang merasa menjadi obat nyamuk Mila dan Bimo saat ini juga berniat untuk pergi meninggalkan mereka berdua.

“Mil gw balik duluan ya, gw capek pengen tidur” ucap Ara “Oiya ntar lo anterin Mila pulang, jagain Mila awas lo macem-macem!” Lanjut Ara sambil menatap tajam Bimo.

Bimo hanya mengangguk malas yang membalas “Iya, bawel lo”

Mendengar perkataan sahabatnya itu Mila pun terkekeh. “Yaudah lo hati-hati dijalan ra”

“Oke bye” Setelah itu Ara melenggang pergi meninggalkan mereka berdua.

--------------------------------

Sebenarnya Ara tidak benar-benar capek dan ingin tidur. Ara hanya tidak mau mengganggu Bimo dan Mila.

Ara tidak betah melihat mereka berdua bermesraan. Ara tau mereka berdua pacaran tapi tidak di depan Ara juga.

Mereka tidak menjaga perasaan Ara dengan enaknya mereka bermesra-mesraan seperti itu.

Tidak tahu apa jika jomblo itu perasaannya sensitif. Banget!

Ara mampir ke kedai kopi langganannya untuk memesan Exspresso. Ya tadi diperjalanan Ara sempat berpikir untuk meminum kopi favoritnya dan menikmati kesendiriannya di kedai kopi yang ramai pengunjung.

Setelah kopi pesanannya datang Ara pun langsung menyeruput kopi tersebut hingga tak tersisa lagi.

“Ara!”

Ara menoleh kebelakang saat namanya di panggil. Ternyata Marco, ya dia yang memanggil nama Ara tadi.

Sontak itu membuat Ara kaget dan sesaat Ara kembali tenang kemudian menyapa Marco.

“Eh Marco, hi!” Ucap Ara santai menyembunyikan perasaan kagetnya tadi.

“Sendirian aja lo, boleh gabung?” Balas Marco.

Kemudian Ara hanya mengangguk kecil dan tersenyum kikuk kepada parco. Marco pun langsung duduk di kursi yang berhadapan langsung degan Ara.

-----

TBC


Jangan lupa kasih vote juga. Thank you😻

Rasa Yang BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang