"Maafkan aku Onii chan!"Naruto terus melangkahkan kakinya tanpa tahu arah, airmata yang terus mengalir meski ia berusaha menahan airmata namun apa daya sakit yang ia rasakan begitu dalam. Ia bukan hanya di khianati oleh cintanya namun ia juga keluarganya, apa pernah ia meminta kepada Tuhan tentang kondisinya yang mereka anggap CACAT? Apa pernah ia meminta kepada orang tuanya untuk membelikan barang barang mewah? Ia hanya ingin orang tuanya menganggapnya ada dan memberinya senyum hangat? Mudah bukan? Tapi mengapa orang tuanya enggan memberinya semua itu?
Mengapa orang yang paling di cintainya dengan gampangnya mengkhianatinya, apa kekurangannya sehingga ia harus merasa sakit seperti ini.
Naruto menghapus airmatanya, menatap kosong keatas langit yang bertaburan bintang yang indah.
"Mulai hari ini kehidupan baru yang akan aku jalani! Aku tidak boleh lemah! Aku harus menjadi diriku yang baru!" Ucapnya masih memandangi bintang.
"Bisakah aku melakukannya?" Monolog Naruto pada dirinya.
Naruto terus melangkah tanpa memperhatikan sekitar sehingga.
Ckhiiittt!!
Braaaakk!!
Sementara itu kediaman Namikaze.
Suasana suram masih menyelemuti mantion Namikaze, Sabaku Karura begitu kecewa dengan anak bungsunya tanpa berkata apa apa ia meninggalkan kediaman Namikaze.
Gaara hanya menunduk rencana untuk melamar Naruto berkat wanita jalang tidak malu itu, Gaara tidak menyangka jika Naruto mengalami hal yang begitu menyakitkan. Ia semakin merasa bersalah pada kekasihnya itu, ya Gaara masih menganggap Naruto sebagai kekasihnya bahkan sampai kapan pun.
"Gaara, kau nikahi wanita itu!" Gaara menatap ayahnya tak percaya, sementara Saara tersenyum penuh kemenangan. "Tapi jangan biarkan dia serta anaknya menginjakkan kakinya di kediaman Sabaku! Karena aku tidak inhon rumahku kotor oleh wanita jalang ini!" Lanjutnya lalu meninggalkan keluarga Namikaze yang menatapnya nyalang.
"Bagaimana dengan keputusanmu Gaara?" Tanya Minato setelah Sabaku Rasa pergi.
"Menurut paman bagaimana?" Gaara bertanya dengan sinis. "Aku akan bertanggung jawab! Tapi jangan harap aku akan menganggap Saara sebagai istriku! Karena sampai kapan pun Naruto lah yang pantas menjadi istri Sabaku Gaara! Permisi!" Gaara menatap Saara sinis, Saara memeluk Khusina erat hatinya sakit mendengar nada kebencian dari mulut orang yang ia cintai.
"Jangan harap kau akan mendapat kebahagiaan Saara! Seperti kata Naruto ia akan membalasmu dan aku lah yang akan menjadi pelantaranya!" Batin Gaara.
Minato mengepalkan tangannya ingin rasanya ia menghancurkan keluarga Sabaku yang berani menghina anaknya, saat Sabaku Rasa mengatakan Saara sebagai jalang Minato ingin menghajar bangsawan tidak tahu malu itu namun niatnya ia urungkan saat melihat tatapan memohon dari istrinya.
Belum lagi Gaara bersikap seolah olah pernikahan ini hanyalah untuk menutupi kehamilan Saara, Minato merasa malu disini ia merasa jika Gaara melakukannya seakan untuk menolongnya dari rasa malu akibat tidak dapat menjaga anak gadisnya.
Kembali ke lokasi Naruto berada.
Ckhiitttt!
Braaakkk!
Naruto menghampiri mobil yang menabrak pembatas jalan. Dilihatnya pria paruh baya bersurai hitam panjang dengan make up tebal tengah tak sadarkan diri sedangkan pemuda bersurai putih agak panjang yang diikat lemas tampak memegangi kepalanya yang terbentur setir mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBISI!!!
FanfictionMenceritakan tentang seorang pengusaha muda yang bernama Uchiha Sasuke yang tergila gila kepada seorang penghibur yang membiayai hidupnya dengan menjual tubuhnya kepada setiap pria yang berani membayarnya dengan mahal. "Kau milikku! Tidak peduli bag...