Setelah sampai di Cafe, aureli langsung membuka laptopnya dan langsung menyambungkan wifi untuk membuat tugas kelompoknya
"lo buat semuanya sendiri, gue ma males" sahut Andre tiba-tiba yang membuat aureli berdecak dengan sikap Andre yang selalu bercanda pada waktu-waktu yang seharusnya ia serius seperti ini
"lo tu ya Ndre, ini kan tugas kelompok. Buatnya bareng-bareng dong" jawab aureli sedikit Menampakkan wajah cemberut nya
"alah, bilang aja kalo gak bisa" ledek Andre kepada aurel "Siniin laptopnya " tambah Andre sambil menggeser laptop aureli hingga kehadapannya saat ini
"kok sendiri?" tanya aureli tak mengerti dengan tingkah andre
"gue tu yakin elo gak bisa" ledek Andre kembali
"lo tu ledekin gue mulu ya! Lo suka ya sama gue" tebak aureli menggoda andre
"ha? Suka? Pedean banget lo!" elak andre
"alah jujur aja kalo lo suka sama gue?" aureli yang masih kekeh dengan tebakannya sambil menaik turunkan alisnya
"kalo iya kenapa?" jawab andre ragu
"tu kan, bener kan lo suka sama gue? Udah ketebak" aureli dengan wajah kegirangannya
"iyaa, gimana? Lo mau gak jadi pacar gue?" andre yang bisa dibilang sedang menembak aureli
"hah? Pacar? Bercanda mulu lo Ndre. Kali ini gak lucu bercanda lo" sahut aureli sambil tertawa terbahak karna merasa jika Andre saat ini masih bercanda
"gue serius rell, kurang serius apa sih muka gue?" Andre yang Menampakkan wajah seserius mungkin
"lo serius?" aureli yang masih berusaha menahan tawanya
"rel, kurang serius apa sih muka gue?" masih berusaha meyakinkan aureli dengan berusaha Menampakkan wajahnya seserius mungkin seperti tadi
"gue gapercaya lo suka sama gue Ndre, lo aja tiap hari ledekin gue mulu. Masak lo suka sih sama gue?" ucap aureli masih heran dengan pernyataan Andre tadi
"cuma dengan cara itu aja rel, dengan cara ledekin lo gue bisa dapet perhatian dari lo. Itu alesan gue kenapa selalu ledekin lo" penjelasan andre
"Ndre, lo tu udah gue anggep kayak sahabat gue, bahkan lo udah gue anggep kayak kakak gue sendiri. Yaa gue pikir cukup lah ya kita jadi sahabat aja" permyataan menolak aureli dengan cara halus
"apa lo bener-bener gak punya rasa yang lebih sedikit pun ke gue gitu?" tanya Fandi yang ingin meyakinkan jawaban aureli
Aureli pun menghela nafas panjangnya "Ndre, lo bisa dapetin cewe yang lebih dari sekedar gue" aureli dengan menenangkan Andre karna tak mau Andre merasa kecewa dengan jawabannya
"gue yakin diluar sana banyak cewe yang ngarepin elo" tambah aureli masih dengan nada yang lembut
Andre pun hanya terdiam tak menjawab semua perkataan aureli dan berfikir berusaha mencerna apa yang barusan dikatakan aureli
Mereka berdua pun sama-sama diam membuat suasana hening dan sunyi
Aurelipun yang tak nyaman dengan suasana seperti itu berusaha membuka pembicaraan yang telah terhenti bertujuan untuk memecah keheningan "Ndre, lo gak marah kan sama gue?"
Andre pun hanya menggeleng kepalanya tanpa mengeluarkan suara sedikitpun untuk menjawab pertanyaan aureli
"Ndre, ngomong dong Ndre" aureli yang tak enak hati kepada andre
"yaudah, gue terima keputusan lo. Tapi kita bisa kan jadi sahabat?" jawaban Andre berusaha bersikap sedewasa mungkin
"ya bisa lah, kenapa enggak?" aureli kembali mengeluarkan senyumnya yang tadi sudah pudar
KAMU SEDANG MEMBACA
About Waiting (TentangPenantian)
Teen FictionBerawal dari ketidaksengajaan yang mungkin itu sudah di atur oleh yang maha kuasa. Dan Penantian menjadi sebuah hal yang menjadikan ku seorang yang setia dan sabar menunggu ketidak pastian. Awalnya ragu menantinya, takut jika Penantian ini menjadi...