Wattpad Original
Ada 9 bab gratis lagi

Part 3

69.7K 5.2K 81
                                    

Darrel menatap Melanie lekat, lelaki itu kemudian beranjak dari duduknya dan melangkah menghampiri Melanie yang sedang memakai bajunya.

Darrel mendekap Melanie dari belakang. "Apa kau masih marah padaku?" bisik Darrel.

Melanie menghentikan gerakannya. Ia diam.

"Come on, Baby ... ini sudah tiga hari. Aku janji akan meluangkan waktu untuk liburan kita yang tertunda. Okay?"

Melanie hanya mendengus samar, wanita itu melepaskan diri dari dekapan Darrel.

"Terima kasih, Darrel, tapi aku sudah tidak memiliki mood lagi. Kau tak perlu melakukannya."

Darrel mengangguk pelan. "Tapi—"

Melanie melepaskan tubuhnya dari dekapan Darrel, ia berbalik untuk menatap Darrel lalu tersenyum singkat. "Aku tidak ingin membahasnya lagi."

Darrel akhirnya menatap Melanie pasrah sementara perempuan itu melangkah menuju ranjang tidur.

"Bisakah kita tidak bertemu untuk beberapa waktu?"

Dahi Darrel mengerut heran. "Kenapa?"

Melanie merebahkan tubuhnya di ranjang. "Aku hanya ingin sendiri."

Darrel mendengus pelan, belakangan ini hubungannya dan Melanie memang sedang tidak baik-baik saja terlebih setelah pertemuan Melanie dengan kedua orang tua Darrel, ditambah lagi Darrel yang semakin disibukkan oleh pekerjaan. Waktunya semakin terbatas dan membuat hubungannya dengan Melanie tak sehangat dulu lagi.

"Jika itu caramu untuk menghindariku itu sama sekali bukan cara yang dewasa, Mel."

Melanie mendengus keras, wanita itu beranjak duduk lalu menatap Darrel lekat.

"Darrel, belakangan ini kita selalu bertengkar bukan? Waktumu selalu dihabiskan untuk pekerjaan, bahkan semua rencana kita hancur berantakan begitu saja. Aku ingin kau pikirkan itu, bagaimana dirimu yang berubah untukku."

Darrel menahan napasnya ketika Melanie menghujani dirinya dengan kata-kata penuh amarah. Lalu dengan berat ia menghembuskan napas.

"Bukankah aku sudah minta maaf, Mel? Dan lagi, aku sekarang memiliki tanggung jawab besar di perusahaan. Aku hanya ingin kau mengerti diriku sedikit saja?"

Mata Melanie memicing, wanita itu langsung membuang tatapannya ke arah lain.

"Ini hanya soal prioritas, Darrel."

"..."

"Sebaiknya kau kembali ke rumah, aku ingin istirahat."

Darrel menahan helaan napasnya, lagi-lagi Melanie berusaha menghindari dirinya, lalu bagaimana bisa semua permasalahan di antara dirinya dan Melanie akan usai jika wanita itu terus menghindarinya dan tidak pernah berusaha menyelesaikan pembicaraan yang sedang berlangsung?

"Jangan bilang kau sedang mencari-cari masalah untuk berpisah denganku?" tanya Darrel asal tebak, namun ucapannya sontak menyita kembali perhatian Melanie.

Wanita itu menatap Darrel lekat, namun tak satu pun kata keluar dari mulutnya.

"Jika itu memang tujuanmu, aku tidak akan membiarkannya begitu saja," ujar Darrel lalu berbalik melangkah keluar dari ruang kamar.

Kaki Darrel melangkah cepat menuju mobilnya, ia duduk di bangku kemudi sambil menatap lurus dengan tatapan kosong.

Melanie pernah sekali ingin mengakhiri hubungan dengan dirinya yang Darrel bahkan tidak tahu apa alasannya, namun pada akhirnya Darrel berhasil menyelamatkan hubungan mereka. Ia teramat mencintai wanita itu dan Darrel tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya tanpa Melanie.

Mr. RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang