"Tou san! Kaa chan!" Teriak Haruka begitu melihat orang tuanya. Raut wajah Naruto masih belum berubah dan itu disadari oleh Nagato dan Yahiko.
"Kenapa dengan Nii san Haru?" Yahiko bertanya lembut kepada anaknya sambil menggendong anaknya.
Haruka yang masih kecil paham kalau kakaknya melihat orang yang tidak disukai oleh kakaknya meskipun ia tidak tahu siapa orang itu. Maka Haruka berusaha menyembunyikan dari orang tuanya meski ia tidak tahu kenapa melakukan ini.
"Nii san masih takut Tou san!" Jawab Haruka, Yahiko mengerutkan dahinya bingung.
"Kami tadi masuk rumah hantu Tou san!" Lanjut Haruka yang paham maksud tatapan ayahnya.
"Kau ingin minum?" Tawar Nagato kepada Naruto. Naruto hanya menggeleng pelan, tanpa Naruto ketahui sebenarnya Nagato dan Yahiko bertemu dengan orang yang dilihat Naruto, bahkan masih ada sedikit rasa marah dimata Nagato.
"Lebih baik sekarang kita makan bekal. Haru udah lapar nie!" Rengek Haruka berusaha mencairkan suasana.
"Haru chan sudah lapar ya" Naruto tersenyum melihat keponakkannya yang menggemaskan itu, melupakan rasa sesak di dadanya.
"Huum" Haruka tersenyum melihat kakaknya tersenyum kembali.
Mereka berempat pun menikmati bekal yang mereka bawa dari rumah, canda tawa melengkapi acara makan mereka. Selanjutnya mereka bermain sepuasnya sebelum kembali kerumah, Naruto mulai melupakan pertemuannya dengan orang yang sangat dibencinya. Dalam hati ia berkata kalau belum saatnya membalas perbuatan mereka kepadanya dulu, rasa sakit, kecewa, marah serta kebencian, akan ia buat mereka merasakan apa yang sudah mereka perbuat kepadanya.
Meskipun sudah lima tahun berlalu tapi bayang bayang tentang kejadian itu terus mengganggunya, membuatnya terus mengingat kebencian yang tidak pernah luntur.
Sesampainya dirumah rumah Naruto langsung masuk kedalam kamar untuk menenangkan dirinya, ia menangis dalam diam pancaran matanya penuh kebencian, amarah serta keinginan untuk menghancurkan mereka. Setelah puas menangis Naruto tertidur berharap kejadian yang menyakitkan tidak datang dalam mimpinya.
Nagato menyiapkan makan malam dibantu oleh beberapa pelayan, ia mengkhawatirkan keadaan Naruto namun ia akan membiarkan Naruto sendiri untuk menenangkan diri. Nagato masih ingat pertemuannya dengan mereka di taman bermain, percakapannya dengan mereka membuatnya ingin mengubur mereka hidup hidup. Bagaimana bisa setelah membuat orang menghancurkan masa depannya sendiri, mereka terlihat tanpa rasa penyesalan sedikit pun. Lihat saja pembalasan seorang Uzumaki Nagato akan membuat mereka menyadari rasa sakit yang dialami oleh sepupunya.
"Haru chan, bisa kau panggilkan Kitsune nii?" Pinta Nagato.
"Tentu Kaa chan!" Jawab Haruka lalu segera menuju kamar Naruto.
Nagato menuju ruang kerja suaminya untuk berbicara sebelum makan malam.
Tok tok tok
"Masuk!" Suara Yahiko terdengar.
"Kau sedang sibuk Sayang?" Tanya Nagato setelah duduk dikursi.
"Sesibuk apapun diriku, kaulah prioritasku Sayang!" Jawab Yahiko sedikit menggoda Istrinya, Nagato hanya mendengus namun wajahnya bersemu merah muda.
"Apa yang ingin kau katakan?" Yahiko bertanya dengan serius.
"Masalah proyek yang sedang kau tangani! Bukan kah mereka juga menginginkan proyek tersebut?" Tanya Nagato.
"Iya! Lalu kenapa kau terlihat tertarik?" Yahiko memicingkan matanya menangkap ada niat tersembunyi dalam pertanyaan Istrinya.
"Aku akan membantumu memenangkan proyek tersebut!" Jawab Nagato mantap. Setelah menikah Nagato memang bertekad untuk melepaskan segala perusahaan ke Suaminya namun sekarang masalahnya berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBISI!!!
FanfictionMenceritakan tentang seorang pengusaha muda yang bernama Uchiha Sasuke yang tergila gila kepada seorang penghibur yang membiayai hidupnya dengan menjual tubuhnya kepada setiap pria yang berani membayarnya dengan mahal. "Kau milikku! Tidak peduli bag...