Author POV
Happy Reading!
***
“Mil udah ah yuk, udah capek gw, dari tadi muter-muter lagian belanjaan lu dah banyak tuh, gw laper mau makan” ucap Ara yang merengek kepada mila sambil menendang-nendang kakinya di lantai Pusat Perbelanjaan di Jakarta.
“Sabar Ara ku sayang, lagian kita baru 3 jam belanja, masih dikit nih belanjaan gw, bentar lagi yaaa” sahut mila sambil mengedip-ngedipkan matanya ke Ara.
“Enggak! pokoknya gw mau makan, klo lo gak mau gw tinggal sekarang juga!” sahut Ara yang kesal terhadap Mila.
Ara langsung saja meninggalkan Mila yang masih memilih-milih baju. Ara sudah lelah dan laper buanget, melihat Ara meninggalkannya mila langsung menghampiri Ara.
Setelah mereka berdebat akhirnya mereka makan di sebuah restoran seafood.
Ara dan Mila memang bersahabat sejak SMA, mereka tinggal di Bandung, keluarga mereka juga dekat bahkan sudah dianggap seperti saudara sendiri.
Saat mengetahui mereka keterima di UI dengan jurusan yang beda tentunya mereka sangat senang, mereka senang saat keterima di UI apalagi mereka masih bisa bersama-sama lagi.
Di Depok mereka tinggal di tempat yang sama, mereka tinggal di tempat kost yang sama namun tetap beda kamar.
Pas awal-awal masuk kuliah, Mereka sering tidur bareng kadang dikamar Ara kadang juga di kamar Mila, karna Mila sedikit penakut dulu. Tapi semakin kesini mereka sudah terbiasa dengan kamarnya masing-masing.
Mereka beda jurusan maka dari itu kalau dikampus kadang tidak ketemu karna mereka beda jurusan. Mereka bertemu saat keduannya sudah pulang kuliah, pasti mereka jalan, hangout kemana aja yang mereka inginkan.
Sore pun tiba sesampainya dikost, Ara langsung menuju kamarnya untuk beristirahat, baru ingin mendudukkan pantatnya dikasur, Mila pun datang dengan membawa baju-baju yang dibelinya tadi.
“Ra lo dandanin gw yaa, nah lo pilihin dah, gw pake baju apa kira-kira yang bagus” ucap Miila dengan entengnya dia tidak tahu apa Ara sangat kecapeaan menemani Mila yang belanja tidak ada habisnya ini.
“Mil, gw capek bgt nih mau tidur ah, lo pake apa aja mah cantik, kalo dia sayang dan cinta sama lo ga liat penampilan kali, mau lo pake baju apa aja dia tetep sayang, namanya juga pacar, ya kan” sahut Ara dengan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan, ntah semangat atau lelah yang ada diraut wajahnya.
“Ish, elo mah yaudah deh gw pake baju ini aja ya keknya bagus, gimana?” tanya Mila bersemangat.
Ara hanya menggangguk kan kepala yang lemas tak berdaya.
Setelah itu Mila pun keluar daari kamar Ara menuju kamarnya untuk bersiap.
Ara yang melihat Mila keluar dari kamarnya langsung menutup pintu dan mengunci kamarnya.
Ara bukannya tidak suka dengan Mila yang seperti itu, hanya saja Ara sungguh lelah hari ini, bukan saja menemani Mila berkeliling Mall tapi sebelumnya saat pagi tadi Ara yang telat 20 menit untuk masuk ke kelas yang dimana saat itu jam perkuliahannya dosen killer, jelas saja ara dihukum untuk mengerjakan dan menghafal pasal –pasal kitab hukum pidana dan tugas yang segaban.
Disisi lain Ara merasa kesepian dengan kesendiriannya, ia kadang iri dengan Mila yang sudah berpacaran ntah berapakali dan sekalipun Ara belum pacaran sejak pertama kali masuk kuliah.
Kadang bagi Ara pacaran itu tidak penting dan hanya membuang-buang waktu, pikirnya ia harus cepat menyelesaikan kuliahnya dan segera menjadi advokad seperti yang ia cita-citakan.
Ara dari lahir emang tinggal di bandung, keluarganya semua menetap disana, ayahnya yaitu Irawan merupakan seorang hakim agung di bandung dan ibunya Larasati memiliki bisnis kue, ya bisnis kue ibunya ini saingan dengan bandung makuta milik artis terkenal itu.
Memiliki kakak laki-laki dan tidak memiliki seorang adik, Ara sangat disayang oleh Kakaknya yang bernama Arda Irawan. Kakaknya seorang dokter, baru lulus dari Universitas yang sama dengan Ara.
Sekarang arda bekerja disalah satu rumah sakit yang cukup terkenal di bandung.Baru saja ingin memejamkan mata ia ingin istirahat sebentar, tiba-tiba iphone yang ada di meja bergetar dan langsung saja diangkat oleh Ara, Ara tersenyum ia sangat merindukan kakaknya ini.
“Halo kakakuuu!! kenapa nih telfon kangen ya sama Ara?” ucap Ara saat mengangkat telponnya.
“Yaampun kapan sih adek kakak ini kalem.. suaranya lembut gak mekek-mekek, sakit tau kuping kakak ini dengar suara kamu dek” sahut Arda saat mendengar suara Ara yang bisa disebut jeritan.
Yang disebrang sana hanya terkekeh saja mendengar kakaknya ngomel-ngomel, “Yadeh bener sih kakak kangen banget sama kamu ra, gimana kabar kamu? sehat? dah punya pacar belom sih adek ini?” tanya arda kepada adik tercintanya.
Ara yang males membahas pacar, karna ia tak punya pacar, ish menyedihkan.
“Alhamdulillah sehat walafiat, ih kak jangan bahas pacar ah jelas-jelas ara enggak pacaran saat ini” sahut ara dengan lemah.
Baru saja memikirkan ingin punya pacar eh kakaknya udah nanyain aja, jelas ara tidak bingung menjawab karna ia memang tidak memiliki pacar.
“Alhamdulillah kalo sehat, disini mama papa juga sehat Alhamdulillah, masa iya adek kakak yang cantik ini belom punya pacar sih ah bohong kamu!” ledek arda yang membuat Ara semakin kesal.
“Ih kakak kalo cuma mau ngeledekin Ara gini, mending Ara tutup aja telponnya!” rengek Ara kesal.
Setelah bercakap-cakap ria dengan Arda selesai, Ara bergegas menuju kamar mandi untuk mandi karna Azan Magrib telah berkumandang, Ara yang kaget karna sudah bunyi Azan ia pun mandi dengan cepat dan menunaikan ibadah solat Magrib.
Milla Santika : ra, gw ini keluar sama bimo nanti kalo pulangnya kemaleman bukain gerbangnya yah.
Melihat line dari Mila Ara langsung mengerutkan alisnya.
ngapain juga sampe malem-malem gtu batin Ara.
Araina Putri Irawan : jam 10 harus udah sampe! jangan pulang telat, ga gw bukain klo lebih jam segitu, gw ngantuk bye!
Milla Santika : Iya sahabatku, oke pokoknya kamu jangan tidur dulu
Melihat pesan tersebut Ara langsung memejamkan matanya untuk tidur, karena dia malas untuk membalas lagi pesan sahabatnya itu.
Biar saja dia ketiduran toh kalau mereka pulang kemalaman pasti akan menelfon untuk dibukakan gerbang.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Yang Berbeda
Teen FictionKisah tentang Ara yang suatu ketika bertemu dengan Bimo, dipertemuan lain seolah takdir mempertemukan mereka dengan keadaan yang berbeda dimana Bimo merupakan pacar sahabat Ara yaitu Mila. Seiring berjalannya waktu rasa itu tumbuh dengan sendirinya...