Chapter 7 - Gak Peka!

205 21 15
                                    

Happy Reading!

🤗🤗🤗

Dirumah, Fifi sangat bosan. Pasalnya sedari tadi ia hanya mengganti channel tv dengan menekan terus menerus remot yang ada digenggamannya.

Ia merasa sepi menyelimuti dirinya dan terpikir dibenaknya untuk melakukan aktivitas yang berguna. Nonton drakor misalnya? Yups Fifi akan menghabiskan malam ini dengan marathon drama korea terbaru yang dibintangi oleh Suzy Miss A itu, yang kabarnya baru putus dengan Lee min ho. Unch Ajushi!

Terbesit dipikiran Fifi untuk mengajak Ara menemaninya. Lalu Fifi melangkahkan kakinya untuk mengambil handphone di atas nakas tak lama kemudian ia menelpon Ara...

***

"Lo pencinta kopi ya Ra?"

"Ya lumayan" sambil menyeruput kopi kedua yang baru ia pesan tadi.

"Oh, lo sendirian aja kesini?"

"Iya sendiri, emg niat mau mampir kesini"

"Ehmm Ra? Gw boleh tanya sesuatu gak?" tanya Marco dengan ragu-ragu.

Handphone Ara berbunyi dan dilayar tertera Fifi is calling. "Co bentar ya gw angkat telpon dlu" dengan cepat Ara melangkah pergi untuk menjawab telfon dari Fifi.

Marco yang ditinggalkan hanya mengangguk pasrah.

"Hallo fi. Ada apa?"

"Ra! Lo dimana sekarang?"

"Lagi ngopi di tempat biasa"

"Ra! Lo buruan kerumah gw sekarang! Penting bgt!"

"Lah emangnya ada apa fi? Lo gapapa kan?

"Ra buruan Ra gw takut". Tut tut tut...

Baru saja Ara ingin menjawab tiba-tiba telfonnya sudah terputus. Ara khawatir jika Fifi kenapa-napa.

Dengan cepat Ara menghampiri Marco dan berpamitan dengannya bahwa ia harus pergi.

"Co, gw duluan ya, soalnya ada urusan penting bgt, Urgent!"

"Oh ya Ra gapapa, hati-hati ya" Sahut Marco dengan lemas.

"Yaudah lain kali kita sambung lagi ya"

Marco hanya mengangguk memberikan senyuman kepada Ara yang sudah pergi meninggalkannya.

Padahal sebenarnya Marco ingin mengungkapkan sesuatu kepada Ara. Melihat situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan, sebaiknya Marco mencoba untuk bersabar dan menunggu di kesempatan berikutnya. Macem ajang pencarian bakat aja co!

"Lo susah banget si Ra buat digapai.." desis Marco yang hampir tidak terdengar.

***

Ara dengan cepat melajukan mobil putihnya, menyusuri jalanan ibukota yang sangat padat merayap. Pikirannya saat ini hanya tertuju ke Fifi, ia takut sahabatnya itu kenapa-napa, ia tidak ingin sesuatu buruk terjadi, pikirannya kacau melalang buana, pikiran buruk tentang Fifi sedang menghantui isi kepalanya.

Sesampainya di rumah Fifi, Ara langsung mengetok pintu dan berteriak memanggil Fifi

"Fi Fi buka pintunya, ini gw Ara, lo kenapa Fi, buka pintunya Fi!" cukup lama Ara menunggu Fifi untuk membukakan pintu rumahnya.

Ara semakin takut jika hal yang tidak-tidak terjadi kepada Fifi.

"Fi!" teriak Ara dengan wajah paniknya.

Rasa Yang BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang