IBU DAN ANAK

5.1K 361 47
                                    

Kurama tidak pernah menyangka ia akan kembali menginjakan kakinya ditempat ia lahir dan dibesarkan.

Pria berwajah manis itu menghela nafas pelan sebelum menekan bel.

Kurama sudah menyiapkan hatinya untuk mengunjungi rumah yang menyimpan luka dan kehancuran hati adiknya, pria berumur 30 tahun lebih itu harus melakukan sesuatu agar adiknya tak hidup dalam kebencian.

Cukup lama ia menunggu sampai seseorang membukakan pintu untuknya, seseorang yang berjasa melahirkannya kedunia ini.

Kushina menuruni tangga dengan tergesa setelah ia mendengar bel rumahnya berbunyi, entah mengapa hatinya menyuruhnya untuk membukakan pintu. Kushina merasa kerinduan yang mendalam dalam dirinya.

Cklek!

Kushina membuka pintu rumahnya dimana berdiri seseorang yang sangat ia rindukan dan sayangi.

"Kurama." Lirih Kushina, ia tidak dapat membohongi hatinya betapa ia merasa bahagia ketika melihat putra sulungnya kembali setelah sekian tahun tak melihatnya.

"Kaasan bolehkah aku masuk?" Kurama sedikit kaku mengucapkan kata Kaasan, sebutan yang sudah lama tidak ia ucapkan.

Kushina menutup mulutnya tak percaya, airmata bahagia keluar dari kedua matanya, tanpa ragu wanita paruh baya itu memeluk putra sulungnya.

"Anakku hiks... anakku kembali hiks..."

Kushina tak bisa berhenti tersenyum saat ini ia duduk disamping anaknya sembari memeluk lengan anaknya, sudah lama ia memimpikan hal ini dimana ia dapat bermanja dengan anaknya kembali.

Kurama terdiam melihat senyuman diwajah ibunya yang cantik meski terlihat sedikit tirus, jujur saja ia sedikit canggung mengingat hubungan mereka yang bisa dikatakan buruk. Ia tidak tahu harus memulai darimana untuk membahas masalah Naruto karena ia tidak ingin membuat senyuman ibunya hilang.

Kurama tidak pernah membenci orang tuanya ia hanya merasa kecewa dengan sikap orang tuanya kepada adik bungsunya.

"Kaasan bahagia kau mau berkunjung kemari nak." Ujar Kushina.

Kurama memejamkan matanya sejenak jujur saja ia merindukan wanita yang berjasa melahirkannya tapi ia juga kecewa pada ibunya.

"Aku dengar kaasan menemui Naruto."

Kushina tersenyum tipis lalu mengangguk pelan.

"Untuk apa?" Tanya Kurama dingin.

"Tentu saja untuk memperbaiki hubungan kami. Lagipula tidak ada salahnya seorang ibu menemui anaknya kan?"

"Ibu? Anak? Cih! Kaasan lupa bagaimana sikap Kaasan dulu pada Naruto?" Ucap Kurama tajam.

Kushina tersenyum sendu hatinya merasa sakit karena putra sulungnya masih membencinya tapi ia tidak mempersalahkan hal itu karena pada dasarnya ia memang pantas dibenci.

"Kaasan tahu sulit bagimu memaafkan Kaasan dan juga Tousanmu tapi kami benar benar menyesalinya nak. Kami ingin memperbaiki kondisi keluarga kita."

"Memperbaiki yang bagaimana maksudmu?"

" Kami ingin mendapat maaf darimu dan terpenting Naruto mau memaafkan kami lalu kita berlima berkumpul menjadi keluarga bahagia."

"Apa kau tahu sejak kecil Naruto selalu berharap pengakuan dari kalian tapi kalian justru menolaknya bahkan menatapnya saja kalian merasa enggan." Kurama menatap sendu Kushina, mengingat Naruto kecil selalu berdoa agar diterima oleh orang tua kandungnya sendiri. "Apa kau tahu bagaimana perasaannya ketika kau dan suami mu itu tanpa ragu mengatakan kepada semua orang bahwa anak kalian hanya dua orang? Apa kau tahu perasaannya saat ia tengah demam dan mengharapkan sedikit saja rasa perhatianmu namun yang ia dapat hanyalah rasa sakit? Kau pikir mudah melupakan rasa sakit itu terlebih ia merasakannya bertahun tahun dan kau bahkan membiarkan putri kesayanganmu menghancurkan kebahagiaannya dengan merebut kekasihnya!" Lanjut Kurama yang tanpa dasar meneteskan airmata.

AMBISI!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang