Happy Reading!❤
-Ternyata selama itu kau memendam rahasiamu dengan sempurna, setelah lama terpendam, akhirnya meledak sudah, bagaikan bom atom yang meluluh lantahkan perasaanku-
***
"Bim, gw mau jujur sama lo" Ara mengatakan dengan malu-malu sambil menunduk meremas ujung bajunya.
Bimo menyeringit melihat tingkah Ara.
"Jujur? Lo mau ngomong apa?""Sebenernya gw..."
Belum sempat Ara bilang, cacing di perut Ara sudah mengeluarkan suara merdunya dan terdengar sampai ke telinga Bimo.
Ara mendelik dan langsung salah tingkah.
Bimo yang mendengarkan itu sontak tertawa sambil menekan perut Ara dengan telunjuknya. "Jadi lo laper ra?" Bimo meledek Ara.
Ara yang merasa malu, dengan cepat menutupi wajahnya dengan kedua tangan Ara. Ia meruntuki perutnya yang tidak bisa diajak kompromi. Baru saja ia ingin jujur ke Bimo bahwa ia lapar dan ingin makan, konser yang ada di perut Ara menggagalkan semua itu.
"Gw malu gw malu gw malu" Batin Ara.
Bimo menarik kedua tangan Ara dari wajahnya. "Kenapa lo gak bilang kalo lo laper?"
Ara meringis menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "hehe gw baru mau jujur kalo gw laper, tapi udah keburu bunyi perut gw, sorry"
Bimo yang melihat Ara salah tingkah hanya terkekeh "yaudah sekarang kita cari makan dulu" Bimo menarik tangan Ara. Kemudian mereka berdua mendatangi tempat makan yang tidak jauh dari taman tersebut.
Mereka saat ini sedang menikmati makananya. Ara yang kelaparan dari tadi langsung saja menyantap makanan tersebut dengan cepat. Bimo melihatnya hanya geleng-geleng tersenyum.
Tak lama handphone Ara berbunyi, Ara langsung menggeser tombol jawab. "Halo fi, ada apa? Tanya Ara sambil mengunyah makanan yang ada di mulutnya.
"Sekarang lo dimana? Ada Mila disini buruan kesini ra!" Jawab Fifi diujung sana dengan suara yang sangat amat keras.
"APA?! Uhuk uhukk" Ara yang kaget dan tidak sengaja ia tersedak makanan yang akan ia telan.
Bimo melihat itu langsung mengambil minum dan memberikannya kepada Ara.
"Telen dulu makanannya baru ngomong, tuhkan kesedak. Minum dulu nih!" Kata Bimo kesal ia memutar kedua matanya melihat tingkah Ara itu. Sebenarnya ia kawatir hanya Bimo gengsi. Dasar Bimo.
Bimo menepuk pelan punggung Ara dengan satu tangannya yang masih memegang gelas yang sedang Ara minum. "Kalo makan tuh pelan-pelan ra, masih sakit?" Tanya Bimo ke Ara.
Ara menyengir dan menggeleng "Udah gak sakit bim, udah gw gapapa"
Bimo menghela nafasnya "Sini hp lo biar gw yang ngomong" Ara pun memberikan handphone nya ke Bimo.
"Halo fi ini gw Bimo. Ada apa?"
Fifi di seberang sana kaget mendengar suara Bimo yang mengangkat telponnya.
"Bim..bimo?" Jawab Fifi gagu."Iya ini gw"
"Jadi lo udah tau semuanya?"
"Iya gw udh tau, sekarang kasih tau gw kenapa lo telpon Ara"
"Syukurlah kalo lo udah tau. Jadi gini bim, gw sekarang lagi sama Rama dan Chiko. Kita ketemu Mila disini bareng Juna juga..." belum sempat Fifi melanjutkan bicaranya sudah dipotong sama Bimo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Yang Berbeda
Novela JuvenilKisah tentang Ara yang suatu ketika bertemu dengan Bimo, dipertemuan lain seolah takdir mempertemukan mereka dengan keadaan yang berbeda dimana Bimo merupakan pacar sahabat Ara yaitu Mila. Seiring berjalannya waktu rasa itu tumbuh dengan sendirinya...