Wattpad Original
Ini bab cerita gratis terakhir

Part 12

65.3K 5K 70
                                    

"Aku berencana mengajak beberapa rekan fotograferku untuk bergabung dalam pameran ini karena pameran ini berskala besar dan aku ingin apa yang kita pamerkan nanti tidak monoton sehingga dapat dinikmati oleh semua kalangan," ujar lelaki berkaca mata yang duduk di hadapan Alexis.

Alexis mengangguk. "Well ... Eric, aku rasa itu ide yang sangat cemerlang. Lalu apa kau sudah mendapatkan tema yang cocok untuk pamerannya?"

"Itu yang masih kupikirkan sampai saat ini."

Alexis mengerucutkan bibirnya dengan mata yang bergerak sambil berpikir.

"Aeterno?"

"Eternal?"

Alexis mengangguk. "Yup, eternal."

"Kenapa eternal?"

"Menurutku, foto adalah sesuatu yang eternal dan tentunya semakin lama akan semakin bernilai dan tentunya tidak terlupakan. Selain itu, dengan tema kita harus memberikan kesan agar bisa dikenang oleh para pengunjung."

Perlahan Eric tersenyum lebar mendengar penjelasan Alexis. Lelaki itu menepuk tangannya sekali.

"Brilliant!" Eric mengangguk setuju. "Aku rasa itu sangat cocok untuk pameran kita nanti. Terima kasih, Alexis, kau sangat membantu."

Alexis terkekeh lalu meminum jusnya.

"Bagaimana jika minggu ini kita lakukan meeting sekaligus bertemu dengan teman-temanku yang akan terlibat nanti."

Alexis mengangguk lagi. "Tentu, ide yang bagus."

Eric tersenyum tipis.

"Alexis!"

Mendengar suara lain yang memanggilnya Alexis refleks menoleh.

Dan tatapannya langsung bertemu dengan Darrel yang berdiri di belakangnya.

Alexis langsung beranjak dari duduknya.

"Darrel?!"

"Lex, apa yang kau lakukan di sini?"

Kedua alis Alexis terangkat. "Bekerja, kau sendiri?"

Mata Darrel seketika memicing. "Bekerja? Siapa lelaki itu?"

Mengingat kehadiran Eric di meja yang sama Alexis kemudian melirik Eric yang sedang menatapnya dan Darrel.

"Oh, Darrel kenalkan, ini Eric. Dan Eric, kenalkan ini Darrel."

Darrel melangkah maju dengan menilai, mereka saling berjabatan tangan.

"Darrel Kneiling, sahabat DEKAT Alexis," ujar Darrel dengan menekankan kata dekat secara sengaja.

Eric mengulas senyum tipis. "Eric Banet rekan kerja Alexis."

Alexis menatap keduanya bergantian yang sedang menatap satu sama lain.

"Well, guys ... ayo duduk."

Mereka kemudian melepaskan jabatannya. Eric kembali pada posisinya sementara Darrel duduk di samping Alexis.

"Apakah kalian hanya berdua saja?"

Alexis dan Eric mengangguk bersamaan.

"Ya, kami berdua sejak tadi," ujar Eric menanggapi pertanyaan Darrel yang sebenarnya dilayangkan kepada Alexis.

Darrel melirik Eric cepat kemudian menatap Alexis lekat.

"Di mana asistenmu?"

"Asistenku?"

Darrel mengangguk. "Ia tak ikut bekerja denganmu?"

Alexis menggeleng. "Tidak. Kenapa?"

"Dan kau hanya berdua saja sejak tadi?" Darrel memelankan nada bicaranya.

Alexis mengangguk. "Ya, kenapa memangnya?"

"Kau bilang ini bekerja?"

"Darrel, apa sih maksudmu sebenarnya?" desis Alexis sambil melirik Eric lewat sudut matanya.

Eric menatap dirinya dan Darrel bergantian.

"Em Eric, kurasa sebaiknya kita bahas sisanya saat meeting nanti bagaimana?"

Eric mengangguk lalu tersenyum tipis. "Ya, tentu saja, itu akan lebih baik," ujarnya sambil menutup laptop dan memasukkan barang-barang miliknya ke tas.

"Kalau begitu Alexis, aku pergi dulu kurasa pertemuan kita hari ini sudah cukup." Eric beranjak berdiri sambil menggendong tasnya.

Alexis mengangguk. "Tentu Eric, terima kasih."

"No, harusnya aku yang berterima kasih."

Alexis terkekeh.

"Baiklah, sampai jumpa, Alexis." Mereka lalu berpelukan singkat.

"Darrel, sampai jumpa." Eric melirik Darrel sambil mengulas senyum tipisnya.

Darrel hanya mengangguk sekali membalas senyum Eric dengan senyum singkat.

Kemudian Eric pergi meninggalkan Darrel dan Alexis berdua di sana.

"Bodoh! Apa yang kau lakukan di sini?!" tanya Alexis kesal.

"Harusnya aku yang bertanya padamu." Darrel berujar dengan santai lalu menghabiskan jus milik Alexis.

"Sudah aku bilang, aku bekerja, Darrel!"

"Bekerja katamu?"

"..."

"Tanpa asisten?"

"Memangnya aku dirimu yang harus selalu bersama Mrs. Hyde saat bekerja?"

"Tentu saja, kau tidak boleh sendiri terlebih bertemu dengan lelaki."

"Dan kau pikir dirimu apa?" Alexis semakin kesal dibuatnya, Darrel hanya mencari-cari alasan untuk membuatnya kesal.

"Aku berbeda dengannya Alexis. Aku tidak mungkin berbuat macam-macam denganmu."

"Eric bukan orang jahat, Darrel." Alexis memutar matanya jengah.

"Who knows."

"Aku sudah lama mengenalnya."

Mata Darrel menyipit. "Kenapa kau tidak cerita padaku?"

Alexis mendengus malas. "Itu bukan urusanmu."

"Tentu saja itu urusanku, aku harus tahu siapa pun yang kau kenal."

"..."

Bibir Alexis terbuka, matanya mengerjap beberapa kali. Ia tak habis pikir dengan jalan pikiran Darrel hingga dirinya tak mampu berkomentar apa-apa lagi.

"Sudahlah, ayo kita pergi."

"Apa-apaan sih! Kenapa kau jadi seenaknya begini?"

"Kau ingin terus-terusan di sini?"

"..."

"Kau tidak lupa bukan bahwa malam ini adalah pesta ulang tahun Hazel?"

Alexis mendengus panjang, akhirnya wanita itu beranjak berdiri. Menggendong tas levis-nya.

"Kau sangat menyebalkan, Darrel," gerutu Alexis.

Sementara Darrel hanya terkekeh sambil memperhatikan setiap gerakan Alexis.

icon lock

Tunjukkan dukunganmu kepada Def, dan lanjutkan membaca cerita ini

oleh Def
@Defanny18
​Alexis pattinson dan Darrel Kneiling sudah bersahabat sejak kecil, h...
Beli bab baru cerita atau seluruh cerita. Yang mana pun itu, Koinmu untuk cerita yang kamu sukai dapat mendukung penulis secara finansial.

Cerita ini memiliki 42 bab yang tersisa

Lihat bagaimana Koin mendukung penulis favoritmu seperti @Defanny18.
Mr. RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang