Wattpad Original
Ada 11 bab gratis lagi

Part 1

101K 6.1K 52
                                    

Jam dinding berdetak secara beraturan, namun terasa begitu sangat lambat bagi seorang pria yang berpakaian semi formal yang sedari tadi tidak bisa duduk dengan nyaman, Darrel Kneiling lahir dari pasangan Marius Kneiling dan Zoe Kneiling sebagai anak pertama. Siapa yang tidak mengenal orang tuanya? Terlebih Marius Kneiling, salah satu orang paling berpengaruh dalam dunia bisnis yang wajahnya tidak pernah absen dari media cetak maupun elektronik. Kehidupan keluarga Kneiling tidak luput dari sorotan publik dan itu sudah menjadi hal yang lumrah bagi mereka.

Darrel Kneiling digadang-gadang akan menjadi penerus kerajaan bisnis milik keluarga Kneiling. Berita mengenai pensiun dini Marius Kneiling sudah tersebar begitu pun dengan berita Darrel Kneiling yang akan meneruskan bisnis keluarga Kneiling tersebut.

Orang-orang tahu bagaimana eksistensi keluarga itu. Tak jarang keluarga mereka menjadi berita atau topik pembicaraan di kalangan umum ditambah lagi, anak kedua dari pasangan Kneiling yang bernama Hazel Kneiling merupakan model yang kini sedang naik daun. Hal itu menambah eksistensi keluarga Kneiling yang semakin disorot. Namun, berbeda dengan Darrel Kneiling, lelaki berumur dua puluh tujuh tahun itu sangat anti dengan media yang mengincar dirinya. Meskipun ia sudah terbiasa dengan kehidupannya yang seperti itu Darrel tak pernah menyukai jika dirinya muncul di televisi atau berita cetak. Meskipun sudah menjadi risiko untuk Darrel yang terlahir dari keluarga Kneiling, ditambah lagi ia memiliki ketampanan yang diturunkan dari ayahnya, dan kini bukan hanya ketampanan ayahnya saja, namun kekayaan keluarga itu turut serta diturunkan kepada Darrel. Sekalipun media memujinya Darrel sangat membenci hal itu. Berbanding terbalik dengan Marius Kneiling saat dulu yang membiarkan semua orang menyorot kehidupannya.

"Saya harap keputusan saya dapat diterima oleh semua pihak. Saya percaya bahwa Darrel Kneiling akan membawa perusahaan ini menjadi semakin lebih baik. Maka dari itu, saya mohon kerja sama Anda semua selaku pihak-pihak yang berkaitan penting dalam perusahaan demi kemajuan bisnis dan perusahaan ini. Terima kasih."

Semua orang yang berada di ruang pertemuan langsung bertepuk tangan meriah setelah Marius Kneiling mengakhiri sambutannya.

Sebagaimana yang sudah media beritakan, naiknya Darrel Kneiling menjadi pemimpin kerajaan bisnis keluarga Kneiling bukanlah sekedar omong kosong. Nyatanya, Darrel Kneiling kini sedang menandatangani berkas-berkas di hadapan para petinggi perusahaan.

"Saya akan bekerja semaksimal mungkin demi perusahaan ini. Mohon bantuannya." Darrel beranjak berdiri kemudian sedikit membungkukkan tubuhnya.

Orang-orang lalu berdiri dan satu persatu menyalami Darrel Kneiling yang kini sudah resmi menjadi penerus perusahaan keluarga Kneiling.

***

"Ruangan ini sangat membosankan, bagaimana bisa kau tahan seharian berada di sini?"

Darrel melirik malas wanita yang duduk di hadapannya. "Shut up, Lex," katanya ketus.

Wanita itu memutar bola matanya jengah. "Baiklah, lalu ada apa kau memintaku datang ke sini jika aku disuruh diam? Kau tahu, berapa nominal yang sudah kusia-siakan demi dirimu?"

Darrel tergelak pelan. "Alexis Pattinson, tidakkah kau tahu bahwa pria di hadapanmu kini sudah menjelma menjadi pria kaya raya? Aku bisa membayar waktumu itu,"

Wanita yang dipanggil Alexis itu mencebikkan bibirnya sebal. "Sombong seperti biasa, Mr. Kneiling?"

Darrel menyunggingkan senyumnya. "Aku tidak sombong Alexis, apa yang kukatakan adalah fakta."

Alexis mendengus keras. "Well, makan saja fakta itu bulat-bulat. Sudahlah, aku tak ada waktu lagi untuk meladenimu," ujarnya sambil beranjak berdiri, memakai kembali tas gendongnya yang berbahan denim dengan asal. Alexis bukannya tidak tahu tujuan Darrel menyuruhnya datang ke sini hanya untuk pamer kepada dirinya, dan itu bukan hal yang aneh. Darrel selalu memamerkan apa pun kepada Alexis hanya untuk membuat dirinya kesal dan Alexis tahu hal itu, namun bodohnya ia selalu menuruti perintah Darrel. Lelaki itu memang sialan dan dirinya sangat bodoh.

"Kau mau ke mana?" Mata Darrel mengikuti gerakan Alexis.

"Pemotretan, kau pikir aku pengangguran?"

Darrel tertawa singkat. "Ya, pengangguran yang selalu membawa kameranya ke mana pun ia pergi," ujarnya mengejek.

"Itu pekerjaanku, Bodoh." Alexis menatap dengan tatapan malas.

Darrel tergelak.

"Sudahlah, aku pergi dulu." Alexis lalu melangkah pergi meninggalkan Darrel yang masih tertawa.

Mr. RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang