KEMUNCULANNYA

5.1K 537 37
                                    

"SA.... SAI!?"

"Apa kabar anakku?" Ucap Harasawa seraya memeluk anaknya.

"Kabarku baik Tousan! Kau tak pernah mengunjungiku saat aku berada di China Tousan rupanya kau sedang sibuk mendekati calon istrimu!" Goda pemuda tersebut sembari melirik Mikoto.

Mikoto tak percaya dengan apa yang ia lihat, dihadapannya kini berdiri seorang pemuda yang wajahnya mirip sekali dengan mendiang anaknya.

"Sai!" Batin Mikoto sendu.

Pemuda yang mirip dengan Sai itu pun tersenyum ketika mendapati Mikoto yang tengah menatapnya intens.

"Ah Mikoto kenalkan dia anakku namanya Kai! Tampankan? Seperti aku hehehe!" Ucap Harasawa mengenalkan putranya kepada Mikoto.

"Kai! Kai Katsunori!" Pemuda bernama Kai tersebut mengulurkan tangannya namun Mikoto hanya diam mematung tak lama pun manik wanita tersebut meneteskan airmata.

"Sai anakku hiks!" Isaknya sembari memeluk erat Kai membuat pemuda itu juga Harasawa terkejut dengan sikap Mikoto.

"Miko chan kau kenapa? Kenapa menangis? Dia Kai bukan Sai!" Ucap Harasawa.

Mikoto tak mendengar ucapan sahabatnya rasa rindu juga penyesalan membuatnya merasa sesak, ia sangat merindukan putra bungsunya yang sudah meninggal lalu sekarang dalam pelukannya ada pemuda yang mirip sekali dengan mendiang putranya tersebut. Apa ini hukuman Tuhan yang diberi untuknya?

"Sai.... Sai anakku hiks maafkan Kaasan nak! Maafkan Kaasan!"

Pemuda bernama Kai tersebut hanya bisa berdiri mematung namun ia merasakan kehangatan dalam pelukan Mikoto, mungkin karena lahir tanpa kehadiran seorang ibu membuatnya merindukan sosok seorang ibu, ia pun membalas pelukan Mikoto seraya membisikan kata penenang.

"Ssttt jangan menangis Kaasan! Aku disini!" Bisiknya.

Harasawa menatap sendu keduanya, ia baru pertama kali melihat putranya tersenyum tulus seperti itu, dalam hati ia mengetahui jika anaknya merindukan sosok seorang ibu, sebesar apa pun kasih sayang yang ia beri takkan membuat putranya melupakan kehadiran seorang ibu.

"Miko chan! Kai! Lebih baik kita pulang sekarang!" Ajak Harasawa merasa tak nyaman ketika banyak pasang mata yang menatap.

Skip

Kai yang tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu pun kini dapat merasakannya, Mikoto begitu memperhatikannya dan ia menyukai segala perhatian Mikoto.

Kai tak bisa berhenti tersenyum ketika Mikoto begitu telaten menyediakan makanan untuknya bahkan wanita itu pun bersedia menyuapinya ketika ia meminta Mikoto menyuapinya. Sedangkan Mikoto yang merindukan sosok putranya pun melakukan permintaan anak sahabatnya tersebut dengan suka cita.

Mikoto tak menyangka jika pemuda yang mirip dengan mendiang putranya ini baru berusia 18 tahun. Meksipun mirip namun Mikoto melihat beberapa perbedaan, pemuda ini lebih murah senyum dan sangat manja, meskipun Sai paling manja diantara saudaranya namun Sai memiliki sifat dewasa sehingga sifat manja Sai pun tak begitu menonjol berbeda dengan Kai yang tak malu menunjukan sifat manjanya.

"Makan yang banyak nak! Astaga kenapa kau kurus sekali?!"

"Hm Kaasan... aku pasti makan banyak soalnya masakan Kaasan sangat enak!"

Harasawa memperhatikan keduanya dengan cemberut, ia merasa dilupakan.

"Hiks... tidak ada yang ingat pada ku!" Ucapnya.

Mikoto menatap sahabatnya sekilas lalu kembali menatap Kai dan memberi pemuda itu perhatian.

"Tousan jangan berwajah seperti itu! Kau terlihat jelek sekali hahhahaha!"

AMBISI!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang